CALEG GOLKAR

Temu Ilmiah Nasional Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPBI) ke VIII, Ini Pesan Plt Wali Kota Medan…

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Farid Wajedi ketika membuka Temu Ilmiah Nasional Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPBI) ke VIII di Gedung Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (FT USU), Jumat (1/11).(ist)

MEDAN (medanbicara.com)-Seluruh komponen terutama unsur cendikiawan, akademisi, praktisi dan pihak-pihak yang concern pada dunia pendidikan harus bersama-sama berkontribusi dan berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia khususnya Kota Medan, sehingga dapat bersaing secara global. Terlebih di tengah-tengah kemajuan serta perkembangan zaman dan tekhnologi yang semakin pesat.

“Pendidikan adalah salah satu modal besar yang harus dimiliki agar kita dapat menjadi manusia unggul yang berdedikasi di bidang masing-masing. Tujuannya agar kita dapat berkontribusi untuk Indonesia yang semakin baik,” kata Plt Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi diwakili Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Farid Wajedi ketika membuka Temu Ilmiah Nasional Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPBI) ke VIII di Gedung Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (FT USU), Jumat (1/11).

Kegiatan yang mengangkat tema “Penataan Lingkungan Binaan Dalam Membentuk Wajah Kota Beridentitas” bertujuan untuk menyampaikan hasil karya ilmiah serta berdiskusi dan mencari solusi terkait keikutsertaan masyarakat dalam peran serta membangun wajah kota lewat identitas budaya yang dimiliki. Oleh karenanya, Farid menyampaikan apresiasi karena diharapkan hasil temu ilmiah tersebut dapat menjadi pedoman dan sumbangsih bagi Pemko Medan dalam merawat dan menjaga identitas budaya.

“Atas nama Pemko Medan kami mengapresiasi Temu Ilmiah yang digelar hari ini. Tentu, kita berharap pertemuan ilmiah ini memberi referensi berarti bagi Pemko Medan untuk menumbuhkembangkan, merawat, menjaga dan melestarikan identitas budaya di Kota Medan. Namun hal tersebut butuh dukungan dari semua pihak terutama masyarakat. Apalagi Kota Medan dikenal sebagai kota multikultural,” bilang Farid.

Berkaitan dengan hal tersebut, Farid pun berharap agar sinergitas antara Pemko Medan dan semua pihak termasuk akademisi dan praktisi dapat terus dibangun dan terjalin baik. Dengan harapan, kolaborasi dan koordinasi menjadi sumbangsih bersama dalam menata Kota Medan ke arah yang lebih baik sehingga dapat terwujud menjadi kota multikultural yang humanis, berdaya saing, sejahtera dan religius.

“Siapapun bisa menjadi apapun dan siapapun bisa berkontribusi apapun, termasuk bagi Kota Medan. Semoga temu ilmiah ini memberi hasil konkrit yang nantinya dapat diimplementasikan di masyarakat, sehingga mampu mengubah pola pikir masyarakar yang acuh menjadi peduli pada sekitar khususnya bagi Kota Medan,” harapnya di hadapan para peserta yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia.

Ketua IPBI Cynthia Wuisang mengungkapkan kegiatan temu ilmiah IPBI ke VIII ini akan digelar selama tiga hari. Kegiatan akan diisi dengan seminar dan workshop jelajah ke sejumlah destinasi wisata di antaranya Istana Maimun dan Rumah Bolon di Kabupaten Simalungun. “Nantinya hasil temu ilmiah akan menjadi pedoman dan referensi para akademisi dan peneliti untuk berkontribusi menjaga identitas budaya termasuk Kota Medan,” ungkapnya.(rel/kom/KU)

Mungkin Anda juga menyukai