CALEG GOLKAR

Korban Diperkirakan Tersangkut dan Sulit Mengapung

Kondisi ombak di Danau Toba. (twitter)

SIMALUNGUN (medanbicara.com)-Arus bawah dan vegetasi jadi kendala
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara mengungkapkan salah satu alasan sulitnya menemukan korban dan bangkai kapal, adalah karena adanya arus bawah dan rimbunnya vegetasi di sejumlah titik Danau Toba.

“Menurut pengetahuan masyarakat airnya juga mengalir di bawah danau. Dan sehari setelah tenggelamnya kapal, ombak sangat besar, jadi memungkinkan sekali (korban) terbawa arus ke sana kemari,” kata Kepala BPBD Sumatera Utara, Riadil Lubis.

Selain itu, Riadil menambahkan, lekukan-lekukan dan sejumlah tanaman di dalam danau dikhawatirkan membuat korban tersangkut atau tersembunyi’ sehingga sulit terapung.

“Zona satu itu di TKP lokasi tenggelamnya kapal. Di sana tim menyelam hingga kedalaman 25 meter. Zona dua itu terletak 100 meter di sebelah kanan TKP. Sementara zona tiga berlokasi 100 meter di sebelah kiri TKP,” ungkap Riadil.

Riadil mengungkapkan bahwa pencarian korban dan kapal akan menantang, karena Danau Toba memiliki kedalaman 900 meter.

Lalu apakah penyelaman sampai kedalaman 25 meter efektif untuk mencari korban?

“Kedalaman 900 meter itu kan yang paling dalam. Di sana-sini tidak sampai segitu. Nah, sekarang cuaca agak cerah, bagus, gelombang danau agak baik, tenang, semoga pencarian bisa ada hasil,” jawab Riadil.

Namun, hingga Rabu sore dan setelah zona pencarian diperluas, tanda-tanda keberadaan kapal dan korban tetap belum diketahui.

Di tempat terpisah, Kementerian Perhubungan mengonfirmasi bahwa KM Sinar Bangun kelebihan muatan.

"Kapal (ini) berukuran 35 GT (gross tonage) berkapasitas 43 orang. Kapal kecil," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, dalam konferensi pers di kantornya di Jakarta, Rabu (20/6/2018).

Budi pun mengilustrasikan bahwa untuk kapal dengan ukuran tersebut, sebanyak 80 penumpang masih bisa diangkut, "tetapi kalau 200 (penumpang) mungkin tidak cukup".

Dipaparkannya, ketika berlayar dari Pulau Samosir ke Simalungun, KM Sinar Bangun, dihadang cuaca buruk; hujan deras dan angin kencang. Tidak hanya itu, gelombang danau disebut Budi mencapai dua meter.

Kondisi tersebut diperburuk dengan kurangnya jaket pelampung yang jumlahnya hanya 45 buah.

"Bayangkan penumpang sebanyak itu (lebih 180 orang), banyak yang tidak pakai life jacket ," tutur Menhub.

Budi mengungkapkan pencarian korban akan dilakukan sampai tujuh hari ke depan dan apabila diperlukan akan ditambah tiga hari.

Informasi lain diperokeh, pada hari ketiga pasca tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan instansi lainnya tetap berusaha untuk menemukan korban yang hilang dari ratusan korban yang terdata menjadi penumpang KM Sinar Bangun.

Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah II Sumatera Utara Sri Hardianto yang dihubungi di sela-sela pencarian penumpang di Danau Toba mengatakan, hingga sekitar pukul 14.00 WIB, tim gabungan belum menemukan penumpang lainnya. Tim gabungan juga belum menemukan fisik KM Sinar Bangun, termasuk belum mengetahui lokasi kapal kayu tersebut tenggelam.(yaf/tsn)

Mungkin Anda juga menyukai