CALEG GOLKAR

Kasus Dugaan Pengancaman dan Penganiayaan, Panggilan Kedua, Istri BS Tak Hadir

Ilustrasi

DELISERDANG (medanbicara.com)- E boru Sinabariba istri dari BS tidak menghadiri panggilan penyidik Sat Reskrim Polresta Deli Serdang, Rabu (29/1/2020).

Warga Jalan Tomuan Kelurahan Cemara, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang itu dipanggil sebagai saksi dalam laporan pengaduan korban Doni Parhusip (27), warga Kampung Baru Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubuk Pakam yang melaporkan BS (52) dalam kasus dugaan pengancaman dan penganiayaan sesuai nomor pengaduan LP/18/I/2017/SU/RES DS tanggal 7 Januari 2017 lalu.

Panggilan inipun merupakan panggilan yang kedua karena pada panggilan pertama (26/11/2019) lalu E Sinabariba juga tidak hadir untuk dimintai keterangan.

Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang, AKP Raffles Langgak Putra SIk, membenarkan jika hingga Rabu (29/1/2020) sore, E boru Sinabariba tidak datang memenuhi panggilan penyidik untuk dimintai keterangan sebagai saksi.

“Nggak datang juga, kita hubungi mati nomornya,” jawab AKP Raffles Langgak Putra SIk via Whatsapp menjawab pertanyaaan wartawan.

Lanjut perwira berpangkat tiga balok emas di pundaknya itu, untuk panggilan berikutnya pihaknya akan menerbitkan surat perintah membawa saksi.
“Masih coba dihubungi juga boru Sinabariba ini, cuma belum diangkat,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, kasus ini berawal ketika korban Doni Parhusip dengan BS kerjasama bisnis judi togel. Doni Parhusip diminta BS mengarahkan para juru tulis togel untuk menyetor omzet penjualan kepada BS alias OP dengan perjanjian diberikan komisi 27 persen dan terserah Doni Parhusip mau memberikan komisi kepada jurtul.

Hitungan persenan pun dilakukan sekali dalam sepekan. Selain persenan omzet, Doni Parhusip akan diberikan persenan jika bandar menang. Selanjutnya Doni Parhusip mencari para jurtul dan memberikan komisi 20 persen dari omzet kepada jurtul. Para jurtul togel yang direkrut Doni Parhusip pun menyetor kepada BS.

"Total omzet dari jurtul ku berkisar Rp40 juta," sebutnya.

Maka sesuai perjanjian, Doni Parhusip meminta persenan dari omset yang disetorkan jurtulnya kepada BS. Namun istri BS alias OP menyatakan kepada Doni Parhusip agar mengambil persenan omzet pekan depannya saja.

Mendengar hal itu Doni Parhusip menjawab jika ia, istri dan anaknya perlu makan dan meminta uang Rp5 juta dulu. Mendengar ucapan Doni Parhusip itu BS memberikannya dan menyatakan agar Doni Parhusip berurusan samanya.

Pekan berikutnya, Doni Parhusip kembali meminta persenan dari omset tapi istri BS menyatakan jika persenan Doni Parhusip sudah tidak ada lagi. Mendengar hal itu, BS menengahinya dan menyatakan kepada Doni Parhusip agar tidak mengungkit itu lagi dan jangan ribut. BS pun menyatakan agar Doni Parhusip berhubungan dengannya saja.

"Kalau ku hitung jumlah persenan dari omset dan komisi dari kemenangan sudah berkisar Rp 20 juta," ujar Doni Parhusip.

Karena hitungan persenan dari omset seperti yang dijanjikan tidak jelas, maka Doni Parhusip beralih dan menyetor omset ke bandar togel lain yang sekarang sudah tutup.

Beralihnya Doni Parhusip ke bandar judi togel lain mengakibatkan omset BS menurun drastis sehingga BS bersama isterinya dan dua orang lainnya mendatangi Doni Parhusip ke rumahnya.

"Saat itu aku terjatuh didorong BS, HP juga jatuh dan diambil istri BS. Lalu aku mendatangi BS ke rumahnya namun aku diancam dengan pisau pada bagian leher ku di warung depan rumahnya," sebut Doni Parhusip. (man)

Mungkin Anda juga menyukai