CALEG GOLKAR

Tersangka Pengebom di Dekat Pos Polisi Kartasura Berbaiat ke ISIS, Inisitiatif Sediri, Cicil Bom dari Duit Orangtua

Pos Polisi Kartasura. (ant/dtc)

JAKARTA (medanbicara.com)-Rofik Asharuddin (23), pelaku upaya bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, ternyata telah berbaiat ke pimpinan ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi. Dia berbaiat lewat Facebook sejak tahun 2018.

“Kedua, pelaku sejak 2018 aktif komunikasi melalui medsos dan internet. Berkomunikasi dengan pimpinan ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi. 2018 akhir berbaiat kepada Baghdadi,” kata Kapolda Jawa Tengah, Irjen Rycko Amelza Dahniel di Mapolda Jateng, Jalan Pahlawan Semarang, Rabu (5/6/2019).

Rycko mengatakan Rofik juga sempat mengajak ayah, ibu, dan kakaknya untuk bergabung, tapi ditolak. Rofik lalu belajar membuat bahan peledak dengan membuat petasan dan diledakkan di lahan belakang rumah.

“Kemudian diajarkan cara membuat bahan peledak. Diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya, membuat mercon dibagi ke anak anak, latihan di belakang rumah yang ada sawah. Akhirnya buat bom seperti yang digunakan 2 hari lalu,” ujarnya.

Selain itu, Rofik sudah menyiapkan bom sejak 2018 untuk aksi di pos polisi Kartasura, Kartasura, Jawa Tengah. Dia membeli bahan-bahan membuat bom dengan meminta uang dari orang yuanya.

“Dia minta uang sama ibunya. Hanya dari ibunya. Beli alat dicicil sejak 2018, beli elektronik, bahan kimia untuk jadi black powder, kemarin casingnya panci, kalau panci ada di rumah. Dia meledakkan manual. Orang tua sudah ingatkan agar tidak buat-buat mercon, tahunya mercon besar,” jelas Rycko.

“Sasarannya polisi, bukan masyarakat,” imbuhnya.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan Rofik belajar membuat bom dari internet. Dia membeli bahan-bahan sendiri hingga membuat bom.

“Di rumahnya ditemukan bahan-bahan pembuatan bom dan alat untuk membuat bom. Itu dia belajar dari internet melalui handphone. Kemudian dia membeli juga, semua dia beli sendiri. Sudah bisa kita buktikan bahan-bahannya memang mudah dicari. Kemudian bomnya kita lihat itu tidak sempurna. Kalau dia (bom) sempurna, pasti dia meledak besar," kata Tito di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (5/6).

Bom buatan Rofik itu berdaya ledak rendah dan tidak sempurna. Hal itu bisa dilihat dari kondisi Rofik yang hanya terluka.

"Ini kan tidak meledak besar. Kemudian dia terluka, masih bisa hidup. Kalau dia profesional, ledakannya pasti akan besar dan yang bersangkutan bisa hancur badannya. Pengalaman selama ini begitu," ujarnya.

Tito mengatakan Rofik hendak menyerang Pos Polisi Kartasura pada Senin (3/6) jelang tengah malam. Namun bom itu meledak sebelum tiba di pospol.

"Itu dia mau nyerang pos polisi, tapi (bom) meledak di luar pos. Tapi semua sudah kita kerahkan untuk mencoba mendalami jaringannya," ujarnya.

Tito menuturkan Rofik belum terindikasi ikut jaringan teror meskipun pernah mengikuti pengajian kelompok yang terpapar terorisme. Karena itu, polisi untuk sementara menyimpulkan aksi itu merupakan serangan lone wolf. Rofik membuat bom dan mengambil inisiatif sendiri.

"Tapi untuk sementara kami menyimpulkan bahwa serangan ini adalah serangan lone wolf, serangan yang dilakukan sendiri, teradikalisasi sendiri, membuat bom sendiri, mengambil inisiatif sendiri, menyurvei sendiri. Itu pun kita lihat juga dari operasi yang relatif gagal karena apa, karena yang kena dia sendiri," tuturnya. (dtc)

Mungkin Anda juga menyukai