CALEG GOLKAR

Akhyar : Saya Tidak Punya Beban kepada Bawahan

MEDAN (medanbicara.com) – Calon Walikota Medan nomor urut 1, Ir H Akhyar Nasution MSi mengajak seluruh warga Kota Medan agar dapat menggunakan hak pilihnya secara merdeka pada pilkada serentak 9 Desember 2020.


“Gunakan hak pilih sesuai dengan penilaian, jangan memilih karena pemberian, kita harus selektif, berani menentukan sikap. Datanglah ke TPS, pilih dengan rasa merdeka, dan jangan terpengaruh dengan intimidasi. Saya Akhyar Nasution, akan menerima keputusan rakyat jika itu betul ril dari rakyat, tapi jika tidak, saya tidak terima,” tegas Akhyar usai closing statement dalam live streaming di Studio PW Al Washliyah Medan, Kamis (3/12/2020).


Sebelumnya, Akhyar juga mengucapkan selamat milad ke 90 kepada Al Washliyah. Organisasi besar ini, kata Akhyar, sudah banyak berkontribusi untuk Sumatera Utara khususnya Kota Medan. “Jayalah Al Washliyah dari zaman ke zaman,” ucap Akhyar.
Di sisi lain, Akhyar juga menerangkan bagaimana perjodohannya dengan Ustad Salman Alfarisi dalam kontestasi Pilkada Medan saat ditanya moderator Ahmady.


“Perjodohan dengan Ustad Salman, sudah lama, karena beliau jadi anggota DPRD dan saya Wakil Walikota Medan, sudah pasti saya sering komunikasi. Kalau dilihat dari zona nyaman (Ustad Salman sebagai Wakil Ketua DPRD Sumut), berat. Tapi bukan itu jadi ukuran bagi beliau, tapi lebih kepada pengabdian. Kota Medan harus dipimpin secara serius, orang yang punya full time. Kebetulan kami bertempat tinggal di Medan. Kalau sudah full time, artinya kami sudah siap,” jelasnya.


Keseriusan itu, lanjut Akhyar, diliat dari sisi pengalaman dan pengetahuan. Ini yang menjadi tolak ukur Akhyar dan Ustad Salman. “Ustad Salman 2 periode menjadi anggota DPRD Medan. Saya pernah jadi anggota DPRD Medan, kemudian wakil walikota dan Plt Walikota. Karena mengelola Medan harus totalitas,” sebutnya.


Totalitas yang dimaksud Akhyar, termasuk pengelolaan birokrasi di pemerintahan, termasuk kepling sebagai ujung tombak pemerintahan. “Saya dipilih rakyat, saya tidak punya beban pendisplinan terhadap bawahan, yang tidak melayani, mengenai kepling seperti dinasti, kita lihat kasus per kasus, saya tidak punya beban kepada mereka. Reward and funishment akan kita terapkan,” tegas Akhyar menjawab pertanyaan salah seorang warga, Eri Rahman Damanik yang menyampaikan, jabatan kepling sudah seperti dinasti dari ayah turun ke anak.


Untuk perbaiki birokrasi, Akhyar menyebut ada 2 sisi, yakni perbaikan attitude ASN. Makanya, sebagai pemimpin dia harus memberi contoh kepada bawahannya. “Pertama, pemimpin harus bersih dulu, jangan bebani dengan kutipan. Kalau pemimpin bersih, dia bisa menekek anak buahnya. Saya tidak punya cukong, sehingga tidak punya hutang, kecuali hutang saya kepada warga yang telah memberikan amanah,” jawabnya.


Dalam kepemimpinannya nanti, dia telah menyusun program prioritas. Sebab, jabatan kali ini hanya 3,5 tahun saja. Makanya, dia akan meneruskan program kerjanya seperti perbaikan infrastruktur, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas maupun rumah sakit.


Mengenai potensi ekonomi dan investasi, Akhyar mengaku, sangat terdampak di masa pandemi. “Syukur Alhamdulillah, covid 19 kini sudah dapat terkontrol. Ketika nasional melonjak, kita masih tetap stabil. Jika ini terus begini, saya akan mengembangkan ekonomi yang terputus dengan membuka kembali pembelajaran tatap muka dimulai dari perguruan tinggi. Banyak hal tentang ekonomi yang kita bangun, setelah ini tersambung, investasi juga akan berkembang. Wisata di Medan juga sangat besar untuk memikat investor. Kita juga tengah mengembangkan heritage kesawan, sudah ada persiapan, tinggal implementasi saja. Kemudian kita mengembangkan wisata bahari di Belawan. Ini investasi yang bisa kita kembangkan di Medan,” ucapnya.


Tak hanya itu, Akhyar juga mengatakan, banyak ulama yang lahir di Medan termasuk pendiri Al Washliyah yang kini sedang diperjuangkannya menjadi pahlawan. “Kita akan melakukan revitalisasi untuk makam. Ini menjadi tanda pernah lahirnya ulama kita. Kita sudah mulai, yakni di Kota Bagun, namun karena covid 19 jadi ditunda, di Pekan Labuhan juga, karena Pekan Labuhan merupakan kota pertama di Kota Medan. Itu akan menjadi perhatian kita dan ini menjadi potensi wisata budaya dan ini akan kita kembangkan. Bahkan Buya Hamka juga lahir di Medan,” tandasnya.


Untuk kaum milenial, Akhyar juga sudah membuat wadah kreasi bagi anak anak muda kreatif. “Sebelum saya cuti, saya sudah buat program, customize festival yakni menampung kreatifitas anak muda, apakah itu seni grafity ataupun yang lainnya. Taman di Kota Medan itu juga bisa dijadikan tempat berkreasi. Di sana kita kembangkan. Untuk Medan Amplas, tahun 2020 di sudut pas Simpang Mariendal, akan dibuat taman. Begitu juga di Taman Cadika, ini kita siapkan untuk milenial creatif centre,” ucapnya kembali.


Oleh karena itu, Akhyar meminta warga untuk ke TPS dan menggunakan hak pilihnya pada 9 Desember dengan rasa merdeka dan sesuai pilihan yang benar benar objektif. (*)

Mungkin Anda juga menyukai