CALEG GOLKAR

Anak Sumut Raih Emas di Ajang China Sanghai International Exhibition of Inventions, Ini Kata Gubsu Edy Rahmayadi…

Muhamnad Ja'far Hasibuan bersama Gubsu, Edy Rahmayadi. (ist)

MEDAN (medanbicara.com)-Gubernur Sumatera Utara, Edi Rahmayadi menerima Muhammad Jafar Hasibuan, yang berhasil meraih medali emas dalam ajang China Sanghai International Exhibition of Inventions (CSITF) di Sanghai, China, di kantor Gubernur, Senin (20/5/2019).

“Ini prestasi sangat luar biasa bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia di level dunia dan mengundang berbagai pihak ikut serta mendukung anak Sumut seperti Ja’far mengharumkan nama negara kita support untuk masa depannya,” kata Edy.

Gubsu akan membantu untuk pengembangannya mulai hak paten, merek dan biaya dari Balitbang Sumut, bonus dari Dinas Pemuda Dan Olahraga Sumut dan Dinas Pendidikan Sumut karena sudah mengharumkan nama Sumut di tingkat dunia dan menjadi anak angkat Edy.

Ajang itu diikuti lebih dari 300 inovasi dari berbagai institusi pendidikan, individu, dan perusahaan. Ajang yang berlangsung 18-26 April 2019 itu juga diikutin beberapa negara seperti Arab Saudi, Turki, Iran, Iraq, Macau, Taiwan, Malaysia, Hongkong, Australia, Amerika, Eropah, Rusia dan Tiongkok selaku tuan rumah.

Dalam ajang itu, Ja’far mengembangkan produk yang terbuat dari udang khas Pesisir Selatan Malaka yang dikenal sebagai udang hHalus kecil segar yang berhabitat di bawah hutan bakau.

Menurut Ja’far, di wilayahnya banyak terdapat udang jenis itu. Inovasinya ini diberi nama sebagai Biofar Shrimp Skin Care. Menurut Ja’far inovasinya itu bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit serta luka di kulit.

“Uji coba pada manusia yang terkena luka benda tajam, secara positif dapat menyembuhkan rasa nyeri dalam dua jam,” kata Ja’far.

Bukan tanpa alasan Ja’far menamai inovasinya dengan Biofar Shirimp Skin Care. Menurutnya, nama itu diambil dari penggalan nama tengahnya, yakni Ja’far.

“Bio kan alami, far itu nama saya, kan Ja’far,” ujar dia.

Karena terbuat dari bahan dasar udang, inovasi temuan Ja’far ini kerap disebut sebagi terasi. Namun begitu, Ja’far menolak inovasinya itu disebut sebagai terasi. Berbeda dengan terasi, yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan, Ja’far lebih suka inovasinya disebut dengan Biofar.

“Jangan disebut terasi, nanti publik salah persepsi,” kata Ja’far.

Menurutnya, inovasinya itu merupakan campuran antara udang lokal di daerahnya (udang halus segar) dengan garam. Ja’far sendiri tidak menceritakan kandungan zat apa di dalam udang itu yang berperan dalam menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Dia hanya menyampaikan bahwa inovasinya itu terinsipirasi dari temuan peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB).

"Iya saya melihat penelitian IPB tentang kulit udang," kata Ja'far.

Inovasi Ja'far ini berbentuk serbuk dan pasta cair. Meskipun begitu, Ja'far mengaku bahwa olahannya itu tidak berbau.

"Tidak berbau seperti terasi," kata Ja'far.

Ja'far sendiri merahasiakan cara pengolahannya. Menurutnya produknya itu difermentasikan dengan teknik tertentu yang belum bisa dipublikasikan.

"Kalau pengolahannya kami rahasiakan," tuturnya.

Menurut Ja'far penggunaan Biofar itu bisa lewat luar atau pun dalam. Jika lewat luar bisa dioleskan ke sekitar luka, sedangkan jika lewat dalam dengan cara dicampur air terus diminum.

"Kalau dicampur air, ambil sesendok teh serbuk Biofar terus tuangkan ke air hangat sebanyak 200 milimeter," kata Ja'far

Dia berharap inovasinya itu dapat didukung oleh pemerintah. Dia juga berencana untuk mempatenkan inovasinya itu supaya bisa bermanfaat bagi masyarakat.

"Ada dukungan dari Bapak Presiden dalam waktu dekat mengundang ke Istana. Sudah bertemu dengan Mensegneg, Mendikbud, Menristekdikti, Staf Kepresidenan dan Menpora lewat itu akan menghadap dengan Presiden RI di Istana sebelum mengadap ke Istana kordinasi dengan Bapak Gubernur Sumatera Utara," katanya.

Ja'far juga berharap jika inovasinya ini bisa berkembang, maka bisa memberi manfaat yang banyak bagi masyarakat dan bisa dipasarkan ke seluruh dunia.

"Kalau ini berkembang nanti, ini kan bisa dipasarkan ke seluruh belahan dunia. Otomatis kan ada manfaatnya kan," ujarnya.

Ja'far mengaku bahwa dirinya bukanlah lulusan dari keilmuan eksak, seperti kimia atau biologi. Namun ia mengaku bahwa ia sejak berada di bangku SMP dirinya sudah mandiri.

"Saya hanya lulusan pesantren, kemudian melanjutkan ke Universitas Islam Negeri Sumatera Utara jurusan Bimbingan Konseling (BK)," kata Ja'far.

Ia mengaku sejak kelas 1 SMP mandiri dan menurutnya, ilmunya itu merupakan ilmu pemberian dari Allah.

"Kalau dalam Islam itu ilmu laduni kan ilmu yang tak disangka-sangka gitu," terang Ja'far.

Sebelumnya diberitakan, pemuda asal Sumatera Utara Muhammad Ja'far Hasibuan berhasil membawa pulang medali emas di ajang China Shanghai International Exhibition of Inventions (CSITF) di Shanghai China pada 18-26 April lalu.

Ja'far yang tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tanggerang, Banten, Rabu 24 April 2019 sore langsung disambut oleh Asisten Deputi Kemitraan dan Penghargaan Pemuda Wisler Manalu. Wisler menyampaikan terima kasih kepada Ja'far yang sudah bisa mengharumkan nama bangsa di pentas dunia.

"Apa yang dilakukan Ja'far sangatlah luar biasa, dia berhasil membawa harum nama Indonesia di ajang kompetisi penemu inovasi dunia di Shanghai China. Semoga apa yang dilakukan oleh Ja'far ini bisa memberikan inspirasi kepada anak-anak muda Indonesia lainnya untuk terus melakukan inovasi yang bisa membuahkan prestasi untuk Indonesia," katanya. (za)

Mungkin Anda juga menyukai