CALEG GOLKAR

Tol Medan–Berastagi Urgen, Pusat Didesak Menampung Anggarannya di 2019

Ikatan Cendikiawan Karo Sumatera Utara penggagas rapat dengar pendapat (RDP) Komisi D DPRD Sumut bersama Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah I Medan, Bappeda Provsu, Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH, Bupati Dairi, Bupati Samosir, Bupati Humbang Hasundutan, Bupati Pakpak Bharat diruang rapat komisi D DPRD Provsu, Medan. (ist)

KARO (medanbicara.com)-Ikatan Cendikiawan Karo (ICK) Sumatera Utara menilai, jalan Medan-Berastagi saat ini sangat tidak layak sebagai akses utama karena sering longsor dan macet hingga berjam-jam. Karena itu, jalan Medan-Brastagi perlu ditingkatkan kualitasnya dengan menjadikannya sebagai jalan bebas hambatan (tol).

Hal ini diungkapkan Ketua ICK, Dr Ir Budi D Sinulingga saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi D DPRD Sumut bersama Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah I Medan, Bappeda Provsu, Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH, Kepala Bappeda Karo Ir Nasib Sianturi, Bupati Dairi, Bupati Samosir, Bupati Humbang Hasundutan, Bupati Pakpak Bharat, dan Ikatan Cendikiawan Karo, Selasa (4/12), di ruang rapat komisi D DPRD Provsu, Medan.

Turut hadir Wakil Ketua DPRD SU, Ruben Tarigan, anggota Komisi D Baskami Ginting dan Leonard Samosir.

“Untuk itu, kami dari ICK ingin mendengar langsung komitmen dari kepala daerah terkait usulan pembanguna jalan tol Medan- Berastagi, sebab terobosan yang kami lakukan selama ini baik ketingkat pusat, dapat sia sia jika kepala daerah yang menikmati akses jalan tol ini, tidak membuat komitmennya, oleh sebab itu mohon pimpinan sidang menanyakan kepada kepala daerah yang hadir,” beber Budi D Sinulingga menyampaikan kepada Sutrisno selaku pimpinan rapat.

Sementara Sutrisno Pangaribuan selaku Sekretaris Komisi D DPRD Provsu mengatakan, sudah mendengar langsung komitmen para kepala daerah yang hadir terkait usul pembangunan tol Medan–Berastagi dan dalam rapat ini telah disimpulkan, bentuk komitmennya yaitu, Bupati Karo Terkelin Brahmana sangat mendukung pembangunan tol Medan-Berastagi, jika butuh dukungan secara administrasi maupun layak studi Pemkab Karo bersedia melengkapinya, jika diminta.

Apalagi Propinsi Aceh Tenggara daerah Kutacane harus melalui jalan nasional di wilayah Kabupaten Karo, jalan satu satunya akses penghubung ke Medan jika menuju Aceh Tenggara maupun Aceh Tengah tersebut, nah inilah mendesaknya usulan pembangunan Tol Medan–Kabupaten Karo. Sebab selama ini jalan Medan–Berastagi sudah sangat sangat emergency, karena ribuan kendaraan selalu terjebak macat berjam-jam saat melintasi jalan Medan-Berastagi, jika terjadi bencana alam atau yang lainnya.

Hal yang sama diungkapkan Wakil Bupati Dairi Jimmy Andrea Lukita Sihombing. Pemkab Dairi menegaskan pada prinsifnya Kabupaten Dairi sangat mendukung pembangunan tol Medan-Berastagi, karena selama ini banyak masyarakat Dairi mengeluh jika terjadi kemacetan berjam jam.

Sektor pertanian Dairi paling dirugikan akibat seringnya terjadi kemacetan parah. Hasil pertanian yang mau dijual ke kota Medan terutama selama ini jeruk dan durian, sampai di Medan tidak laku lagi, karena terjebak kemacetan parah di kawasan langganan macet seperti mulai dari Bandar Baru, Sibolangit, tikungan Tirtanadi, Sembahe, Pancurbatu hingga kota Medan.

“Barang dagangan pertanian tersebut sudah pecah dan penyek buahnya akibat berjam jam dikeranjang dengan udara yang cukup panas. Betapa ruginya petani Dairi, hasil pertanian yang sudah susah payah dirawat, tapi sampai di Medan tidak laku lagi,” ujarnya.

Sama halnya, curhatan yang disampaikan Pemkab Pakpak Barat melalui Dinas PUPR, sangat mengharapkan sekali percepatan jalan tol tersebut karena dampaknya bukan kami saja, masih ada daerah kabupaten lain yang melintasi Pakpak Bharat yaitu, Singkil dan Subulusalan (Aceh), jadi semua ini butuh akses cepat, caranya jalan tol tadi.

“Pembangunan jalan tol ini sudah sangat mendesak direalisasikan, jangan biarkan masyarakat Pakpak Barat terlalu lama menderita akibat sering terjebak kemacetan parah,” lontarnya.

Sementara itu, Baskami Ginting dan Ruben Tarigan Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara mengatakan kalau pembangunan jalan tol Medan-Berastagi harus terus diperjuangkan karena merupakan salah satu akses utama transportasi menghubungkan beberapa kabupaten di Provinsi Sumut dengan beberapa kabupaten/kota dari Aceh.

"Apalagi jalan Medan-Berastagi diketahui selama ini kerab longsor dan ketika terjadi kecelakaan membuat kemacetan total tidak bisa dihindarkan. Kondisi ini tentunya tidak hanya mengganggu arus lalulintas tapi juga berdampak kepada perekonomian masyarakat," kecamnya.

Kesimpulan rapat, sesuai usulan ICK Sumatera Utara, untuk melobi pusat terkait mendesaknya jalan tol Medan-Berastagi, sesuai undangan yang di sampaikan kepada kepala daerah terkait, semuanya menyatakan setuju dan memberi dukungan penuh serta telah menunjukkan komitmennya.

"Maka dalam rapat itu diputuskan, Rabu (5/12) kita semuanya dalam rapat ini bersama komisi D DPRD Provsu, ICK dan kepala daerah yang sudah dihunjuk akan bersama ke Jakarta menemui Komisi V DPR RI dan Kementerian PUPR tanggal 6-7 Desember 2018, bahwa akses jalan tol Medan-Berastagi sangat dibutuhkan (urgen-red) bagi beberapa kabupaten Sumatera Utara, plus propinsi Aceh," simpul Sutrisno.

"Jadi atas dukungan tersebut kita akan mendesak pusat untuk menampung segera dana alokasi pembangunan jalan tol Medan-Berastagi, agar tahun 2019 dapat ditampung, ini harapan kita semua," tutupnya. (ita)

Mungkin Anda juga menyukai