CALEG GOLKAR

Makjang! Anak Didiknya Berprestasi, Sekolah Ini Minta Bagian Hadiahnya

Sekolah tempat Eka menimba ilmu. (nda)

ACEH TAMIANG (medanbicara.com)-Siswi SDN Bukit Rata, Kecamatan Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang, NAD, Eka Safitri (11) berhasil membawa nama Provinsi Aceh dikancah nasional, diajang kejuraaan pencak silat tingkat Sekolah Dasar (SD).

Sayangnya, prestasi Eka malah menjadi awal tidak berani masuk sekolah. Lho, kenapa? Seorang sumber yang namanya tidak ingin dipublikasikan Eka tidak mau masuksekolah karena takut terus ditanyai kepala sekolah tentang uang bonus atau uang pembinaan yang diterimanya. Makjang..!

Menurut sumber itu yang disampaikan kepada wartawan, hal itu bermula setelah Eka dipanggil oleh kepala sekolahnya tepat sehari pulang dari Banda Aceh, Selasa (2/10/2018).

Menurutnya, kala itu pihak sekolah meminta sebagian uang dari Eka sebagai bentuk tanda terima kasihnya kepada sekolah dalam hal ini diwakili kepala sekolah.

"Kalau tidak mau memberikan maka pihak sekolah meminta kepada orangtua Eka mengembalikan uang yang sudah dipakai untuk pembinaan Eka, sehingga Eka bisa menjadi juara pencak silat se-Indonesia tingkat sekolah dasar (SD) dalam waktu satu Minggu," sambungnya.

"Jelas hal ini tidak hanya menjadi momok yang menakutkan bagi Eka untuk masuk ke sekolah tapi juga bagi kedua orangtuanya," tambah sumber.

Orangtua Eka Syahfitri, Muliadi mengaku Rabu (3/10/2018) dia diundang ke sekolah untuk membicarakan uang hadiah perlombaan dan pihak sekolah meminta agar uang tersebut dibagi dua.

"Kami diberikan waktu satu minggu untuk pengembalian uang tersebut, namun sampai hari ini kelihatanya tidak ada kabar kelanjutannya," kata Muliadi.

Menurutnya, anaknya berlatih di Perguruan Kesatria Nusantara menimba ilmu ekstrakurikuler dan dengan biaya sendiri.

"Kami juga ikhlas menyumbangkan sedikit hadiah pada perguruan bela diri tersebut, agar uangnya dapat berguna untuk setiap pelatihan dan kami sangat berharap semua persoalan dapat terselesaikan dengan baik, serta Eka dapat bersekolah kembali," harap Muliadi.

Ketua AWDI DPC Aceh Tamiang melalui wakilnya Eri Afandi langsung membentuk tim untuk investigasi kasus ini guna mencari kebenarannya. Diawali penelusuran ke Perguruan Pencak Silat Kesatria Nusantara di Opak, Kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang, tempat Eka berlatih.

Menurut seorang pelatih dari perguruan itu membenarkan. "Siswi kami menang, kami cuma dapat senyuman saja," tutur pelatih itu menirukan omongan pihak sekolah saat mendampingi orangtua Eka guna memediasi dan mencari titik temu permasalahan itu.

Kemudian tim menjumpai Kepala Sekolah SDN Bukit Rata, Kecamatan Kejuruan Muda, Nuraini dan mengatakan pihak sekolah tidak pernah mengetahui tentang perlombaan itu, karena semua telah ditangani oleh kabupaten.

"Kami hanya ingin mengetahui hadiah yang didapat dan besaran uangnya, serta tidak ada maksud tertentu, karena biaya yang selama ini dikeluarkan adalah dari biaya operasional sekolah (BOS)," katanya.

Menurutnya, Eka sudah empat hari tidak masuk sekolah. "Kami menduga penyebabnya ada bahasa-bahasa yang tidak enak didengarnya," tegas Nuraini.

Sementara itu ditempat yang sama, Mardiah Wali Kelas Eka menyampaikan, sudah ke rumah Eka dan bertemu orangtuanya dan disampaikan kalau Senin (8/10/2018) dia sudah masuk sekolah seperti biasanya.

Ketua Komite Sekolah, Gabriandi menyampaikan, agar tidak terjadi komunikasi yang salah, maka pihak sekolah harus mendapatkan laporan dari guru pendamping.

"Masuknya kembali Eka nanti ke sekolah situasi harus kembali normal, tidak ada intimidasi, namun jika itu terjadi, maka orangtua harus melaporkannya pada saya," ucap Gabriandi. (nda)

Mungkin Anda juga menyukai