CALEG GOLKAR

IDI – PDUI Ajak Dokter Hidupkan Semangat Perjuangan 1908

PENGURUS IDI Sumut, Medan dan PDUI Sumut bersama anak panti asuhan dalam acara silaturahmi dan berbuka puasa bersama di Medan/fatimah

MEDAN (medanbicara.com)-Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumut bersama IDI cabang Medan dan Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumut menggelar silaturahmi dan berbuka puasa bersama dengan anak yatim piatu di Medan, Minggu (10/6). Silaturahmi itu juga dalam rangka memperingati Hari Bakti Dokter Indonesia ke 110 dan PDUI 10 tahun.

Ketua IDI Medan Dr. Wijaya Juwarna SpTHT-KL menjelaskan sejarah Hari Bakti Dokter Indonesia. Menurutnya, HBDI tidak terlepas dari sejarah perjuangan para dokter pada tahun 1908.

“Di Indonesia pada tahun tersebut para dokter sudah peduli dengan masa depan bangsa, tidak hanya dari sisi kesehatan fisik dan mental, tapi seluruh kesehatan bangsa, semangat ini yang terus kita hidupkan setiap tahunnya, perjuangan para dokter yang lahir tepatnya 20 Mei 1908, sehingga setiap tahunnya para dokter memperingati HBDI itu,” katanya.

Sedangkan Ketua IDI Sumut Dr. Edy Ardiansyah SpOG (K) mengatakan, perjuangan dokter pada tahun 1908 bukan hanya tentang kesehatan saja, tetapi memikirkan  kemerdekaan sehingga unsur atau aspek kehidupan dapat dirasakan bangsa.

“Bangsa ini akan maju jika rakyatnya mampu meningkatkan pendidikan, kesejahteraan, kesehatan. Dokter pada saat itu berperan menanamkan darma baktinya dalam mencapai kemerdekaan, walaupun butuh waktu sampai tahun 1945, baru merdeka,” ujarnya.

Lanjutnya, di dalam sejarahnya, nilai-nilai perjuangan kedokteran itu ada pasang surutnya. Pada zaman awal kemerdekaan dirasakan bahwa kesehatan itu diutamakan sesuai dengan termaktub dalam UUD dan dijabarkan lagi di Garis Besar Haluan Negara (GBHN) mulai tahun 1945 – 1995.

“Namun, pada perkembangannya mencapai 100 tahun, mungkin banyak lagi yang perlu kita tolerir, kita sudaj sedikit melupakan bahwa nilai kesehatan bukan bagian dari swasta atau kapitalisme, tapi nilai kesehatan tonggak perjuangan yang mengisi kemerdekaan,” ungkapnya.

Sambungnya, keamanan, pendidikan, kesehatan tidak boleh dilepaskan secara kapitalis. Maka harapan IDI para petinggi negara harus menyadari bahwa kesehatan bagian terpenting pengisi pembangunan di Indonesia. “Sehingga kualitas manusia itu akan lebih baik,” sebutnya.

Sedangkan Ketua PDUI Sumut dr. Dedy berharap, di milad 10 tahun PDUI, pemerintah mewujudkan kesejahteraan dokter umum di Sumut karena masih banyak dokter yang belum digaji secara layak.

“Masih ada yang digaji Rp8 ribu hingga 10 ribu perpasien BPJS Kesehatan. Belum mendapatkan sistem penggajian yang layak. Alhamdulillahnya, kita memiliki tiga tempat praktek, sehingga bisa saling menutupi,” bebernya.

Dalam acara buka puasa bersama itu juga, IDI dan PDUI menyerahkan santunan kepada anak yatim piatu. (fatimah/ef)

 

 

 

 

Mungkin Anda juga menyukai