CALEG GOLKAR

Srek..! Lihat Fakta-fakta Wiranto Saat Ditikam Pakai Pisau Ala Ninja, Pelaku 2x Kawin Pernah Masuk Penjara di Medan

Detik-detik saat pelaku menikam Wiranto. (ist/dok/dtc)

JAKARTA (medanbicara.com)- Menko Polhukam Wiranto ditusuk Syahrial Alamsyah alias Abu Rara saat kunjungan kerja di Pandeglang, Banten. Wiranto menjalani operasi di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, karena luka di bagian perut.

Penusukan itu terjadi di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019) pukul 11.50 WIB. Akibat peristiwa itu, Wiranto mengalami luka tusuk di tubuh bagian depan. Selain Wiranto, ada tiga orang lainnya yang terluka, yakni Kapolsek Menes Kompol Dariyanto, ulama Pandeglang Fuad dan ajudan Danrem.

Berikut data mengenai penusukan Wiranto yang dirangkum, hingga Jumat (11/10):

1. Agenda Wiranto di Pandeglang

Wiranto berkunjung ke Pandeglang guna meresmkian salah satu gedung perkuliahan di Universitas Mathlaul Anwar Banten. Setelah acara itu, Wiranto menuju ruangan lain di Kampus tersebut.

Wiranto kemudian bertemu dengan Presiden Mahasiswa Universitas Mathlaul Anwar, Agus Hidayat; dan Wakil Presma, Erik. Mereka menyampaikan aspirasi kepada Wiranto dan dijanjikan bakal disampaikan ke Presiden.

Wiranto dan rombongan meninggalkan kampus menuju Alun-alun Menes. Wiranto dan rombongan tiba di Alun-alun Menes. Wiranto kemudian keluar dari mobil dan hendak menyalami warga.

Namun tiba-tiba, seseorang yang kemudian diidentifikasi bernama Syahrial Alamsyah alias Abu Rara menusuk Wiranto. Serangan itu membuat Wiranto terjatuh.

"Begitu srek, langsung mau nyerang lagi, pada saat mau nyerang itu kena Kapolsek, pada saat mau diamankan setelah serang Pak Wiranto mau diamankan serang Kapolsek itu. Kapolsek kebetulan dekat Pak Wiranto," ucap Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo.

2. Total 4 Korban Terluka

Total ada empat korban dalam insiden penusukan Menko Polhukam Wiranto di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten. Salah seorang warga yang menjadi korban ialah ulama Pandeglang bernama Fuad.

"Korban ada 4 orang. Satu, Bapak Wiranto. Kedua, Kapolsek Menes Kompol Daryanto. Terus tokoh ulama yang di Pandeglang ini dan salah satunya adalah ajudan Bapak Danrem," kata Kabid Humas Polda Banten Kombes Edy Sumardi di Alun-alun Menes, Jalan Perintis Kemerdekaan, Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (10/10).

Sementara itu, ulama Pandeglang mengalami dua luka sayatan di tangan kanan dan kiri. Ajudan Danrem juga mengalami luka ringan.

"Untuk salah satu tokoh masyarakat dan tokoh ulama di Pandeglang ini mengalami 2 sayatan di kanan dan kiri. Serta ajudan Bapak Danrem itu juga mengalami luka ringan yang sudah ditangani dengan baik," imbuh dia.

3. Pelaku Penusukan Anggota JAD Bekasi

Polisi menangkap pelaku penusukan Wiranto, Abu Rara. Selain Abu Rara, polisi juga menangkap Fitri Diana.

"Suami-istri diamankan," kata Brigjen Dedi Prasetyo saat dimintai konfirmasi, Kamis (10/10).

Polisi menyebut Abu Rara terpapar paham radikal ISIS. Polisi saat ini masih mendalami Abu Rara dengan jaringan kelompok teroris di Indonesia.

"Diduga pelaku atas nama SA tersebut terpapar oleh radikal ISIS. Nanti kami dalami apakah SA ini memiliki jaringan dengan JAD di Cirebon atau JAD lain di Sumatera," jelas Dedi.

Sedangkan Kepala BIN Budi Gunawan menyebut Abu Rara merupakan anggota JAD Bekasi. Abu Rara sebelumnya bergabung dalam JAD Kediri.

"Bahwa dari dua pelaku ini kita sudah bisa mengidentifikasi bahwa pelaku adalah kelompok JAD Bekasi," ujar Budi Gunawan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Kamis (10/10).

Abu Rara, dari hasil deteksi BIN, mulanya bergabung dalam sel JAD Kediri. Abu Rara kemudian teridentifikasi pindah ke Bogor.

"Kemudian karena cerai dengan istri pertama pindah ke Menes, difasilitasi oleh salah satu Abu Syamsuddin JAD dari Menes untuk tinggal. Beberapa kegiatan yang bersangkutan sudah dideteksi dan sudah dalam pengembangan," sambung BG.

4. Senjata ala Ninja Dipakai Pelaku untuk Tusuk Wiranto

Wiranto mengalami dua luka tusuk akibat diserang seorang pria di Pandeglang, Banten. Penusuk itu memakai kunai.

Berdasarkan foto yang diperoleh wartawan, ada dua senjata tajam berwarna hitam dengan tali merah melilit pegangannya. Senjata itu adalah kunai atau pisau yang dipakai ninja. Foto tersebut dibenarkan oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.

"Betul. Digunakan oleh pelaku pria," kata Dedi.

5. Polisi Sebut Pelaku Rencanakan Penusukan Wiranto

Kabid Humas Polda Banten Edy Sumardi mengatakan penusukan terhadap Wiranto dilakukan secara terencana. Sebab, pelaku sudah menyiapkan senjata tajam yang disembunyikan di balik baju.

"Ya kalau saya katakan terencana, pasti. Karena yang bersangkutan kan membawa senjata tajam di balik bajunya. Berarti sehingga sudah merencanakan," kata Edy di Alun-Alun Menes, Jalan Perintis Kemerdekaan, Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (10/10).

Namun, dia belum mengetahui secara pasti ada-tidaknya pihak yang menginstruksikan dua pelaku untuk menyerang Wiranto. Dugaan sementara, penyerangan Wiranto murni penganiayaan.

"Sementara kita duga masih murni penganiayaan yang dilakukan oleh kedua pelaku penganiayaan ya, orang yang melakukan upaya untuk bersalaman tetapi melakukan tindakan upaya penganiayaan," terangnya.

6. Jokowi Sebut Penusuk Wiranto Teroris

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Soebroto. Jokowi menyebut Wiranto ditusuk teroris.

"Tadi hanya beberapa beberapa menit setelah kejadian penusukan dengan pisau oleh teroris kepada Menko Polhukam Bapak Wiranto saya langsung mendapatkan laporannya dan saat itu juga saya langsung perintahkan yang ada di lapangan untuk segera dibawa dengan heli menuju ke Jakarta menuju ke RSPAD," kata Jokowi kepada wartawan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakpus, Kamis (10/10).

Jokowi meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk mengusut tuntas peristiwa penusukan Menko Polhukam Wiranto. Dia mengatakan kepolisian akan didukung BIN dan TNI.

"Saya perintahkan juga kepada Kapolri, KaBIN, didukung TNI untuk mengusut tuntas, sekali lagi mengusut tuntas," ujar Jokowi.

7. Kondisi Wiranto

Wiranto telah selesai menjalani operasi setelah ditusuk teroris di Banten. Sejak malam kemarin, Wiranto sudah keluar dari ruang operasi dan masuk ruang ICU.

"Alhamdulillah proses operasi berjalan dengan baik, dan Pak Wiranto sudah keluar dari ruang operasi dan beliau sekarang menempati ruang untuk ICU untuk distabilkan," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Kamis (10/10).

Pramono menjelaskan, informasi soal kondisi terbaru Wiranto didapatkannya dari informasi Kepala RSPAD Gatot Soebroto, dr Terawan, yang juga menangani proses operasi secara langsung.

"Proses tiga jam operasi yang berjalan dengan baik," kata Pramono.

Proses operasi dijalani Wiranto dengan bius total. Namun Wiranto dalam keadaan baik setelah dia berada di ICU. Pramono telah melihat Wiranto secara langsung di ruang ICU.

"Ya proses operasi tiga jam jadi beliau pasti dibuat tidak sadar ya," kata Pramono.

8. Wiranto Ditusuk karena Membawahi Polri Berantas Teroris

Polri membeberkan dugaan alasan SA alias Abu Rara menusuk Menko Polhukam Wiranto. Menurut Polri, Wiranto ditusuk karena posisi Menko Polhukam membawahi Polisi dalam memberantas teroris.

"Pak Wiranto kan Menko Polhukam membawahi Polri dalam melakukan penegakan hukum terhadap kelompok-kelompok terorisme," kata Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Dedi Prasetyo, Kamis (10/10).

Dedi menyebut Abu Rara terdeteksi masih bagian dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi. Dia menyebut Abu Rara merupakan bagian dari JAD yang pimpinannya sudah ditangkap lebih dulu.

9. Abu Rara Penusuk Wiranto Pernah Masuk Sel di Medan

Syahrial Alamsyah alias Abu Rara yang dikenal tertutup dan pendiam, disebut pernah menjadi pengguna narkoba. Abu Rara juga disebut pernah mendekam di sel.

Pria yang akrab disapa Pal Alias Alam itu, menurut temannya, terjerat narkoba setelah bercerai dengan istri pertamanya. Teman juga menyebut Abu Rara kerap mabuk-mabukan setelah pernikahannya yang berusia tiga bulan kandas.

"Itu setelah Syahrial ditinggalkan istri pertamanya yang bernama Neta. Pernikahan mereka tak lebih tiga bulan," kata Dian Susanto, teman Alam alias Abu Rara, kepada wartawan, Kamis (10/10).

Menurut Dian, Abu Rara mengalami depresi setelah ditinggal istrinya. Dian juga yakin Abu Rara pernah menggunakan narkoba.

Dian bahkan menyebut Abu Rara pernah mendekam di sel Polrestabes Medan. Itu terjadi karena dia kawin lari dengan Yuni istri keduanya hingga dilaporkan pihak keluarga Yuni.

"Keluarganya tidak setuju Yuni menikah dengan Alam dan melaporkannya. Dia di sel sekitar dua bulan. Kasus ditutup setelah pihak keluarga perempuan mencabut laporannya. Tidak sampai ke pengadilan," kata dia.

10. LPSK Tanggung Biaya Rumah Sakit-Pemulihan Wiranto yang Ditusuk Teroris

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyatakan akan menanggung biaya rumah sakit hingga proses pemulihan Menko Polhukam Wiranto yang ditusuk oleh orang yang diduga kelompok JAD. Selain Wiranto, biaya perawatan Kapolsek Menes Kompol Daryanto juga akan ditanggung LPSK.

"Berkaitan dengan itu, LPSK melakukan tugas kami, kami sampaikan ke pihak rumah sakit bahwa kami akan menanggung biayanya, terlepas siapapun, karena namanya korban tak terbatas siapa aja ya yang bisa jadi korban," ujar Wakil Ketua LPSK, Susilaningtias di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Kamis (10/10).

Sulis mengatakan LPSK juga akan pergi ke Pandeglang untuk menemui Kompol Daryanto. Ia juga mengaku akan berkordinasi dengan Polri terkait peristiwa ini. (dtc)

Mungkin Anda juga menyukai