CALEG GOLKAR

Korban Penembakan KKB Asal Sergai Gagal Rayakan Natal dan Tahun Baru di Kampung Halaman

Kakak korban, Teti menunjukkan foto Jefri Junaidi Simaremare (28) semasa hidup dari ponselnya, Jumat, (7/12/2018). (trb)

SERGAI (medanbicara.com)– Rumah semi permanen bercat warna putih yang dihuni Joel Simare Mare (65), di Dusun 1, Desa Sei Blutu, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) dipenuhi jiran tetangga.

Kedatangan jiran tetangga untuk mengucapkan turut berduka cita atas tewasnya Jepri Simare Mare (26), anak kedua dari Joel Simare Mare (65) dan Sonti boru Sirait (55), satu dari 31 korban yang tewas akibat dibrondong tembakan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Kabupaten Nduga, Papua, Minggu (2/12/2018) lalu.

Sonti boru Sirait di rumah duka, Jumat (7/12/2018) mengatakan, Jepri sudah lima tahun pergi untuk bekerja di Papua. Awalnya mereka tidak mengetahui Jepri satu korban yang tewas ditembak KKB.

“Sudah lima tahun dia bekerja di Papua, kami tidak menyangka kalau Jepri menjadi korban penembakan,” kata boru Sirait sambil meneteskan airmata.

Menurutnya, sejak kepergian bekerja di Papua, mereka hanya bisa komunikasi dengan Jepri melalui telepon seluler. Selain itu Jepri sering mengirim uang untuk kedua orangtuanya di kampung.

“Kami hanya bisa komunikasi melalui telepon aja, tapi dia sering ngirim uang,” ucapnya.

Boru Sirait mengharapkan jasad anaknya tersebut segera diantar ke rumah duka agar mereka bisa melihat terakhir kali wajah anaknya tersebut.

“Kami harapkan masih menunggu mayatnya agar bisa dikemudikan secara layak,” harap boru Sirait.

Sebelum insiden berdarah tersebut, putra kedua dari pasangan Joel Simaremare (65) dan Sonti boru Sirait (55) itu sempat mengungkapkan keinginannya untuk merayakan Natal dan Tahun Baru di kampung halamannya di Dusun 1, Desa Sei Belutu, Kecamatan Sei Bamban, Serdang Bedagai.

Namun takdir berkata lain, kepulangan Jepri ternyata tidak seperti biasanya, pemuda 26 tahun itu harus kembali dengan diusung dalam peti jenazah. Kabar tersebut menjadi duka paling mendalam bagi keluarganya. Salah satunya Tety boru Simaremare (43), yang merupakan kakak kandung Jepri.

“Jepri bilang bulan ini mau pulang dari Papua supaya bisa merayakan tahun baru 2019 bersama keluarga di kampung,” ujar Tetty.

Dikatakannya, rencana kepulangan adiknya itu sempat membuat keluarga merasa bahagia, karena memang sudah selama 5 tahun terakhir Jepri tidak merayakan tahun baru bersama keluarga.

“Kami senang kali dibilangnya mau pulang tahun ini merayakan tahun baru. Ternyata Jepri pulang menjadi mayat,” katanya sambil meneteskan airmata. (mdc)

Mungkin Anda juga menyukai