CALEG GOLKAR

Kapolresta Deli Serdang Kaget Mendengar 3 Tahun Laporan Dugaan Pengancaman dan Penganiayaan Tak Ada Kepastian

Ilustrasi

DELISERDANG (medanbicara.com)-Laporan pengaduan Doni Parhusip (27), warga Kampung Baru Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang genap 3 tahun.

Dalam Laporan pengaduan bernomor LP/18/I/2017/SU/RES DS tanggal 7 Januari 2017 lalu itu, Doni Parhusip melaporkan BS (52), warga Jalan Tomuan Kelurahan Cemara, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, dalam kasus dugaan pengancaman dan penganiayaan.

Kapolresta Deli Serdang Kombes Yemi Mendagi SIk kepada sejumlah wartawan, Selasa (7/1/2020) di Aula Catur Prasetya kaget mendengar pertanyaan wartawan terkait laporan pengaduan pelapor Doni Parhusip yang genap 3 tahun. Sambil mencatatkan pada buku agenda miliknya, perwira menengah berpangkat tiga melati emas di pundaknya itu mengucapkan terima kasih kepada sejumlah wartawan atas informasi itu

“Saya baru dengar jika ada laporan pengaduan tiga tahun tidak ada kepastian hukumnya. Nanti saya cek dan tanyakan sama penyidiknya. Kalau laporan pengaduan itu tidak memenuhi unsur pidananya ya di SP3 kan dan kalau memenuhi unsur dengan minimal 2 alat bukti, maka laporan pengaduan itu harus dilanjutkan hingga ke persidangan. Kita harus memberikan kepastian hukum kepada pelapor dan terlapor,” tutupnya.

Sekadar diketahui, awalnya Doni Parhusip dan BS alias OP bekerja sama bisnis judi togel. Doni Parhusip diminta mengarahkan para juru tulis togel untuk menyetor omzet penjualan kepada BS dengan perjanjian diberi komisi 27 persen dan terserah Doni Parhusip mau memberikan komisi kepada jurtulnya.

Hitungan persenan pun dilakukan sekali dalam sepekan. Selain persenan omzet, Doni Parhusip akan diberikan persenan jika bandar menang. Selanjutnya Doni Parhusip mencari para jurtul dan memberikan komisi 20 persen dari omzet kepada jurtul. Para jurtul togel yang direkrut Doni Parhusip pun menyetor kepada BS.

"Total omzet dari jurtulku berkisar Rp40 juta," sebut Doni kala itu.

Maka sesuai perjanjian, Doni Parhusip meminta persenan dari omzet yang disetorkan jurtulnya kepada BS. Namun isteri BS menyatakan kepada Doni Parhusip agar mengambil persenan omzet pekan depannya saja. Mendengar hal itu Doni Parhusip menjawab jika dia, istri dan anaknya perlu makan dan meminta uang Rp5 juta dulu. Mendengar ucapan Doni Parhusip itu BS datang dan memberikan uangnya dan menyatakan agar Doni Parhusip berurusan sama dia saja.

Pekan berikutnya, Doni Parhusip kembali meminta persenan dari omzet tapi istri BS menyatakan jika persenan Doni Parhusip sudah tidak ada lagi. Mendengar hal itu, BS menengahinya dan menyatakan kepada Doni Parhusip agar tidak mengungkit itu lagi dan jangan ribut. BS pun menyatakan agar Doni Parhusip berhubungan dengannya saja.

"Kalau ku hitung jumlah persenan dari omzet dan komisi dari kemenangan sudah berkisar Rp20 juta," ujar Doni Parhusip.

Karena hitungan persenan dari omzet seperti yang dijanjikan tidak jelas, maka Doni Parhusip beralih dan menyetor omzet ke bandar togel lain yang sekarang sudah tutup. Beralihnya Doni Parhusip ke bandar judi togel lain mengakibatkan omzet BS menurun sehingga BS bersama istrinya dan dua orang lainnya mendatangi Doni Parhusip ke rumahnya.

"Saat itu aku terjatuh didorong BS, HP juga jatuh dan diambil istri BS. Lalu aku mendatangi BS ke rumahnya namun aku diancam dengan pisau pada bagian leherku di warung depan rumahnya," sebut Doni Parhusip. (man)

Mungkin Anda juga menyukai