CALEG GOLKAR

Rambutnya Keren, Ngaku Polisi, Merazia Minta STNK, Eh Diteriaki Begal, Begini Jadinya…

Pelaku diamankan di Polsek Percut Sei Tuan. (msc)

MEDAN (medanbicara.com)– Begal berambut keren pakai jambul ini memang nekat. Saat beraksi ia mengaku intel polisi, ujung-ujungnya ngajak korban untuk ‘berdamai’ dengan meminta sejumlah uang.

Akibat perbuatannya, begal Medan berinisial MSN alias Izal (22), warga Jalan Terusan, Dusun II Desa Bandar Setia, ini ditangkap warga dan dijebloskan ke sel tahanan Polsek Percut Sei Tuan.

Korbannya, Akhyaruddin (19), warga Dusun 16 Bagan Percut, Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, langsung membuat pengaduan polisi sesuai dengan surat laporan Nomor: LP/1763/K/IX/2018/SPKT PERCUT.

Informasi yang dihimpun wartawan, Senin (3/9/2018) menyebutkan, pembegalan tersebut terjadi di Jalan Pasar 15, Dusun 20, Desa Bandar Klippa, Minggu kemarin (2/9/2018).

Awalnya korban bersama temannya, Ahmad Budiman, duduk di pinggir Jalan Desa Saentis. Ia kemudian didatangi 2 orang laki-laki yang tidak dikenal mengendarai sepeda motor. “Kami polisi, tunjukan STNK-mu!,” kata pelaku.

Korban pun mengatakan tak membawa STNK, kemudian pelaku membawa korban dengan alasan mau dibawa ke kantor polisi mengendarai sepeda motor korban. Saat tiba di Desa Tambak Bayan, pelaku berhenti di salah satu rumah kosong dan meminta uang damai.

“Gimana ini, kita damai atau kita ke polsek aja, kalau damai bayar Rp 700 ribu,” kata tersangka. Korban pun menjawab, “Saya tidak punya uang.”

Pelaku kemudian membawa pelapor jalan-jalan. Saat tiba di keramaian, korban berteriak minta tolong, “Begal, begal!” teriaknya.

Korban berusaha mengambil kunci kontak sepeda motornya, namun pelaku mendorong korban dari boncengan hingga terjatuh. Dalam sekejap, warga pun berdatangan dan berhasil menangkap pelaku.

Personel piket Unit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan yang menerima informasi dari warga bahwa pelaku telah diamankan, langsung ke TKP mengamankan pelaku dan barang bukti.

Kepada polisi dan warga, pelaku memohon ampun. Dia mengaku terpaksa melakukan perbuatan tersebut karena desakan ekonomi keluarganya. (msc)

Mungkin Anda juga menyukai