CALEG GOLKAR

Serangan Balik Cepat Belgia Pulangkan Jepang, Pelatih Nishino Aja Terkejut

Pemain Belgia merayakan lolos ke babak 16 besar. (twitter)

MEDAN (medanbicara.com)- Belgia memang layak disebut sebagai calon kuat juara Piala Dunia 2018. Mentalitas mereka terbukti setelah sukses memulangkan Jepang 3-2, setelah lebih dulu tertinggal 0-2.

Setelah dua gol dari Jan Vertonghen dan Marouane Fellaini, Belgia memastikan diri ke babak perempat final lewat gol Nacer Chadli di menit 90+4.

Berawal dari sepak pojok Jepang, kiper Thibaut Courtois langsung memukul bola dengan keras ke arah depan. Bola yang disambut oleh Thomas Meunier langsung dibawa lari dengan cepat menuju jantung pertahanan Jepang.

Para pemain belakang Jepang yang tidak siap pun gagal menjaga Meunier. Berhasil masuk ke kotak penalti, Meunier memberikan crossing kepada Chadli yang sudah menunggu di kiri.

Chadli pun tanpa ragu langsung menyabet bola ke arah gawang Eiji Kawashima. Rostov Arena pun mengharu biru usai gol yang berbuah dari serangan balik yang cepat dan terstruktur tersebut.

Dengan hasil ini, Belgia berhak maju ke babak delapan besar, dan akan menghadapi Brasil yang sudah lebih dulu meraih tiket perempat final usai menekuk Meksiko 2-0.

Pelatih Jepang Akira Nishino mengaku sedih timnya harus tunduk 2-3 dari Belgia di babak 16 besar Piala Dunia 2018, Selasa (3/7) dini hari.

“Tim kami adalah tim yang kuat. Sebetulnya kami bisa menang tadi. Sayang, kami kalah karena banyak gol-gol tidak terduga yang tercipta,” kata Nishino seperti dikutip fifa.com.

Memimpin dua gol lebih dulu, Nishino mengaku sangat terkejut saat Belgia membalap perolehan gol Samurai Biru. Gol terakhir yang disarangkan Nacer Chadli diakui Nishino sama sekali tidak disangka.

“Kami pikir pertandingan akan lanjut ke babak extra time. Tapi ternyata Belgia melancarkan serangan balik super yang tidak bisa kami antisipasi," ujar Nishino.

Nishino pun membenarkan bahwa saat memimpin 2-0 lewat gol Genki Haraguchi dan Takashi Inui, ia memberi komando kepada anak-anak asuhnya untuk terus menekan Belgia. Namun, strategi pelatih Belgia Roberto Martinez rupanya sukses menjadi penangkal pola permainan Jepang.

"Saat memimpin, saya betul-betul ingin pemain saya membuat gol lagi, dan kami punya kesempatan itu. Kami sudah menguasai permainan. Ternyata Belgia bisa meningkatkan tempo permainan mereka di saat yang tepat," sesal Nishino. (jpc)

Mungkin Anda juga menyukai