CALEG GOLKAR

Pilkada 2018 Jangan Timbulkan Perpecahan

Wakil Ketua Komisi I DPR-RI Meutya Hafid didampingi Ketua PWI Sumut H Hermansjah SE  (kanan) di Gedung PWI Sumut, Minggu (10/12)/fatimah

 

MEDAN (medanbicara.com)-Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 yang akan digelar serentak di sejumlah daerah di Indonesia jangan sampai menimbulkan perpecahan di tengah-tengah masyarakat.

Hal ini dikatakan, Wakil Ketua Komisi I DPR-RI Meutya Hafid, dalam Dialog Kebangsaan “Merajut Kebinekaan, Meneguhkan Jati Diri Bangsa” di Gedung PWI Sumut Jalan Adinegoro Medan, Minggu (10/12).

“Perbedaan pilihan harus kita jadikan sebagai keberagaman yang positif untuk memunculkan lahirnya pemimpin yang terbaik,” ujarnya.

Turut hadir sekaligus tampil sebagai narasumber Staf Ahli Kemenkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa Gun Gun Siswadi, dan Ketua PWI Sumut, Hermansjah.

Meutya menuturkan, stabilitas keamanan yang sudah tercipta jangan dirusak hanya karena perbedaan pilihan. Untuk itu, setiap orang harus saling menghargai, tidak menjadikan Pilkada sebagai ajang pertandingan, tapi murni kita jadikan sebagai sarana proses demokrasi menuju perubahan yang lebih baik.

Staf Ahli Kemenkominfo Gun Gun Siswadi berharap, pilkada yang digelar serentak itu tidak dijadikan ajang bertengkar di media sosial hingga memunculkan hate speech atau ujaran kebencian yang pelakunya dapat dipidana di UU ITE dengan denda Rp 150 juta.

Sementara Ketua PWI Sumut, Hermansjah mengatakan, wartawan memegang peranan penting dalam menciptakan situasi yang kondusif. Karena itu penerapan kode etik jurnalistik harus tetap dijunjung tinggi para wartawan.

PWI terutama, sangat tidak menghendaki terjadinya perpecahan di tengah masyarakat. Karena PWI berdiri hanya selisih beberapa bulan dari hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 yakni 9 Februari 1946.

“PWI bahkan ikut menjadi garda terdepan menjaga persatuan dan keutuhan NKRI. Wartawan memegang peranan penting dalam menciptakan situasi yang kondusif,” tandasnya. (fatimah)

 

 

 

Mungkin Anda juga menyukai