CALEG GOLKAR

Jurnalis Harus Utamakan Unsur Idealistik

PADANG (medanbicara.com)-Pemerhati media, yang juga mantan Ketua MA dan juga mantan Ketua Dewan Pers dua periode Prof. Bagir Manan menyatakan, profesionalitas dalam menyajikan berita kepada publik saat ini menjadi suatu keharusan terutama di era digital dimana media publik begitu massif. Untuk itu, menjadi seorang jurnalis (wartawan) harus mengutamakan unsur idealistik.

“Hal itu bisa dipertahankan kalau punya kualitas. Dan, kualitas sangat menentukan posisi kita di era digital. Karena, jurnalis sebagai corong informasi berperan penting dalam mencerdaskan masyarakat. Tugas penting jurnalis yang profesional sesuai kode etik sangat berbanding lurus dengan citranya di masyarakat,” tuturnya saat menjadi keynote speaker pada acara Konferensi Jurnalis Perempuan Indonesia (KJPI) di Hotel Inna Muara, Sumatera Barat, Padang, belum lama ini.

KJPI diselenggarakan oleh Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) bekerjasama dengan Dewan Pers. Turut hadir sebagai narasumber, Uni Z Lubis dari IDN Times, anggota Dewan Pers, Ratna Komala dan Ketua FJPI, Ramdeswati Pohan.

Menurut Bagir Manan, jurnalis yang profesional dan bermartabat tentunya tidak mudah dimanfaatkan oleh para kandidat pada momen Pilkada dan Pemilu untuk memperkenalkan diri dan menaikkan citra diri.

Dikatakannya, netralitas media dalam momen pemilihan harus menjadi perhatian utama, karena masyarakat perlu dicerdaskan dengan berita-berita yang aktual, berimbang, dan bermanfaat.

"Kita sedang menghadapi tahun politik. Saya tidak suka jika ada pihak yang menggunakan pemilu seolah-olah pemilu itu adalah hal yang khusus. Mengandung hal-hal yang mengancam. Padahal, pemilu itu harusnya dijadikan sebagai tata cara hidup yang lebih baik,"ujar Bagir Manan yang juga merupakan pembina Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) ini.

Dia menyinggung juga terkait demonstrasi yang dilakukan masyarakat. Menurutnya, demonstrasi sah-sah saja dilakukan. Karena, demonstrasi adalah salah satu bentuk demokrasi di Indonesia, selama tidak melakukan penyimpangan.

"Jangan sampai pemilu merendahka  martabat pers. Pers harus tetap bermartabat. Pers berpihak itu kan hati. Tapi, ada martabat-martabat yang tidak boleh dilampauinya. Ada tiga tempat yang masih dipercaya untuk mengadu didunua ini yakni, pers, komite intelektual di kampus dan LSM. Jika ketiganya tenggelam, saya tidak tahu akan mengadu kemana,"tuturnya. (eko fitri)

 

Mungkin Anda juga menyukai