CALEG GOLKAR

Dokter Keluarkan Cacing Pita 2,17 Meter dari Perut Wanita

MEDAN (medanbicara.com)

Tim medis kembali berhasil mengeluarkan cacing pita (Taeniasis) sepanjang 2,17 Meter dari seorang pasien wanita yang mengalami gangguan infeksi cacing pita semenjak kecil.

Penemuan ini adalah penemuan ketiga untuk Kota Medan yang sebelumnya pernah ditemukan dan juga berhasil mengeluarkan cacing pita dari penderitanya di 2014, lalu.

Sebagaimana yang disampaikan DR dr Umar Zein, DTM&H, Minggu (25/2) membenarkan seorang pasien wanita warga Medan yang mengalami infeksi cacing pita datang ke klinik Tropic dan Infeksi miliknya untuk konsultasi dan pengobatan.

Umar Zein menyebutkan pasien mengaku semenjak kecil hingga ia berumur 24 tahun sekarang ini telah menderita infeksi, setiap buang air besar selalu bercampur dengan potongan cacing pita tersebut.

Lanjutnya lagi, benar saja setelah pasien meminum obat Praziquantel dari Vietnam ini tak berselang beberapa lama keluar bersama kotorannya ditemukan cacing pita yang panjangnya setelah diukur 2,17 meter.

Atas penemuan ini, Umar Zein yang juga Ketua Tim Peneliti FK UISU ini menyebutkan kasus infeksi usus dikarenakan kebiasaan mengkomsumsi daging mentah atau setengah dimasak baik itu pada daging sapi maupun babi.

Sebab siapapun bisa terkena infeksi usus apabila kebiasaan mengkomsumsi daging mentah, sebab bila memasaknya sempurna maka larva penyebab cacing pita akan mati.

Ia juga menyebutkan ini ada temuan keempatnya, penemuan pertama dan kedua di Medan pada 2014, disusul temuan yang ketiga di 2017, paling banyak di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Ini bermula adanya keluhan pasien yang datang berobat, yang kemudian ditelusuri ke daerah asalnya di Kabupaten Simalungun, ternyata ada beberapa warga yang juga mengalaminya.

Dari hasil penelusuran untuk Kabupaten Simalungun ada 171 kasus yang mengalami infeksi usus atau penderita cacing pita ini. Tak hanya sampai disitu, Umar Zein menuturkan ia dan tim FK UISU berhasil mengobati dan mengeluarkan cacing pita dari tubuh salah seorang pasien yang panjangnya mencapai 10 meter lebih saat itu.

Atas penemuan ini, Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Umar Zein berharap agar pemerintah kabupaten/kota maupun Provinsi Sumatera Utara agar segera melakukan tindakan terutama dalam pengadaan obat-obatan.

Menurutnya, dalam pengadaan obat-obatan tidak sama dengan pengobatan bagi penderita cacing tanah, seperti kremi, tambang dan gelang yang bisa dibeli pada apotik sedangkan cacing pita sangat langkah sekali yang ada hanya di Vietnam.

Sehingga pemerintah bisa menyiapkan anggaran untuk pengadaan obat untuk mengobati pasien yang menderita cacing pita, karena penyakit tersebut bisa terjadi kapan saja tanpa mengenal wilayah apabila kebiasan memakan daging mentah atau kurang sempurna tidak diubah.

Harapannya, peran dunia perguruan tinggi dalam hal ini Fakultas Kedokteran UISU bisa menjadi pusat penelitian dan pengobatan untuk wilayah Sumatera, karena sentra lainnya ada di Bali.

“Daerah endemik cacing pita itu ditemukan di Sumatera Utara, Bali dan Papua,” tandasnyar. (fatimah)

Mungkin Anda juga menyukai