CALEG GOLKAR

Trauma Pengungsi Rohingya di Medan – Menanti Kabar Keluarga Mereka

MEDAN (medanbicara.com) – Trauma mendalam konflik berdarah di Myanmar, masih dirasakan para pengungsi Rohingya di Medan.

Para pengungsi yang di penampungan Hotel Beraspati Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, menanti kabar sanak keluarga disana. Hal itu diungkapkan Muhammad Noyem (17). Dia mencemaskan kondisi keluarganya yang masih di Rathidong, Myanmar.

Katanya, demi bertahan untuk hidup, mereka harus hidup diatas gunung, tanpa adanya pasokan makanan. “Militer bisa membunuh kami dimanapun kami berada,” kata Noyeem saat ditemui di penampungan, Kamis (7/9/2017) siang.

Noyeem juga mengaku, pernah melihat langsung pembantaian yang dilakukan militer Myanmar, kepada keluarganya dan juga etnis Rohingya lainnya. Selama bertahan hidup di gunung, tidak sedikit juga etnis Rohingya yang tewas akibat kelaparan. “Masih ada sembilan anggota keluarga saya yang tertinggal di sana. Mereka tidak punya apa-apa lagi di sana,” aku Noyeem.

Dia menyebutkan, terakhir kali mendapat kabar dari keluarganya melalui sambungan seluler ataupun pesan singkat. Dan itupun tidak mudah, karena akses jaringan seluler di sana terbatas. “Setiap tiga hari sekali saya baru bisa menghubungi keluarga,” terangnya.

Melihat kondisi itu, Noyeem berharap negara-negara lain bisa membantu mengeluarkan sanak saudaranya yang masih tertinggal di sana. Ketika disinggung tentang kondisi di Indonesia, Noyeem mengaku merasa aman tinggal di Indonesia. Dia mengatakan, penduduk dan pemerintah Indonesia sangat baik. “Saya berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia karena sudah menerima kami,” pungkasnya. (Fadli).

Mungkin Anda juga menyukai