CALEG GOLKAR

Pertama Raba Payudara, Kedua Raba ‘Barangtu’, Ketiga Embat Keponakan, Oknum Guru SMP Ini Divonis 7 Tahun Penjara

Oknum guru SMP Negeri 8 Medan, Kasim Ginting (59) divonis 7 tahun penjara usai terbukti melakukan tindak pidana persetubuhan dan perbuatan cabul terhadap WES (17) di Kamis (28/3/2019) di PN Medan. (trb)

MEDAN (medanbicara.com)-Oknum guru SMP di Medan, Sumut, Kasim Ginting (59) dihukum tujuh tahun penjara. Pengadilan Negeri (PN) Medan menyatakan Kasim terbukti mengembat keponakannya.

“Terdakwa juga harus membayar denda Rp 500 juta atau subsider dua bulan kurungan,” kata Majelis Hakim diketuai Mian Munthe, dalam amar putusannya di Pengadilan Negeri (PN) Medan sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (31/3/2019).

Dalam pertimbangan hakim, hal-hal yang memberatkan perbuatan terdakwa merusak masa depan korban, tidak mengakui perbuatannya sehingga mempersulit jalannya persidangan.

“Sedangkan, hal-hal yang meringankan terdakwa bersikap sopan dalam persidangan dan sudah berusia lanjut,” ujar Hakim Mian.

Perbuatan terdakwa terbukti melanggar Pasal 81 ayat (1) jo Pasal 76D Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Chandra Naibaho menuntut terdakwa Kasim selama 10 tahun penjara dan denda Rp1 miliar atau subsider enam bulan kurungan.

JPU Chandra, dalam dakwaannya menyebutkan pada 25 Juni 2017, korban bersama ibu kandungnya datang ke rumah Kasim. Istri terdakwa, merupakan adik kandung dari Nuratma. Korban menjadi anak angkat terdakwa dan disekolahkan selama berada di Medan.

Tidak berapa lama kemudian, pada suatu malam terdakwa masuk ke dalam kamar korban dan menciumi pipi kiri serta kanan wanita yang masih bersekolah.

"Korban terbangun dan melihat terdakwa sedang memegang payudaranya. Spontan, korban marah dan menepis tangan terdakwa," ujar Jaksa.

Kemudian, pada tanggal 27 September 2017, korban sedang memasak, tiba-tiba dipeluk terdakwa dari belakang sambil meraba dan meremas kemaluan korban.

Pada tanggal 30 Oktober 2017, terdakwa kembali menemui korban ke dalam kamar dan memperkosanya. Perbuatan terdakwa yang selama ini selalu merundung korban diketahui ibunya Nuratma, sehingga dilaporkan ke Polrestabes Medan. (dtc)

Mungkin Anda juga menyukai