CALEG GOLKAR

Alamak! Dibangun Dengan Biaya Puluhan Miliar, Pasar Tradisional Bakaran Batu Jadi Tempat Sampah

Los yang kosong dan kios depan yang menjadi lokasi tumpukan sampah. (man)

DELISERDANG (medanbicara.com)- Pasar tradisional Bakaran Batu, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang sudah hampir 3 tahun lebih beroperasi. Namun hingga kini pasar tradisonal yang dibangun dengan biaya puluhan miliar rupiah dari APBN itu tak laku.

Diperkirakan 90 persen bangunan kios yang ada di pasar tradisonal jadi mubazir karena banyak sekali yang kosong. Bahkan depan kios ruko menjadi tempat pembuangan sampah.

Informasi dihimpun dari sejumlah pedagang Senin (6/5/2019) sore, dulunya untuk bisa berjualan di los A, B, C pedagang harus membayat Rp5 juta dan membayar retribusi Rp3.000 per hari. Sedangkan untuk kios tempel yang terletak di belakang los A pedagang harus membayar Rp30 juta.

“Untuk kios ruko pedagang harus membayar Rp50 juta,” sebut Sihombing, seorang pedagang di Pasar Tradisional Bakaran Batu.

Lanjut Sihombing, meski sudah membayar para pedagang diwajibkan berjualan setiap hari dan apabila tidak berjualan selama sepekan maka uang yang telah dibayar dianggap hangus. Namun setelah para pedagang melakukan aktivitasnya, dagangan mereka justru tidak laku karena pembeli masih sedikit yang berbelanja dan lebih banyak berbelanja ke pasar tradisiknal lama, yang terletak di Jalan Suktan Hasanuddin dan Tengku Raja Muda, Kecamatan Lubuk Pakam, yang tak begitu jauh jaraknya dari Pasar Tradisional Bakaran Batu.

Karena dagangannya tidak laku, para pedagang pun jadi malas berjualan di los maupun di kios. Sampai sekarang masih banyak pedagang yang menyimpan barang dagangannya dalam kios. Mirisnya, di depan kios menjadi tumpukan sampah dan tidak diketahui siapa yang membuang sampah di depan kios yang sudah ditutup pemiliknya itu. Hal itu terlihat di depan kios EI 23 terlihat ada tumpukan sampah depan kios yang sudah tutup itu. (man)

Mungkin Anda juga menyukai