CALEG GOLKAR

Ibu-ibu Periwiritan Sepakat Coblos Akhyar-Salman


MEDAN (medanbicara.com) – Hj Nurul Khairani ‘Akhyar’ Lubis menghadiri dua perwiritan seperti Majelis Taklim Mashitoh di Medan Kota dan Perwiritan Nurul Iman yang terletak di Pasar 3, Krakatau, Jumat (16/10/2020).
Pada silaturahmi itu, Nurul mengakui, pembangunan di Kota Medan belum selesai dilakukan. Begitupun, di masa kepemimpinan Ir Akhyar Nasution, sudah banyak berbuat untuk Medan, namun masih banyak pula pekerjaan yang belum tuntas dilakukan.
“Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan, kepemimpinan Pak Akhyar masih ada pekerjaan yang belum tuntas. Untuk tuntas dan lebih maju, penerapan itu nanti akan dilakukan setelah duduk kembali. Jadi saya harapkan sama-sama kita mengusung Akhyar-Salman,” harap Nurul.
Nurul memohon doa dan dukungan kepada ibu-ibu perwiritan untuk AMAN. “Jadi di kesempatan ini, mohon disampaikan kepada keluarga dan kerabat untuk niat Akhyar – Salman dan tanggal 9 Desember 2020, mari sama-sama kita ke TPS dan gunakan hak pilih kita, sebab suara kita penentu untuk memilih pemimpin yang kita cintai dan kita rindukan,” ungkap Nurul.
Selain itu, Nurul juga berbicara tentang program kerja Akhyar – Salman saat menjadi pemimpin di Kota Medan. “Ibu-ibu jika ada kreativitas untuk menunjang ekonomi keluarga, program kerja Pak Akhyar – Salman nantinya akan ada pembinaan pelaku usaha di kelurahan. Jadi siapa yang berkeinginan, nanti bisa ditampung di sana, tentunya akan ada persyaratan yang harus dilengkapi terlebih dahulu,” jelasnya.
Saat sesi diskusi, Hafsah, salah seorang ibu perwiritan berharap, mudah mudah ke depan Akhyar – Salman sukses dan terpilih kembali menjadi Walikota dan Wakil Walikota Medan.
“Saya berkeingin untuk kebaikan ibu-ibu yang sudah tua, jika terpilih nanti, kami berharap adanya guru tahsin, tajwid kita yang bagus, salah baca bisa salah artinya. Kalau bisa dipanggil guru dan kalau bisa gratis. Kalau untuk guru tahsin ini mahal, (kami di sini sangat butuh itu), kadang tukang becak, ibu rumah tangga, jual kue, kalau bisa setiap Sabtu bisa dilakukan untuk belajar ini,” harapnya.
Tak hanya itu, Hafsah juga merasa sedih melihat kehidupan warga di sana. Dengan hanya mengandalkan menjual lontong ataupun kue, namun anak-anak mereka sudah yatim dan perlu dibiayai.
“Maunya dibikinlah beasiswa. Kalau orangtuanya susah, dia bisa sekolah lebih tinggi. Penjual kue kiranya bisa diberikan bantuan, kadang-kadang ke kepling, gak ada tempatnya, saya lihat itu, kok gak adil, sementara pejabat disalurkannya. Itulah saya mohon, saya minta maaf atas kelancangan saya ini,” sebutnya.
Menjawab ini, Nurul menjelaskan, hal ini sudah ada di dalam program kerja Maghrib Mengaji. “Salah satu yang saya sampaikan maghrib mengaji. Untuk pembinaan, saya juga akan sampaikan ke Bapak. Mengenai beasiswa, kartu Indonesia pintar, itu salah satunya akan kita lanjutkan. Bagi yang kurang mampu, maaf tentu ada persyaratan, akan kita lanjutkan untuk program ini. Sudah ada sebenarnya, kemudian dari sekolah (juga ada),” terangnya.
Oleh karena itu, Nurul berharap peranan dan dukungan ibu ibu perwiritan agar program yang telah ada ini dapat diimplementasikan ketika Akhyar – Salman menjadi pemimpin di Kota Medan. (*)

Mungkin Anda juga menyukai