CALEG GOLKAR

Hari Pahlawan di Tanjungbalai, Ada Acara Ngopi Sambil Diskusi, Ini Yang Dibahas…

Peserta diskusi foto bersama. (gus)

TANJUNGBALAI (medanbicara.com)-Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, Rumah Literasi Nurul Ilmi Kota Tanjungbalai yang diketuainya Herman Siregar SPd menggelar acara diskusi sambil ngopi, di SMP IT Darul Fikri Tanjungbalai, Jalan Alteri, Gabn M Rawi, tanjungbalai, Sumut, Sabtu (10/11/2018).

Acara diskusi sambil ngopi tersebut dihadiri pemeharti sejarah, pegiat literasi dan aktivis muda yakni Alamsyah (LBM Tuah Deli), Fazrin Fane (Dosen Poltan), Bukhori Ginting (Dinas Pendidikan Kasi SMP), Andreant Hanif (Pemerhati Sosial), Agus Arianto, Syafaruddin Marpaung dan Sarianto(Praktisi Pendidikan), Anwar Ibrahim (Ketua KAMMI Tanjungbalai), Kaya Arfah (Da’i Muda) serta IPM, Permata, GP Anshor, mahasiswa Darul Ulum dan mahasiswa sejarah Unimed.

Ketua Panitia, Sarianto Tamegawa SPd dalam sambutannya berharap melalui acara diskusi sambil ngopi ini kembali mengingat sejarah, bahwa sejarah itu sangat penting untuk dipelajari dan diajarkan.

Selain itu, katanya, melalui diskusi ini diharapkan lahir semangat baru dan kuat untuk dapat membudayakan kebiasaan lierasi.

“Semoga kita adalah generasi yang literat (giat membaca) dan membudayakan diskusi untuk menshare ilmu sejarah tentang kapahlawanan,” katanya.

Menurutnya, acara itu tidak ada menggalang dana dari proposal murni biaya sendiri dari kepanitiaan karena kecintaan terhadap sejarah Kota Tanjungbalai.

Acara diskusi itu berlangsung kurang lebih 5 jam, serta terjalin komunikasi yang interaktif di antara peserta diskusi dari masing-masing perwakilan yang memaparkan dengan disiplin pengetahuan sejarah terhadap momen pahlawan nasional dan terkhusus pahlawan asal Tanjungbalai-Asahan.

Pemandu acara, Herman Siregar SPd menyampaikan, beberapa dokumen sejarah tentang keberadaan nilai-nilai luhur sejarah kota dan kepahlawanan Tanjungbalai-Asahan salah satunya Sultan Ahmadsyah dan Syeh Ismail Abdul Wahab.

Tanjungbalai-Asahan juga tercatat merupakan negeri beradat dan punya catatan sejarah tentang kesultanan dan kepahlawanan, maka hal ini harus terus digali dalam bentuk tindakan penelitian, pengumpulan dokumen peninggalan sejarah, kunjungan tempat bersejarah seperti rumah kesultanan, makam dan ahli waris dalam silsilah.

"Maka acara diskusi ini merupakan memontum untuk saling memberikan sumbangsih di antara aktivis penggiat sejarah berbagi pengetahuan tentang sumber-sumber yang didapat baik dokumen foto, buku sejarah dan barang sejarah dan saya terpikir bagaimana di bulan Desember 2018 peringatan hari jadi Kota Tanjungbalai dapat diberikan ruang oleh Pemko Tanjungbalai bagi para penggiat aktivis sejarah menampilkan dokumen bedah buku proses berdirinya kesultanan Asahan sebagai pembanding," katanya.

Dalam penutupan acara, Bukhori Ginting, perwakilan Dinas Pendidikan Kota Tanjungbalai menyampaikan, apresiasi kerena memiliki muatan fakta sejarah Kota Tanjungbalai yang harus diketahui melalui semangat membumikan literasi.

"Sayaa mendukung acara ini sepenuhnya serta harapan ke depan acara ini bisa dilakukan dengan konsep yang lebih formal dan meriah. Bila perlu menghadirkan pakar sejarah yang kompenten dan kami siap memberikan sumbangsih bila ada proposal untuk kegiatan diskusi selanjutnya," ujarnya. (gus/ino)

Mungkin Anda juga menyukai