CALEG GOLKAR

Sudah 1.234 Orang Meninggal, 61.867 Orang Mengungsi, Balaroa dan Petobo Terkubur

Lokasi gempa dan tsunami yan terparah. (tirto/id)

SULTENG (medanbicara.com) – Jumlah korban akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) terus bertambah. Data terbaru BNPB menyebutkan 1.234 orang meninggal dunia.

“Totalnya 1.234 orang meninggal dunia dari daerah yang terdampak,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa (2/10/2018).

Korban meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan dan terjangan tsunami. Sebagian korban meninggal sudah dimakamkan setelah diidentifikasi.

Selain itu, 799 orang luka berat dan 99 orang hilang. Jumlah korban di Balaroa dan Petobo, Palu, belum bisa diperkirakan.

“Di Petobo dan Balaroa belum dapat diperkirakan karena tanahnya ambles,” ucapnya.

Kondisi wilayah Petobo, Palu Selatan, Sulawesi Tengah (Sulteng), masuk zona terparah yang terkena efek gempa 7,4 magnitudo. Hamparan tanah lumpur sepanjang 2 km menggulung wilayah ini seolah sedang ‘menelan’ rumah dan mobil.

“Gulungan tanah lumpur di Petobo ini sepanjang 2 kilometer. Ini baru panjangnya saya, lebarnya lebih dari 2 km,” kata anggota Basarnas, Chandra di Petobo, Sulteng, Selasa (2/10/2018).

Di Petobo ini, terdapat sebuah kompleks perumahan yang dihuni ratusan penduduk. Setelah gempa dan tanah yang ada di sekitar bergerak dan tergulung, rumah-rumah itu seakan menyatu dengan tanah, bahkan seperti tenggelam di dalamnya.

Tanah-tanah yang merendam rumah itu kini sudah mulai mengeras, meski di beberapa bagian masih terlihat basah. Bangkai kendaraan roda empat seakan-akan telah menyatu bersama tanah.

"Pak saya tidak mau ingat lagi kejadian itu. Trauma saya," kata salah seorang warga yang duduk di atas tumpukan tanah Petobo.

Di sisi lain gundukan tanah, terlihat beberapa anggota tim Basarnas sedang mengevakuasi korban gempa. Korban itu adalah seorang ibu bersama dua putrinya yang telah meninggal.

Pihak Polri sempat menurunkan unit K-9 untuk melacak keberadaan para korban. Mirisnya, anjing-anjing terampil ini menandai puluhan titik yang diduga terdapat korban gempa yang berada di dalamnya.

"K-9 sangat membantu kami. Mereka menandai adanya dugaan korban dan kami telah berikan marka di atasnya. Jumlahnya hingga puluhan titik," Chandra melanjutkan.

Hingga saat ini, dari 2 km panjang gulungan tanah di Petobo, baru sekitar 500 meter yang telah terbuka melalui bantuan buldoser.

Sementara, BNPB mencatat lebih dari 61 ribu mengungsi akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Para pengungsi ini tersebar di 109 titik.

"Jumlah pengungsi 61.867 orang tersebar di 109 titik," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Selasa (2/10/2018).

Jumlah pengungsi di setiap pengungsian sebanyak 13-10.068 orang per lokasi. Data ini per pukul 13.00 WIB.

Beberapa lokasi yang dijadikan pengungsian di antaranya Markas Korem Palu dan Masjid Raya Palu. Juga di GOR Siranindi dan halaman-halaman perkantoran. (dtn)

Mungkin Anda juga menyukai