CALEG GOLKAR

2030, Jumlah Penderita Ginjal Mencapai 21,3 Juta Penduduk

MEDAN (medanbicara.com) – Ginjal manusia saat ini sedang ‘terancam’. Banyaknya makanan siap saji yang mengandung tinggi kalori, ditambah lagi perilaku malas berolahraga menjadi penyebab munculnya penyakit diabetes dan hipertensi, yang merupakan penyakit pemicu gagal ginjal kronik.

Hal ini dikatakan, Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) Sumut - Aceh Prof Harun Rasyid, Jumat (10/3), menanggapi Peringatan Hari Ginjal Sedunia.

"Kalau gagal ginjal karena betul-betul yang bermasalah dari ginjal itu sendiri hanya sekitar 13 - 15 persen saja. Penyebab gagal ginjal di Indonesia itu paling tinggi dikarenakan hypertensi, sekitar 50 persen, kedua karena diabetes sekitar 27 persen," ujarnya.

Pada tahun 2030 diperkirakan, sambungnya, jumlah penderita ginjal mencapai 21,3 juta penduduk. Tahun 2000 jumlah penderita gagal ginjal mencapai 8,4 juta.

"Inilah alasan setiap Maret pada Kamis kedua, dilaksanakan peringatan Hari Ginjal Sedunia. Tujuannya adalah menyampaikan ke masyarakat bahwa ginjal manusia saat ini terancam. Artinya, setiap satu tahun jumlah penderita gagal ginjal naik 10 persen, atau setiap 10 tahun naik 100 persen," terangnya.

Disebutkannya, terus meningkatnya jumlah penderita ginjal, maka biaya pengobatan atau terapi gagal ginjal (hemodialisa) di dunia mencapai 1 triliun dolar.

"Hanya untuk pasien gagal ginjal yang cuci darah saja BPJS Kesehatan mengeluarkan biaya Rp1,7 triliun," bilangnya.

Karena itu, agar dapat mengantisipasi atau mengenali lebih dini faktor risiko ini penyebab gagal ginjal, sebaiknya setiap orang secara teratur memeriksakan diri dengan screening test. Yakni berupa pemeriksaan urin lengkap dan pemeriksaan tekanan darah serta gula darah secara periodik.

“Dan semua ini dapat dilakukan di Puskesmas secara gratis,” jelas dia.

Prof Harun menuturkan 5 persen hingga 10 persen penyakit ginjal dimulai dari penyakit akut. Jika ditangani secara benar, penyakit ginjal akut ini bisa disembuhkan. Lain kiranya dengan penyakit ginjal kronik.

“Artinya, belum tentu orang yang sakit ginjal langsung cuci darah, hanya saja kalau dibiarkan tanpa ditanggulangi maka harus cuci darah. Ada lima tahapan atau stadium ginjal, kalau sudah stadium lima baru cuci darah,” ucapnya.

Penyakit ginjal kronis ini, sambungnya, dapat mengenai semua usia, walaupun risiko makin besar bisa usianya lebih dari 50 tahun. Lantaran, semakin tinggi usia, fungsi ginjal semakin tidak baik.

Untuk itu, agar dapat menghindari penyakit ginjal sejak dini, disarankan untuk memghindari makanan siap saji yang mrngandung kalori tinggi, rajin berolahraga dan hindari kegemukan.

"Tolong atur gulamu, hypertensi dan hindari kegemukan jika mau menyelamatkan ginjalmu," ujar Prof Harun sembari mengatakan, pihaknya sudah membagikan brosur tentang menjaga ginjal di 10 titik persimpangan di Medan. (fat)

Mungkin Anda juga menyukai