CALEG GOLKAR

Relawan Bundo Kanduang Pekikan AMAN Menang

MEDAN (medanbicara.com) – Pekikan Medan AMAN, AMAN Menang, Coblos Nomor 1, saat menyambut kehadiran Calon Walikota Medan, Ir Akhyar Nasution di posko Relawan Bundo Kanduang yang terletak di Jalan Bromo Lorong Trimo, Kelurahan Binjai, Medan Denai, Senin (16/11/2020) sore.


Sekretaris Forum Komunikasi Bundo Kanduang (FKBK) Sumut, Lumongga Sikumbang menyatakan sangat besarnya harapan mereka untuk memenangkan Akhyar – Salman pada Pilkada Medan 2020.


“Besar harapan kami bapak jadi walikota, menjadi wakil kami. Kami harap, ketika bapak jadi Walikota Medan, bapak bisa membina kami, kami butuh dukungan bapak, kami butuh perekonomian kami membaik, lapangan kerja. Kami berdoa kepada Allah SWT semoga diijabah, semoga Pak Kkhyar yang menang. Aamiin…,” tutup Lumongga yang akrab disapa Sur.
Sebelum menutup sambutannya, dengan penuh semangat, Sur mengomandoi bersama ibu ibu untuk memekikkan Medan AMAN, AMAN Menang, Coblos Nomor 1. “Demikian saja pak. InsyaAllah, semoga Allah ijabah,” tutupnya. 
Dalam kesempatannya, calon Walikota Medan, Ir Akhyar Nasution sangat senang bisa hadir bersilaturahim bersama relawan Bundo Kanduang. “Tadi semangatnya luar biasa. Saya hadir kemarin semakin bertambah semagat untuk bekerja memenangkan suara warga Kota Medan,” ucap Akhyar mengawali sambutanya.

Kepada ibu-ibu, Akhyar mengakui, kondisi ekonomi yang serba sulit ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan juga seluruh dunia. “Kita berdoa semoga ini bisa terkendali. Ekonomi lagi sulit-sulitnya. Dalam ilmu ekonomi, ini namanya ada rantai yang terputus. Kalau selama ini ada bantuan, itu sangat tidak menyelsaikan. Tapi kita mau usaha berjalan,” terangnya.

Akhyar menjelaskan, tak berjalannya perekonomian, salah satunya berdampak pada sekolah melakukan sistem daring, bahkan perguruan tinggi juga begitu. “InsyaAllah, jika covid sudah semakin terkendali, kita berharap rektor perguruan tinggi agar memulai kembali pembelajaran tatap muka, agar rantai ekonomi yang terputus, dapat tersambung kembali,” jelasnya.

Akhyar menganalogikan terputusnya mata rantai ekonomi dengan tidak berjalannya pembelajaran tatap muka. “Saya tinggal di dekat UMSU. Mahasiswanya ada sekitar 20.000, kita katakanlah 50 persen bukan anak Medan. Kalau pengeluaran 2 juta per orang, termasuk makan dan kos, berarti ada sekitar Rp20 miliar. Itulah yang hilang selama covid. Jadi pengembalian ekonomi, dengan cara tadi. Perusahaan besar juga begitu, mereka bisa berproduksi, tapi engak ada yang beli,” beber Akhyar.

Menurut Akhyar, membangun Medan tidaklah gampang. Di mana, ada sekitar 3 juta penduduk di dalam. “Jadi, membangun Kota Medan harus serius, tidak boleh main main, tidak boleh coba-coba, bukan yang berpengalaman itu hebat, tapi kematangan itu yang paling penting. Kalau amanah itu sampai kepada saya, saya akan memperlakukan warga secara adil. Itu adalah tugas pemimpin,” tegasnya.
Dia mengingatkan, kita semua sudah sepakat mendukung Akhyar – Salman. Waktunya tidak lama. Ibu-ibu ini yang paling rawan, mungkin nanti ada yang lagi dirayu, Ada yang dirayu dengan beras maupun uang. Ada di sini panwas? Tolong juga diperhatikan, yang saat ini sedang membagi-bagikan beras.


“Nanti godaannya mungkin lebih lagi, mungkin duit. Akhyar – Salman tidak akan melakukannya, karena Akhyar – Salman tidak punya duit, tidak punya cukong. Kalau saya punya cukong, saya pasti miliknya cukong. Saya harus kembalikan uang yang sudah dikasih,” tegas Akhyar kembali.
Maka dari itu, apa yang menjadi harapan warga, itulah yang akan mereka abdikan ketika menjadi pemimpin di Kota Medan. “Kami hanya berdoa kepada Allah, karena Allah yang berikan amanah. Kalau itu ada, kami akan jaga amanah dan kami pertanggungjawabkan kelak kepada Allah. Terimakasih ibu ibu yang sudah bertekad, semangatnya memilih Akhyar-Salman. InsyaAllah, kami menjaga amanah. Aamiin….,” tutup Akhyar.

Saat sesi tanya jawab, Andam Dewi Chaniago, salah seorang relawan yang juga Bendahara FKBK Sumut, berharap agar pasangan AMAN (Akhyar – Salman) dapat memperhatikan warga. “Kami di sini rata rata suami kami adalah tukang sepatu, penjahit, pedagang, dilatihlah kami pak, supaya kami dibawah naungan dari Pemko Medan,” pintanya.


Menjawab ini, Akhyar menerangkan, pelatihan yang diberikan pemerintah itu ada banyak, termasuk juga dari kelurahan. “Dana untuk itu ada, dana kelurahan juga, tapi selama covid 19 ini ada dana, tapi semuanya dialihkan untuk penanganan covid. Jadi nanti, setelah ini berangsur semakin membaik, kita bangun kerjasamanya agar lebih aktif lagi,” ucapnya.
Di sisi lain, Akhyar juga mengajak ibu-ibu maupun pelaku usaha untuk beralih ke digital marketing.


“Saya waktu ke Gang Seto, saya mau beli masker. Luar biasa bu. ‘Saya beli ya bu’, ‘udah laku pak’. Loh siapa yang punya? orang Batam, saya pigi ke sebelahnya, juga udah laku, yang beli orang Palembang. Waktu debat pertama kemaren, itu memang fakta. Saya gak kebagian masker. Jadi bu, kita juga harus mengkuti tren yang ada,” pesan Akhyar.


Usai pertemuan, para relawan dan ibu-ibu di sana mengajak Akhyar untuk berfoto bersama. Salah seorang relawan, meminta untuk videokan dan mengomandoi Medan AMAN, AMAN Menang, dan Coblos Nomor 1 sesaat Akhyar beranjak meninggalkan lokasi. (*)

Mungkin Anda juga menyukai