CALEG GOLKAR

Ya Allah! Mayat Ibu Peluk Menantunya Ditemukan di Antara Reruntuhan

Selain masih banyak yang terjebak di dalam reruntuhan bangunan, banyak pula warga Balaroa yang masih terkubur di dalam lumpur. Sampai saat ini 90 orang masih dinyatakan hilang, dan 26 ditemukan meninggal. (Beritagar.id)

PALU (medanbicara.com)– Kisah pilu disampaikan Relawan Lazis Wahdah Islamiyah yang membantu evakuasi korban gempa dan tsunami di Kota Palu.

Mereka menemukan seorang ibu yang tewas memeluk menantunya yang tertimpa puing-puing bangunan. Meski sang ibu telah meninggal, anak menantu yang dipeluknya masih hidup. Namun pertolongan tak bisa segera dilakukan, sehingga sang anak menantu pun meninggal dunia.

Peristiwa ini terjadi di Perumnas Balaroa, Palu, salah satu daerah yang paling parah.
“Kami menangis melihat seorang ibu ditemukan mayatnya di sela-sela reruntuhan bangunan di perumnas dalam keadaan mendekap anak mantunya,” ujar Nasruddin Abdul Karim, salah seorang relawan Lazis Wahdah Islamiyah kepada wartawan, Senin (1/10/2018).

Nasruddin mengatakan, saat sang suami datang, si ibu sudah wafat dan sang istri yang baru dua bulan dinikahinya masih sempat minta tolong kepada sang suami. Tetapi karena tertimpa reruntuhan, akhirnya tidak bisa diselamatkan.

Nasruddin mengatakan, pada evakuasi Minggu (30/9/2018), sekira 20-an relawan dari Tim Wahdah Peduli berhasil mengevakuasi tujuh mayat.

Dia mengatakan, sangat terkejut melihat parahnya dampak gempa. Perumahan ini seperti dibalik, jalanan mencuat setinggi atap rumah. Daerah ini yang sangat parah, banyak jenazah yang terjebak di dalam reruntuhan bangunan.

Perumahan tersebut dihuni sekitar 3000 jiwa dan masih banyak yang tertimbun. Proses evakuasi lumayan menantang. Bekerja di sela-sela reruntuhan bangunan ditambah bau jenazah yang terpendam sudah sangat menyengat. Evakuasi warga mesti melewati atap-atap rumah yang berbahaya.

“Kami melihat kondisi lapangan sangat-sangat butuh tambahan relawan lagi, terutama banyaknya mayat yang belum dievakuasi. Lebih penting dari itu stok bantuan makanan dan minuman yang masih sangat minim,” tutupnya. (msc/fjr)

Mungkin Anda juga menyukai