CALEG GOLKAR

Pesawat  Alami CAT, Pramugari Dan Penumpang Batik Air Luka-luka

Pesawat Batik Air/net

 

MEDAN (medanbicara.com)-Pesawat Batik Air nomor penerbangan ID6890 tipe B737-800 NG dengan Regrestasi PK-PLY dari Jakarta tujuan Bandara Kualanamu mengalami Clear Air Turbulence (CAT). Akibatnya, pramugari dan penumpang mengalami luka-luka.

Adalah, Sasi Yuni Triastuti (21), warga Bekasi, pramugari yang mengalami luka-luka. Dia harus mendapatkan perawatan intensif di Kamar 250 , lantai II, Rumah Sakit (RS) Grandmed, Lubuk Pakam.

Informasi yang diperoleh, Rabu (25/10), Sasi Yuni Triastuti mengalami patah tulang di kaki kiri (factur) saat berusaha menyelamatkan Hoen Tjeng Ke warga Jalan Mantri No.17 H Medan Maimun, Medan, salah seorang penumpang Batik Air. Dimana, saat pesawat mengalami  CAT, Hoen Tjeng Ke sedang berada ditoilet pesawat. Saat ini Sasi Yuni Triastuti sedang tahap pemulihan untuk persiapan operasi.

Humas RS Grandmed, Lubuk Pakam Emra Sinaga mengatakan, Sasi Yuni Triastuti tiba di IGD RS Grandmed pada Selasa (24/10) sekira pukul 19.00 Wib. Sasi Yuni Triastuti diantar petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) bersama Hoen Tjeng Ke. Namun atas permintaan pihak keluarga, Hoen Tjeng Ke dirujuk ke RS Columbia Asia, Medam satu jam kemudian.

“Kaki kiri Sasi Yuni Triastuti patah (factur), saat ini masih tahap pemulihan. Sasi Yuni Triastuti direncanakan akan menjalani operasi, Sasi Yuni Triastuti merupakan pasien Jasa Raharja. Informasinya saat pesawat mengalami turbelensi Sasi Yuni Triastuti yang merupakan pramugari berusaha menolong  Hoen Tjeng Ke yang sedang didalam kamar mandi," sebut Emra.

Amatan wartawan, Sasi tengah berbaring dan ditemani dua orang wanita. Saat wartawan meminta izin untuk menemui Sasi, salah seorang wanita yang mengaku pegawai Batik Air tidak memberi izin, karena Sasi Yuni Triastuti tidak  bersedia diwawancarai.

“Kami dari Batik Air, kondisinya baik-baik saja dan mau istirahat," ungkapnya.

Sementara Manajer Humas Bandara Kualanamu Wisnu Budi Setianto menyebutkan, pesawat Batik Air yang membawa 114 penumpang mengalami CAT pada Selasa (24/10) pada ketinggian 20.000 kaki atau sekitar 6 Km diatas permukaan laut.

“Kejadiaan di hari Selasa tanggal 24 Oktober 2017 dan pesawat tersebut landing (mendarat)  dengan mulus di KNO pada pukul 17.33 Wib," kata Wisnu.

Wisnu juga menjelaskan ,selain dua penumpang dan seorang pramugari mengalami cidera, peristiwa ini juga mengakibatkan beberapa penumpang mengalami shock. “Pesawat  tidak mengalami kerusakan dan sudah diterbangkan kembali ke Jakarta pada jam 00.10 Wib malam kemarin," jelas Wisnu.

Terpisah  Public Relations Lion Air Group Ramaditya Handoko   menerangkan, pesawat Batik Air yang mengalami CAT tersebut berangkat dari  Bandara Internasional Soekarno - Hatta pada Selasa (24/10) pukul 15.00 Wib  menuju Bandara  Kualanamu mengangkut 114 penumpang  dan 7 awak pesawat.

Namun, saat sedang terbang di wilayah udara Kabupaten  Tobasa mengalami goncangan yang cukup kuat  dalam cuaca yang tidak berawan atau dikenal dengan istilah ”Clear Air Turbulance” (CAT).

“Pesawat  yang  diterbangkan Capt. Rizky Nusa (seorang pilot senior) mendarat dengan baik dan sempurna di Bandara Internasional Kualanamu pada pukul 17.20 Wib," kata Ramaditya.

Menurut Ramaditya, pada saat pesawat mendarat  diketahui ada satu orang penumpang dan satu orang awak kabin mengalami cedera, sedangkan penumpang dan awak pesawat lainnya dalam kedaan sehat walafiat. Kedua korban langsung di bawa ke Klinik Kesehatan Bandara, setelah dilakukan pengecekan oleh dokter KKP Bandara Kualanamu diketahui penumpang atas nama Hoen Tjeng Ke mengalami patah tulang belakang dan awak kabin atas nama Sasi Yuni Triastuti mengalami patah kaki. Kedua korban  langsung  di rujuk ke Rumah Sakit Grandmed, Lubuk Pakam untuk dilakukan perawatan lanjutan. Penumpang lainnya setelah mengambil bagasi masing-masing langsung  meninggalkan Bandara Kualanamu.

Dijelaskan, Clear Air Turbulance (CAT)  adalah jenis goncangan yang kejadiannya tidak terkait dengan kehadiran awan. Pesawat terbang baiasanya mengalai guncangan saat melintas daerah berawan dan jarang mengalami guncangan pada saat terbang di cuaca tidak berawan, namun tidak dengan CAT,  pesawat justru mengalami goncangan pada ruang udara yang tidak berawan dan tanda-tanda untuk kejadian seperti ini belum dapat dideteksi oleh instrument pesawat.

“Kami akan melakukan penanganan secara maksimal terhadap pelanggan dan awak kabin kami yang mengalami cedera akibat hal ini sebagai bentuk jaminan dan pelayanan dalam menjaga keselamatan dan keamanan serta kenyamanan. Pihak Lion Air Group akan bertanggungjawab atas biaya perawatan penumpang," ujarnya Ramaditya. (man)

 

Mungkin Anda juga menyukai