CALEG GOLKAR

Remaja Berkebutuhan Khusus Dicabuli, Payudara Dihisap, Kemaluan Diraba-raba

MEDAN (medanbicara.com) – Rasa sedih dan pilu dialami seorang remaja putri berkebutuhan khusus berusia 15 tahun yang menjadi korban pelecehan seksual di Medan.


Ironisnya, tak hanya menjadi korban pelecehan seksual, ibu korban juga mendapat ancaman bunuh oleh terduga pelaku pelecehan seksual.
Meskipun ibu korban telah melaporkan kasus pencabulan tersebut ke Polrestabes Medan pada 30 Juli 2023 lalu namun hingga sekarang terduga pelaku pencabulan berinisial LN ,56, namun terduga pelaku yang masih bertetangga dengan korban itu hingga Minggu (1/10) masih berkeliaran.


Ibu korban Yun ,42, menuturkan, dirinya berharap adanya keadilan dalam kasus yang dialami putrinya yang masih duduk di bangku kelas III SMP ini. “Tak hanya mendapat ancaman bunuh, anak saya jadi trauma dan mengalami gangguan psikis dan sering menangis bila teringat akan pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh kakek tetangga depan rumah itu,” tutur Yun di Ruang Wartawan Polrestabes Medan.


Dalam laporan pengaduan yang tertuang dalam STTLP/B/2535/VII/2023/SPKT Restabes Medan/Polda Sumut, ibu korban menjelaskan kejadian pelecehan ini terjadi pada bulan Juni hingga Juli 2023.

“Saya seharinya tinggal berdua sama anaknya, saya pergi kerja pagi pulang malam. Jadi kalau malam, anak saya menunggu di teras rumah terlapor, karena tetangga. Rumah kami saling berhadapan di dalam gang,” terang ibu korban yang merupakan warga Kecamatan Medan Kota.

Saat menunggu ibunya pulang, korban duduk-duduk di teras rumah terduga pelaku. Di suasana malam yang sepi, terduga pelaku mendatangi korban dan meminta korban untuk menyingkap pakaiannya. “Selanjutnya, terduga pelaku mengisap payudara korban sembari meraba-raba bagian sensitif tubuh korban,” tutur Yun menceritakan perbuatan asusila kakek tetangganya itu.

“Anak saya ini berkebutuhan khusus, jadi dia tidak bisa melawan (saat dicabuli) seperti anak normal lainnya,” sebutnya.

Ibu korban melanjutkan, perbuatan ini akhirnya terungkap setelah korban menceritakan kepada ibunya. Mendengar itu, sang ibu merasa kaget, apalagi terduga pelaku sudah dianggapnya seperti orangtuanya, apalagi korban sering ngobrol dan curhat sama terduga pelaku yang disebut-sebut pensiunan Dinas Pendidikan Sumut itu.

“Sebelum buat laporan, pihak terduga pelaku juga sudah mendengar kejadian ini. Mungkin karena malu, mereka malah mengancam kami, membuat kami tak nyaman tinggal di rumah,” ucapnya. Karena merasa tak nyaman, ibu korban akhirnya membuat laporan ke Polrestabes Medan pada tanggal 31 Juli 2023. Pihak terduga pelaku yang mengetahui hal ini malah semakin mengintimidasi korban.


Dijelaskan Yun, terduga pelaku pernah mendatangi dirinya dan putrinya membawa clurit sembari mengancam akan membunuh keluarga korban. Ancaman bunuh tersebut disaksikan oleh sejumlah warga.

“Anak saya semakin ketakutan, kalau malam hari sering nangis, dan ngamuk-ngamuk. Saya juga sudah membawanya ke Psikolog. Anak saya mengalami gangguan psikis,” imbuhnya.

Atas kejadian ini, keluarga korban berharap agar pihak kepolisian segera menindaklanjuti laporannya.

“Harapan kami agar laporan ini diproses, karena sudah dua bulan buat laporan pengaduan, malah pihak terduga pelaku balik menantang agar ditangkap. Mereka sesumbar bahwa orangtua mereka tidak bisa ditangkap meskipun sudah dilaporkan ke Polrestabes Medan,” pungkas Yun seraya berharap agar pihak Polrestabes Medan segera menangkap pelaku pencabulan terhadap putrinya itu.(za)

Mungkin Anda juga menyukai