CALEG GOLKAR

RAT dan HUT Koperasi Silau Terasi, Produksi Belacannya Berkualitas dan Sudah Mendunia…

Pengurus Koperasi Silau Terasi melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan HUT Koperasi Silau Terasi foto bersama. (ist)

ASAHAN (medanbicara.com)-Pengurus Koperasi Silau Terasi melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan HUT Koperasi Silau Terasi, di Kantor Koperasi Silau Terasi, Desa Silo Baru Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Sumut, Kamis (10/1/2018).

Rapat dihadiri perwakilan Bupati Asahan, Dinas Koperasi dan Perdagangan Kabupaten Asahan dan Camat Silau Laut, pembina, pengawas, pengurus dan anggota Koperasi Silau Terasi.

Dalam sambutannya, Pembina Koperasi Silau Terasi, Muhammad Ja’far Hasibuan menyampaikan, awal berdirinya Koperasi Silau Terasi masuk ke desa ini menyedihkan, tiap hari harus melintasi genangan air. Dia sempat meneteskan air mata karena mendapat cemoohan orang dan tekanan dari para dinas di Asahan.

Menurutnya, Koperasi Terasi Silau didirikan bersama warga setempat memproduksi terasi atau yang dikenal dengan nama belacan di Sumatera Utara dengan kualitas yang baik. Terasi silau hanya menggunakan udang halus kecil segar sebagai bahan baku utama untuk menjaga kualitas rasa yang baik. Kalau pada terasi produk lain, terasi dicampur dengan ikan sehingga menimbulkan bau.

“Itu yang membedakan produk terasi kita,” ujar Ja’far yang terlihat begitu bersemangat untuk terus mengembangkan Koperasi Terasi Silau yang katanya saat ini sudah mampu memproduksi sekitar 6 ton atau sekitar 10.000 bungkus terasi per bulan, dengan keuntungan bersih rata-rata Rp28 juta per bulan.

Bersama 48 anggota koperasi yang terdiri dari para nelayan, warga Desa Silau, Ja’far mengolah rata-rata 3 ton udang basah serta 150 ton garam per bulan. Untuk bahan baku sendiri cukup melimpah dari hasil tangkapan para nelayan.

Sebelum adanya Koperasi Terasi Silau, selama ini udang yang berlimpah kurang termanfaatkan dan tidak memiliki nilai tambah. Itu kemudian yang menginspirasi Ja’far untuk memanfaatkan hasil udang yang berlimpah dengan memproduksi terasi dengan kualitas baik bersama warga Desa Silo Baru. Di usia koperasi yang baru setahun, Ja’far sangat optimis dengan produk terasi buatan koperasi miliknya.

“Permintaan terasi di pasar hampir 80 ton per bulan, karena itu saya merasa optimis terasi silau punya peluang besar. Karena baru berjalan setahun, masih dengan keterbatasan alat, kita masih belum memenuhi permintaan pasar,” jelas Ja’far.

Bahkan, lanjutnya, lewat distributor terasi di Kota Tanjungbalai produk terasi silau sudah diekspor sampai ke Malaysia dan Thailand. Terasi, bagi masyarakat Indonesia sendiri memang dikenal sebagai bahan makanan yang cukup disukai.

Sambal terasi misalnya adalah salah satu jenis makanan yang cukup populer yang terbuat dari bahan baku terasi. Apalagi dengan kualitas yang baik tentu akan memberi kesan tersendiri bagi penikmat sambal terasi.

Namun, lagi-lagi seperti nasib pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) lainnya, Ja'far mengaku sampai saat ini perhatian maupun bantuan dari pemerintah Kabupaten Asahan belum ada begitu juga Pemerintah Provinsi Sumatera Utara masih minim.

Padahal, industri rumahan dengan melibatkan tenaga kerja warga sekitar tentu bisa mengurangi angka pengangguran dan juga bisa membantu mengangkat perekonomian rakyat.

Ja'far berharap produk terasi Koperasi Terasi Silau semakin dikenal masyarakat agar pasarnya kian luas. Harapannya ke depan adalah bagaimana Koperasi Silau Terasi terus berkembang bersama masyarakat Desa Silau yang menjadi anggota koperasi.

Ke depan Ja'far berharap lewat Koperasi Terasi Silau, masyarakat sekitar khususnya para pemuda mau membangun bersama desanya, tidak hanya lewat produksi terasi tapi juga sektor pariwisata, hasil pertanian dan budidaya ikan dan kepiting.

Saat ini, katanya, koperasi sudah menikmati hasil dan sduah dapat penghargaan dari Gubernur Sumatera Utara, Presiden RI Joko Widodo dan berbagai negara lewat pemberdayaan desa tertinggal di pinggiran.

Menteri Kelautan Dan Perikanan RI, Pudji Astuti juga memberikan bantuan 4 unit kapal ukuran 30 GT 2 unit dan 5 GT 2 unit untuk menangkap ikan laut segar.

"Apresiasi dan penghargaan kepada semua pengurus koperasi yang telah menjalankan amanah dengan baik. Saya berharap ke depannya ada terobosan-terobosan baru di dalam menjalankan roda koperasi yang selama ini produksinya masih bersifat konsumtif. Dikembangkan metode lain agar Koperasi Silau Terasi di kenal mancanegara dapat semakin maju dan meningkatkan lagi anggotanya hingga masyarakat," katanya.

"Semoga ke depannya Koperasi Silau Terasi ini semakin maju dan berkembang dan adanya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Asahan karena sudah banyak dapat penghargaan prestasi mengharumkan nama Kabupaten Asahan," katanya.

Menurutnya, saat ini yang menjadi kebutuhan produksi itu salah satunya mesin terasi dan sampan seruwai untuk pengambilan udang halus.

"Selama ini belum ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Asahan khususnya dari Dinas Koperasi dan Perdagangan Kabupaten Asahan," sambung Ketua Koperasi Silau Terasi, Sudirman Manurung.

Rapat Anggota Tahunan Koperasi yang dimulai sekira pukul 09.00 WIB berlangsung dengan tertib sesuai dengan agenda dan tata tertib yang ada.

Sekretaris Koperasi, Sahbuddin menyampaikan rincian laporan keuangan koperasi yang meliputi jumlah modal anggota koperasi, total piutang, dan saldo koperasi. Setelah itu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berlangsung dengan semangat, saran dan pendapat serta pertanyaan dilontarkan anggota kepada pengurus. Dan hasilnya pertanggungjawaban pengurus tahun anggaran 2017 dan 2018 disahkan bersama-sama anggota koperasi. (eza)

Mungkin Anda juga menyukai