CALEG GOLKAR

Ratusan Batang Kayu Pinus di Siosar Dicuri

KARO (medanbicara.com) – Lambannya kegiatan pembersihan atau penebangan kayu di areal hutan pinus Siosar untuk persiapan Lahan Usaha Tani (LUT) seluas 480,11 hektar bagi warga pengungsi yang dikerjakan PT Siparanak Gabe Maduma (SGM) memicu komentar dari berbagai kalangan.

Pasalnya, mencermati semua kenyataan di lapangan. Perusahan yang diduga tak mempunyai pengalaman dibidang penebangan kayu ini terkesan atau sengaja memperlambat pekerjaannya. Padahal, PT SGM telah diperingati agar segera menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan Surat Perjanjian Kerja (SPK) yang ditandatangani Bupati.

Bahkan, pernah Kepala pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Ir Martin Sitepu meminta kepada tim monitoring, evaluasi dan pengawasan yang dibentuk Bupati untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya. Bila perlu, Bupati Karo Terkelin Brahmana untuk mencabut Surat Perjanjian Kerja (SPK) dengan PT SGM karena progres pekerjaan tidak sesuai lagi dengan Program Percepatan yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi.

“Intinya, saya sangat meragukan perusahan tersebut dapat menyelesaikan pekerjaan hingga bulan Desember 2018,”ujar Martin di halaman Kantor DPRD, (7/9/2018) lalu.

Melihat lambatnya pekerjaan, sehingga dilakukan perpanjangan kerja selama 4 bulan, terhitung dari bulan Desember 2018- April 2019. Namun kenyataan di lapangan lagi, setelah adanya perpanjangan kerja. Perusahan tersebut juga belum dapat menunjukan hasil pekerjaan sesuai progres yang telah ditentukan.

Disebut-sebut, dalam surat perjanjian kerja PT SGM yang telah diperpanjang itu akan berakhir tanggal 12 April mendatang dan progres pekerjaan masih mencapai 30 persen. Mirisnya lagi, di lokasi penebangan Siosar tampak terlihat banyaknya kayu yang telah ditebang hanya dibiarkan begitu saja tanpa adanya pengawasan dari tim monevwas. Sehingga ada peluang bagi orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk mencuri kayu pinus yang ada di Siosar.

“Setiap hari, ada saja truck-truck yang masuk keluar dari lokasi. Mulai dari truck kingkong dan colt diesel, ada yang masuk dari Desa Nagara dan ada juga yang masuk dari Desa Pertibi Tembe. Kami gak tau kemana dibawa kayu-kayu gelondongan pinus itu. Semua bebas keluar masuk tanpa adanya pengawasan dari pihak berwajib,”ujar salah seorang warga desa setempat yang tak ingin namanya disebut kepada wartawan, Kamis (21/3/2019).

Ia menduga, di lokasi Siosar tersebut telah terjadi pembalakan liar karena tak ada pengawasan. Atau diduga para pihak yang berwenang sengaja ‘tutup mata’ karena telah menerima ‘piti-piti’.

Untuk membenarkan informasi tersebut, awak media langsung melakukan kroscek . Ternyata informasi tersebut benar adanya. Truck kingkong dan colt diesel bebas keluar masuk mengangkut gelondongan kayu pinus dari lokasi Siosar menuju ke beberapa gudang Saw Mill di Kabanjahe dan Merek. Disebut-sebut, truck-truck kingkong dan colt diesel tersebut milik para pengusaha kayu bermarga Manappang, Tambunan dan marga Malau di Merek. (anita)

Mungkin Anda juga menyukai