Sindikat Rampok Amplas Dibekuk Polsek Patumbak

PATUMBAK (medanbicara.com) – Sepak terjang M. Arman Silalahi (21) sebagai spesialis perampok di angkutan kota (angkot) kandas sudah.

Pria yang tinggal di Jalan Seser  Kelurahan Amplas Kecamatan Medan Amplas ini akhirnya diseret ke kantor polisi karena tertangkap tangan merampok penumpang angkot Morina 81 di bawah fly over Akmplas, Kamis (23/6) sekira jam 22.00 Wib.

Peristiwa tersebut bermula saat Wawan (25) warga Belawan (korban) yang baru pulang dari tempat neneknya di Matapao Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai, bermaksud pulang ke Belawan. Sampai di Teriminal Amplas korban menyambung angkot Morina 81 yang memang jurusan ke Belawan.

Saat itulah, korban yang saat itu hanya penumpang satu - satunya di dalam angkot dibuntuti oleh pelaku bersama satu pelaku lainnya masuk ke dalam angkot tersebut. Angkotpun berangkat meninggalkan terminal, menuju Jalan SM Raja. Sesampai dibawah fly over Amplas, disitulah kedua pelaku beraksi. Dengan cara menodong korban pakai obeng, pelakupun berhasil melucuti dompet korban.

Setelah berhasil, kedua pelaku langsung kabur. Korban yang tidak ikhlas dompet yang berisi uang Rp 1,4 juta itu diambil pelaku, langsung ikut turun dari angkot dan meneriaki pelaku.

Teriak korban mengundang perhatian pengguna jalan untuk mengejar pelaku, bersamaan itu petugas Kepolisian Polsek Patumbak yang kebetulan melintas saat patroli langsung ikut mengejar pelaku dan berhasil menangkap satu pelaku dan satu pelakulainnya berhasil kabur.

Meski sudah di tangan polisi, emosi warga juga tidak terbendung. Oleh warga yang jumlahnya lebih banyak dari polisi, pelaku (M.Arman Silalahi) langsung dipukuli. Petugas kepolisian yang sempat kewalahan mendinginkan amuk warga akhirnya berhasil membawa pelaku ke Mapolsek Patumbak.

Di kantor polisi, pelaku mengakui perbuatannya. Menurutnya, saat itu dia nekat merampok untuk kebutuhan hidup. Dan dia mengaku melakukan aksinya tidak sendiri melainkan bersama satu temannya. Parahnya, pelaku juga mengakui  perampokan yang sering terjadi di sekitaran Amplas adalah pekerjaan sindikat dirinya dan teman - temannya.

"Sudah tidak terhitung berapa kali saya merampok, sudah sering bang. Kalau kami maen biasanya 4 orang dan terakhir ini hanya berdua kami bang tapi saya tidak tau namanya karena itu abang - abangan aku, biasanya aku panggil dia abang aja. Tapi saya bisa kasih tau ciri - ciri kawan saya itu orangnya putih dan sering naik kereta Mio yang juga tinggal di Amplas. Saya akui, setiap main kami bisa berhasil hingga dapat Rp1 juta sampai 2 juta dan terakhir ini hanya Rp 1,4 juta," sebut Arman pada wartawan, Jumat (24/6).

Sementara Wawan (korban) mengaku sangat kesal dengan perbuatan pelaku. Menurutnya, uang Rp 1,4 juta yang ada di dalam dompetnya yang diambil pelaku adalah uang untuk keperluan biaya sekolah adiknya.

"Saya pulang dari tempat nenek di Matapao, dan saat mau pulang saya dirampok pelaku. Yang saya sesalkan uang itu dikasih nenek pada saya untuk keperluan biaya sekolah adik saya," sebut korban seraya menangis yang mengaku uang di dompetnya itu tidak ditemukan pasca pelaku dimasa warga.

Kanit Reskrim Polsek Patumbak, AKP Ferry Kusnadi saat ditemui wartawan mengaku telah menahan tersangka.

"Pelaku sudah kita tahan, dan selanjutnya kita proses secara prosedur hukum," ungkap kanit. (emzu)

Mungkin Anda juga menyukai