CALEG GOLKAR

Miris! Nenek 85 Tahun Hidup Sebatang Kara

Yulin br Sembiring dan Mia Try Krisna br Singarimbun saat berfoto bersama Kerah Br Sinuraya di rumahnya saat mengantarkan sumbangan. (ist)

KARO (medanbicara.com)-Sebagai seorang anak, sudah selayaknya harus berbakti kepada orangtua yang telah bersusah payah mendidik dan membesarkan hingga besar. Dengan serba kesusahan, orangtua sabar dan penuh perjuangan membesarkan anaknya. Kadangkala melupakan kesehatan diri sendiri, bahkan nyawa mereka sekalipun dikorbankan demi anak-anaknya.

Namun sekarang, banyak anak-anak yang tidak tahu balas budi dan melupakan kerja keras orangtuanya hingga menjadi orang sukses. Seperti yang dialami, Kerah beru Sinuraya, warga Desa Singgamanik, Kecamatan Munte, Kabupaten Karo yang berusia 85 tahun. Ia terkesan ditelantarkan dan dibiarkan anak-anaknya tinggal sebatang kara di gubuk reot berukuran 4×4.

Setiap harinya nenek berusia 85 tahun ini menjalani hari-harinya dengan rutinitas membersihkan gubuknya lalu memasak makanan hasil pemberian tetangga. Kerah beru Sinuraya yang sering disapa Nek Karo ini sebenarnya memiliki 3 orang anak dari hasil pernikahannya dengan suaminya, dimana salah seorang anaknya sudah meninggal dan tersisa 2 orang lagi. Yang kabarnya anak laki-lakinya tinggal di Desa Kandibata, Kecamatan Kabanjahe. Sementara seorang anak perempuannya saat ini tinggal di Medan.

“ Tadi kami sampai di gubuk nenek ini, kelihatan sangat prihatin dengan keadaan fisiknya yang cacat. Kami datang kemari hanya untuk berbagi kasih dan berkat menyambut Natal untuk nenek ini,” ujar Yulin br Sembiring (35) dan sahabat karibnya Mia Try krisna br Singarimbun (32), warga Desa Tiganderket Kecamatan Tiganderket, Jumat (07/12/2018 ) sekira pukul 12.00 WIB saat menyambangi Nek Karo.

Menurutnya, kedatangan mereka hanya untuk menengok Nek Karo yang tinggal sebatang kara di gubuk reot. Informasi inipun diketahuinya dari teman melalui Media Sosial (Medsos) Facebook.

“Jadi ada berkat sedikit yang akan kami berikan berupa 1 sak beras 30 kg, 1 papan telur, 2 bungkus roti kaleng atau biskuit, 2 kg minyak goreng dan uang tunai ratusan ribu di dalam amplop. Semoga sumbangan kami ini dapat bermanfaat bagi Nek Karo. Hanya dengan ini kami bisa berbagi, semoga Tuhan selalu melindungi Nek Karo supaya sehat selalu,”ujar Yulin.

Sementara Kepala Desa Singgamanik Reni Karo-Karo (40) yang ikut mendampingi Yulin dan Mia menyambangi gubuk Nek Karo mengucapkan terima kasih atas kepedulian mereka terhadap warganya.

“Nek Karo sudah puluhan tahun kakinya tidak berfungsi lagi. Sedangkan anak-anaknya jarang menjenguk. Makanya keperluan sehari-hari seperti makan dan minumnya hanya menunggu belas kasih tetangga untuk menyambung hidupnya,”ujar Kepala Desa.

Seorang warga yang tak ingin namanya disebut menyayangkan jika diusia tua Nek Karo justru ditinggalkan anak-anaknya. Bahkan untuk menjenguknya sekali-kalipun hanya bisa dihitung dengan jari. (ita)

Mungkin Anda juga menyukai