CALEG GOLKAR

Sopir Angkot Tewas Dikeroyok 2 Temannya, Ada 2 Luka Tikam di Bawah Ketiak Kiri, 1 Ditangkap, 1 Kabur, Duh! Penyebabnya…

Tersangka WC diamankan di Mapolsek Medan Area. (ist/mdc)

MEDAN (medanbicara.com)–Khusnul Nasution (47) tewas ditikam dua orang temannya sendiri. Duel tak seimbang itu terjadi di Jalan Rawa Cangkuk I, Medan Area, Jumat (27/12/2019) sekira pukul 02.00 Wib.

Informasi yang dihimpun, dua pria yang menghabisi Khusnul adalah abang beradik WC (30) dan TC (20). Menurut seorang warga setempat, pertikaian ketiganya berawal dari patungan hendak membeli sabu-sabu. Khusnul kemudian disebut ditunjuk sebagai pembeli barang haram itu.

“Mereka ribut, katanya gara-gara patungan mau beli sabu,” beber RZ, saat ditemui di sekitar lokasi, Jumat (27/12/2019) pagi.

Namun, setelah uang terkumpul dan diserahkan kepada Khusnul, barang yang dijanjikan ternyata tak kunjung dibeli. Hal itu membuat kedua terduga pelaku naik pitam.

“Marahlah pelaku. Mereka ribut di Jalan Rawa Cangguk I. Korban melawan dan dikeroyok sampai terdesak dan tak seimbang. Apalagi, korban saat itu dalam keadaan mabuk. Dia sempat lari ke Gang Khadijah,” jelasnya.

Saat lari ke Gang Khadijah, kedua pelaku terus mengejar Khusnul hingga salah seorang pelaku menikamnya menggunakan pisau lipat sebanyak 2 tusukan.

“Pas kenak tikam, korban masih bisa berdiri lagi. Kedua pelaku langsung melarikan diri. Warga membawa korban ke Rumah Sakit Muhamadiyah Jalan Denai. Aku di situ malam itu,” imbuh RZ.

Namun, hanya beberapa saat setiba di rumah sakit, Khusnul dinyatakan meninggal dunia. Sementara itu, anak kandung Khusnul yang ditemui di rumah duka mengaku tidak mengetahui persoalan yang menyebabkan ayahnya itu ditikam.

“Ada 2 luka tusukan di bawah ketiak sebelah kiri,” kata Muhammad Ami (21), putra kandung Khusnul Nasution, saat ditemui di rumah duka, Jalan Denai Gang Saudara, Medan Area, Jumat (27/12/2019) pagi.

Ami mengaku tak tahu persoalan ayahnya karena selama ini dia pun tinggal bersama ibunya di kawasan Saentis.

“Masalahnya aku nggak tau bang. Soalnya aku tinggal di Dusun 6 Saentis, Percut sama mamak. Mamak dan bapak udah cerai. Aku taunya karena dikasih kabar keluarga di sini kalau bapak meninggal lantaran dibunuh,” akunya.

“Status ayah sekarang duda. Waktu pisah dengan mamak saya, masing-masing menikah lagi dan Bapak saya sudah cerai dengan istrinya kedua. Saya berharap agar pelaku dihukum seberat-beratnya,” pintanya.

Masih menurut Ami, ayahnya itu selama ini bekerja sebagai sopir angkutan kota (angkot). “Dari mamak, kami 2 orang anaknya. Dari istri yang kedua, bapak nggak punya anak,” tuturnya.

Kapolsek Medan Area, Kompol Faidir Chaniago dan Kanit Reskrim Iptu ALP Tambunan saat dikonfirmasi, membenarkan adanya peristiwa penikaman hingga menyebabkan kematian itu.

“Satu pelakunya sudah kita amankan. Sabar ya, nanti kita rilis di Polrestabes Medan,” kata Faidir diamini Tambunan menjawab wartawan. (mdc)

Mungkin Anda juga menyukai