CALEG GOLKAR

Karyawan PKS Pabatu PTPN IV 3 Kali Cerai, Terakhir Berhubungan Dengan Pria Mengaku Perwira Polisi Dari Medsos

Jenazah korban saat ditemukan di ranjang. (mdc)

TEBING TINGGI (medanbicara.com)– Kematian Siti Aminah Purba masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga. Hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan untuk mencari terduga pelaku pembunuhnya.

Keterangan Khairul Purba alias Ilung (45), adik Siti Aminah ketika ditemui wartawan di rumah duka, di Dusun 3 Desa Kedai Damar Pabatu, Kecamatan Tebing Tinggi, Serdang Bedagai, Kamis (27/6/2019) mengungkapkan, selain bekerja di bagian administrasi PKS Pabatu PTPN IV, Siti Aminah Purba juga menyambi sebagai instruktur senam aerobik.

Menurut Ilung, pekerjaan sambilan itu dilakukan kakaknya demi memenuhi kebutuhan putranya yang saat ini kuliah di satu perguran tinggi di Aceh. Selain itu, Siti Aminah juga membuka ‘kedai sampah’ menjual berbagai kebutuhan sehari-hari, mulai dari minyak, rokok hingga pulsa seluler di rumahnya.

Ilung juga menceritakan beberapa kejanggalan sebelum kakaknya ditemukan tewas dengan kondisi tangan terikat kabel di kamarnya, Rabu (26/6/2019) pagi.

Dalam beberapa bulan belakangan ini, tutur Ilung, kakaknya itu sering berkomunikasi lewat aplikasi WhatsApp dengan seorang pria yang dikenalnya dari media sosial Facebook.

Pria itu, jelas Ilung, mengaku sebagai anggota kepolisian dengan pangkat AKBP dan bertugas di Provinsi Riau.

Malam sebelum ditemukan tewas, warga setempat juga sempat melihat satu unit mobil Isuzu Panther parkir di depan rumah Siti Aminah. Selain itu, warga juga melihat dua orang masuk ke dalam kedai dan terlibat pembicaraan serius dengan kakaknya itu.

“Malam itu sekira jam 23.00 Wib, warga mau beli pulsa sempat melihat kakak saya itu bicara dengan dua orang dalam kedainya,” kata Khairul.

Siti Aminah menurut Khairul sudah tiga kali menikah. Namun sayang, ketiga pernikahan itu tak ada yang langgeng. Sejak bercerai dari IW, suami ketiganya, menurut sepengetahuan Khairul, belum pernah menjalin hubungan khusus dengan pria lain.

Hanya saja, dia pernah melihat seorang pria mengaku polisi dengan pangkat AKP datang ke rumah beberapa bulan lalu. “Ada pria datang ke rumah ngaku polisi pangkat AKP. Tapi nggak tau, teman dekat apa teman kerjanya,” ungkapnya.

Namun setelah itu, kakaknya kembali berkenalan dengan seorang pria lain, yang juga mengaku polisi dengan pangkat AKBP bertugas di Riau.

Sejak kenal dengan pria yang mengaku duda tersebut itulah, Siti Aminah sering berkomunikasi melalui telepon seluler maupun WhatsApp. “Dia pernah cerita, kenal pria ngaku polisi pangkat AKBP tugas di Riau,” imbuhnya.

Begitu mendengar keterangan Siti, Ilung sempat menasihati kakaknya itu agar jangan gegabah dekat dengan pria yang dikenal melalui Facebook. Apalagi, setelah dia melihat foto pria itu di Facebook, ternyata nama yang tertera di baju dinasnya, tidak sama dengan nama di Facebook.

“Aku curiga laki-laki itu bukan polisi. Dari nama yang dipakainya menggunakan baju dinas polisi beda dengan nama Facebooknya,” bilang Ilung.

Namun ketika itu, sang kakak kemudian berdalih, dia dan pria itu hanya berteman saja. Selanjutnya, Ilung pun tidak mengikuti perkembangan hubungan kakaknya dengan pria mengaku polisi tersebut. Selain itu, Ilung juga mengaku belum sekalipun pernah melihat adanya pria datang ke rumah kakaknya tersebut.

“Aku Nggak tau hubungan mereka karena belum pernah ada pria datang ke rumah kakak,” terang Ilung.

Pihak keluarga, menurut Ilung, belum bisa memastikan kapan kakaknya itu dihabisi pelaku. Pasalnya, salah satu kerabat mereka di Makassar sempat komunikasi melalui Whatsapp dengan Siti Aminah sampai jam 05.30 Wib.

“Pagi itu keluarga di Makassar sempat chatting dengan kakak, tapi nggak tau yang balas dia atau pelaku, karena HP kakak itu dibawa pelaku,” paparnya.

Selain itu, beberapa warga setempat juga sempat melihat mantan suami ketiga Siti beberapa kali berada di sekitar kawasan rumahnya. Ada sekali waktu, pria itu juga terlihat warga naik sepeda motor memakai helm dekat kantor desa.

“Sebelum kakak meninggal, warga sini sempat melihat IW beberapa kali di Pabatu,” ujarnya.

Dijelaskan Ilung, setelah penemuan jenazah kakaknya itu, besi jerjak jendela belakang rumah sudah patah. Selain itu, uang, rokok juga hilang dan laci lemari kakaknya berantakan.

Meski begitu, Ilung tak percaya bahwa sang kakak adalah korban perampokan. “Malam itu hujan, tapi nggak ada jejak kaki di jendela belakang. Artinya, kemungkinan pelaku masuk dari pintu depan,” paparnya.

Setelah temuan menggemparkan warga desa itu, pintu depan rumah Siti Aminah juga ditemukan dalam kondisi terbuka. “Jasad kakak waktu ditemukan, tangannya terikat kabel listrik, lidahnya sedikit menjulur keluar,” kata Khairul.

Hal itu, menurut Ilung, membuktikan bahwa kakaknya itu kenal baik dengan pelaku. Sementara uang serta rokok yang hilang, hanya sengaja dibuat untuk memunculkan dugaan bahwa kakaknya dirampok.

“Kami sekeluarga menduga kakak saya itu kenal dengan pelaku. Jadi karena takut ketahuan, pelaku penghabisi nyawa kakak,” terangnya.

Ilung pun berharap, polisi bisa secepatnya menangkap pelaku, sebagai pengobat kesedihan keluarga. “Kami minta polisi dapat menangkap pelaku yang tega membunuh kakak kami,” pintanya. (mdc)

Mungkin Anda juga menyukai