CALEG GOLKAR

Brigadir Darwin Sinaga Aniaya Istri dan Terlantarkan Anak

MEDAN (medanbicara.com) – Punya istri cantik dan telah diberi keturunan ditambah lagi memiliki pekerjaan yang mumpuni, seharusnya membuat Brigadir Darwin Laurencius Sinaga dapat bersyukur.

Apalagi sebagai penegak hukum di Polres Pakpak Bharat dan bertugas mengayomi masyarakat luas, seharusnya Brigadir Darwin Sinaga dapat memberikan contoh tauladan terhadap keluarga kecilnya ini.

Namun kewajiban tersebut, ternyata tidak dapat dilakukannya, Brigadir Darwin Sinaga ini dinilai tidak layak mengenakan seragam kepolisian. Dikarenakan membina keluarga kecilnya saja tidak sanggup dan malah kerap melakukan penganiayaan terhadap istrinya dan tega mentelantarkan anak semata wayangnya sampai saat ini.

Akibat perbuatannya tersebut, Polisi berpangkat Brigadir ini dilaporkan istrinya Br Silalahi ke Subdit IV Renakta Ditreskrimsus Poldasu dengan tuduhan melakukan penganiayaan dengan Nomor  STTLP 1148/IX/2015/SPKT III.

Br Silalahi (28) yang tinggal di Jalan Puskesmas Komplek Polri Gaperta Ujung Medan yang ditemui, Minggu (28/2) mengatakan bahwa suaminya Brigadir Darwin Sinaga sudah tidak pulang ke rumah hampir 1 tahun.

Br Silalahi juga mengakui bahwa keduanya kerap bertengkar di rumah dan tidak segan-segan, Brigadir Darwin Sinaga ini selalu melakukan penganiayaan, kerap menfitnah serta mencaci maki istrinya.

Selain itu, Br Silalhi juga telah melaporkan suaminya ini terkait kasus penghinaan dan pencemaran nama baiknya ke Polresta Medan dengan Nomor LP/212/I/2015 Polresta Medan, namun sampai saat ini penyelidikan kasus tersebut terkesan mandek.

Bahkan diduga Brigadir Darwin Sinaga tidak pernah diperiksa. Akibatnya perilaku Darwin Sinaga semakin arogan.

"Dia selalu memukuli saya, setiap kami berjumpa, pasti saya dituduh yang tidak-tidak, selama ini dia pun sudah jarang pulang, Dia sudah saya laporkan ke atasannya, saya sudah mengadukannya ke Polresta Medan dan Poldasu, namun sampai saat ini belum ada tindakan, makanya dia dapat bertindak sewenang-wenang," ujarnya meneteskan air mata.

Menurut Br Silalahi, terakhir mereka bertemu sekira 26 Januari 2016 di rumah Komplek Polri Gaperta Ujung. Di rumah tersebut Br Silalahi tiba-tiba saja dituduh suaminya ini telah menyuruh orang lain menghina ibunya.

"Ibunya itu melapor ke Darwin, katanya dia dihina orang lain dan itu katanya orang suruhan saya, mana mungkin saya melakukan itu, Ibunya itu sengaja ingin menghancurkan hubungan kami," ujarnya.

Karena merasa tidak melakukan hal tersebut, tentu saja Br Silalhi membantahnya, namun Brigadir Darwin Sinaga malah naik pitam dan kembali melakukan penaniayaan. Ironisnya polisi ini menunjangi punggung istrinya, bahkan kepala istrinya ini dihantamkannya ke dinding hingga beberapa kali. Wajah istrinya juga kerap ditinju hingga nyaris pingsan.

"Kemarin aku sudah ronsen ke Rumah Sakit, tulang ekor ku sudah tidak menyatu lagi, ini akibat ditunjangnya, kepalaku dan wajahku ditinjunya dan diantukkannya ke dinding, ntah berapa kalilah itu pak, aku sudah tidak ingat lagi," ujarnya.

Br Silalahi juga mengatakan, sampai saat ini suaminya tersebut tidak lagi memperdulikan kondisi anaknya.

"Kemarin anakku sakit, dia tidak peduli lagi, karena dia nurut sama ibunya, kata ibunya, anak itu bukan anaknya," ujarnya.

Disinggung wartawan, selain adanya tekanan dari pihak keluarga, apakah ada indikasi lain Darwin Sinaga kerap melakukan penganiayaan, lantas Br Silalahi ini mengaku bahwa pihaknya telah mendengar suaminya tersebut memiliki wanita lain.

"Kabarnya wanita itu sudah dikenalkan ke keluarganya dan keluarganyapun menyetujuinya," ujarnya.

Oleh karena itu Br Silalahi berharap, agar Kapoldasu Irjen Ngadino dapat melakukan tindakan dan segera memproses anggotanya yang tidak layak menjadi petugas kepolisian tersebut.

"Saya maunya dipecat aja dari kepolisian, mengayomi keluarganya saja tidak sanggup, bagaimana pula melindungi masyarakat," kecamnya. (emzu)

Mungkin Anda juga menyukai