CALEG GOLKAR

Kasus Siswi SD Tewas, Pengusaha Waterpark Tamora Indah Terancam Penjara

MEDAN (medanbicara.com) – Tewasnya siswa sekolah dasar (SD), akibat tersedot mesin pompa air Waterpark Tamora Indah, Kamis (26/6) lalu, biaa berbuntut panjang. Pengusaha kolam berenang yang sudah beroprasi puluhan tahun tersebut bisa diproses ke jeruji besi.

Pasalnya, hingga saat ini pihak Kepolisian Sektor Patumbak tengah melakukan penyelidikan apakah adanya kelalaian dalam peristiwa itu.

“Kita terus lakukan penyelidikan terkait tewasnya seorang bocah akibat tersedot mesin pompa air di Waterpark Tamora Indah dan terus kita dalami,” sebut Kanit Reskrim Polsek Patumbak, AKP Ferry Kusnadi SH, Jumat (27/5).

Perwira dengan pangkat tiga balok emas di pundak tersebut mengaku dalam kasus tersebut pihak telah memeriksa 4 saksi. Namun pengusaha kolam berenang tersebut belum juga dilakukan pemeriksaan secara resmi.

“Sementara ini 4 saksi sudah kita periksa. Dan untuk pengusaha secepatnya kita akan periksa,” sebut Ferry.

Disinggung apakah pengusaha dapat dijerat hukum kelalaian mengakibatkan kematian, Ferry menimpal jika pasal itu bisa saja diberikan pada pengusaha jika nantinya terbukti.

“Yah kita lakukan penyelidikankan dulu membuktikan ada tidaknya kelalaian atau memang tidak ada kesengajaan,” pungkas Ferry.

Sementara pengusaha Tamora Indah, Asiong saat dikonfirmasi wartawan mengaku telah melakukan tanggungjawab yang semestinya dilakukan. Dia mengaku, pihakya telah menanggung semua biaya visum di rumah sakit dan sampai korban dikebumikan.

“Menurut saya itu musibah, siapa yang mau musibah itu terjadi. Jadi sebagai kemanusiaan kita sudah lakukan sebaik mungkin,” pungkasnya singkat pada wartawan dari seberang telepon.

Berita sebelumnya, acara perpisahan yang digelar SD Negeri 040517 Kabupaten Tanahkaro di Waterpark Tamora Indah berujung petaka. Seorang siswi bernama Setia Ulina br Sembiring (12), warga Jalan Tigajumpa, Tanahkaro, tewas tersedot pompa air saat tengah asyik bermain air di dalam kolam, Kamis (26/6) sekira jam 13.00 Wib.‬‬

‪‪Ketua Rombongan, Sadarih boru Karo (53) menuturkan kepada wartawan, insiden yang menelan korban jiwa itu berlangsung begitu cepat.‬‬

‪‪”Saat itu korban dan teman-temannya tengah asyik bermain air. Tak berapa lama kemudian terdengar jeritan minta tolong. Mendengar suara minta tolong, kami pun berusaha menarik korban yang sudah tersedot pompa air,” ucap Sadarih.‬‬

‪‪Lebih lanjut dikatakannya, pihaknya dan guru-guru lainnya semula merasa kesulitan menarik korban. Dan setelah berupaya keras, akhirnya tubuh korban berhasil ditarik.‬‬

‪‪”Korban masih bernafas saat kami tarik dari pompa air, kemudian korban langsung kami larikan ke Rumah Sakit Mitra Sejati, Jalan AH Nasution. Tapi sayang, di perjalanan korban menghembuskan nafas terakhir,” urai Sadarih.‬‬ (emzu)

Mungkin Anda juga menyukai