CALEG GOLKAR

Pelajar yang Dibunuh Masih Keturunan Raja

TANJUNG MORAWA. (medanbicara.com).Pelajar yang tewas dibunuh dengan dugaan awal korban perampokan di Salon Winda, Tanjung Morawa adalah keturunan raja batak. Hal ini diungkapkan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Parsadaan Pomparan Raja Sonang se Dunia (Parsada), M Alboinsah Gultom,Kamis (16/11).

Korban Richard Vanesa Pakpahan (16),dibunuh di rumahnya oleh seseorang yang sebelumnya sempat berbincang dengan ibu korban, Linceria Sitorus Selasa (14/11) sore.

Korban dipukuli pelaku hingga meninggal dunia dikediamannya di Desa Bangun Sari Baru, Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang.

Kepada sejumlah wartawan, Rabu (15/11) siang di lokasi Kolam Renang Kuala Mega Tanjungmorawa, M Alboinsah Gultom yang akrab disapa Boi Gultom mengatakan, kejadian yang dialami korban sangat sadis dan pelaku sama sekali tidak mempunyai hati nurani serta tidak ada perikemanusiaan. Korban merupakan keluarga besar PARSADA. Dia anak dari J Pakpahan yang menurut garis keturunan masih ada darah raja batak.  Untuk itu, PARSADA membantu pihak kepolisian guna menangkap pelaku pembunuhan itu. Setiap informasi yang ada akan disampaikan kepada polisi agar pelaku cepat tertangkap.

Keluarga besar PARSADA siap membantu, sebab korban merupakan salah satu keturunan Raja Sonang. Yang merupakan anak keturunan Raja Sonang, Gultom, Samosir, Pakpahan, Sitinjak dan Harianja. “Kami berharap kepada keluarga korban supaya tabah dengan kejadian tersebut. Kepada seluruh jajaran PARSADA supaya tetap memberikan perhatian kepada anggota, khususnya kepada keluarga besar Raja Sonang tanpa terkecuali,” sebut Boi.

Pelajar Berprestasi

Linceria histeris ketika teman korban beserta guru datang ke rumah duka. “Richard Vanesa Pakpahan adalah murid terbaik dan merupakan juara kelas,” kata guru salah satu SMA Katolik di Tanjung Morawa tempat korban menimba ilmu.
Richard Vanesa Pakapahan merupakan murid yang mewakili sekolah untuk mengikuti olimpiade sains matematika. Dari 300 peserta, Richard Vanesa Pakpahan menduduki rangking 19.

“Sertifikat ini merupakan kenang-kenangan terakhir yang bisa kau berikan kepada kedua orangtua mu,” sebut guru yang mendampingi murid teman korban.

Motif Belum Jelas

Kapolsek Tanjung Morawa AKP Fredly Parlindungan ketika dikonfirmasi menyebutkan pihaknya sudah memeriksa dua saksi laki-laki yang diduga kenal dengan pelaku.

Namun sejauh ini polisi belum dapat memastikan motif pembunuhan korban. “Belum dapat dipastikan motifnya apakah perampokan atau ada motif lain. Masih kita dalami,” pungkasnya

Sementara itu, informasi diperoleh disekitar kediaman korban, sebelumnya pelaku yang memakai kaos you can see warna merah mondar-mandir berjalan kaki didepan rumah korban. Tak berapa lama, korban masuk dan bertanya kepada Linceria dimana korban. Tak curiga Linceria menjawab jika korban tidur dalam rumah. Lalu pelaku memesan kopi luwak dan menumpang mau ke WC. Tapi pelaku tidak keluar sehingga Lincerita curiga dan saat masuk ke dalam. Wanita beranak tiga ini melihat jika anaknya sudah berlumuran darah. Spontan Linceria berteriak minta tolong dan pelaku kabur dengan becak yang diduga pengemudinya sudah menunggu pelaku di lokasi.

Ibu korban kemudian melarikan Richard ke rumah sakit terdekat.Karena mengalami luka yang begitu parah,korban dipindahkan ke rumah sakit Pirngadi Medan.Namun sayang,nyawa korban tidak bisa ditolong.

Setelah selesai proses adat, korban dikuburkan di pemakaman yang berada di Batang Kuis,Deli Serdang. (man)

 

Mungkin Anda juga menyukai