CALEG GOLKAR

Warga Ramunia Bentrok di Depan Makodam

MEDAN (medanbicara.com) – Puluhan warga Ramunia, Kabupaten Deliserdang, baku hantam dengan aparat di depan Makodam I/Bukit Barisan Jalan Gatot Subroto saat hendak melakukan unjukrasa, Selasa (31/5).

Warga melakukan aksi karena ingin menuntut haknya terkait lahan di Ramunia seluas 148,97 hektar yang disebut-sebut telah dikuasai institusi aparat.

“Itu kawan kami diculik di dalam. Mereka dipukuli, tolong bantu kami,” teriak ratusan warga Ramunia bersama anggota FKPPI.

Meskipun para warga berteriak, anggota TNI tidak perduli. Mereka tetap menyeret dua warga Ramunia masing-masing Boy Simanjuntak dan Andika.

Akibat kejadian itu, situasi di Jalan Gatot Subroto depan Makodam I/BB sempat mencekam. Para ibu-ibu yang ikut dalam aksi itu menangis ketakutan karena oknum TNI membawa pentungan.

“Kenapa kami dikasari seperti ini. Apa kalian enggak punya orangtua,” keluh puluhan ibu-ibu berkerudung.

Para ibu warga Ramunia yang datang bersama massa FKPPI dihadang dan diminta membubarkan diri. Puluhan anggota TNI yang membawa pentungan memukul mundur puluhan ibu-ibu yang rata-rata berusia senja.

“Saya minta kalian bubar. Apa pulak kalian demo di markas militer. Bubar kalian semua,” teriak anggota TNI berpangkat Letnan Kolonel sembari memegang tongkat.

Meskipun sempat diusir, puluhan ibu-ibu ini tetap bertahan. Mereka meminta dua rekannya yang disekap dibebaskan.

“Mana kawan kami pak. Kenapa kawan kami dipukuli. Mereka kan enggak ada melakukan kerusuhan. Kenapa diculik,” teriak puluhan ibu-ibu.

Dalam aksi pembubaran tersebut, puluhan anggota Kodam I/Bukit Barisan juga mengusir wartawan. Mereka berusaha merampas kamera sejumlah jurnalis, dan mengusir para awak media yang berada di seputaran Kodam I/Bukit Barisan.

“Sudah-sudah, ini kenapa disorot-sorot. Jangan difoto-foto lagi. Mundur lah kalian ini,” bentak oknum TNI berpangkat Letnan Kolonel.

Warga yang menuntut hak atas kepemilikan tanah Ramunia itu didorong paksa dengan menggunakan pentungan.

Warga Ramunia menuding, salah satu oknum petinggi Kodam telah memalsukan surat tanah di Ramunia. Oknum petinggi Kodam I/BB ini disebut-sebut membuat keterangan palsu pada akta otentik lahan Ramunia.

“Dari tahun 2007, kami sudah mempertanyakan sisa pembayaran lahan seluas 148,97 hektar yang belum dibayarkan Kodam. Tapi sampai sekarang, tidak ada kejelasan dari Kodam,” kata seorang warga Ramunia, Boy Simanjuntak.

Menurut Boy, pihaknya sudah mendatangi Puskopad. Sayangnya, pihak Puskopad juga tidak ada memberikan penjelasan terkait lahan Ramunia tersebut.

Kedatangan warga Ramunia ingin bertemu Pangdam I/BB untuk mempertanyakan sisa pembayaran lahan tersebut.

“Saya tadi memang sempat diseret ke dalam pos (jaga) itu. Saya dipukuli di sana. Pipi saya ditampar oleh perwira berpangkat Letkol,” sesal Boy. (emzu)

Mungkin Anda juga menyukai