CALEG GOLKAR

Keluarga Lakukan Tes DNA, Korban Kebakaran Pabrik Mancis Tak Bisa Dikenali

Kondisi korban di lokasi kejadian. (ant)

LANGKAT (medanbicara.com) – Isak tangis keluarga dan kerabat korban kebakaran pabrik perakitan mancis di Jalan Tengku Amir Hamzah, Desa Samberejo, Kabupaten Langkat, saat jenazah korban tiba di RS Bhayangkara Medan.

Sejumlah orang yang merupakan keluarga korban tampak mengerumini mobil jenazah untuk mencari sanak saudaranya. Namun, kondisi jenazah yang dikabarkan tewas terpanggang karena terjebak di dalam bangunan pabrik perakitan mancis tersebut, membuat para korban tidak dapat dikenali.

Faisal, suami dari Maria salah seorang dari 30 korban kebakaran tersebut mengaku tidak dapat mengenali istrinya. Ia mengatakan hanya pakai pakaian hitam yang terakhir dikenakan istrinya itulah yang membuat Faisal tanda akan jenazah yang telah gosong itu.

"Cuma itulah tanda kalau jenazah itu (Maria) istri saya," katanya kepada wartawan, saat di temui di RS Bhayangkara Medan, Jumat (21/6).

Pria yang tinggal di Kelurahan Kebun Lada, Kota Binjai ini mengaku mendapat kabar kebakaran saat dirinya hendak berangkat ke Masjid untuk melaksanakan ibadah salat Jumat.

Setelah mendapat kabar tersebut, Faisal langsung menuju ke lokasi kebakaran untuk mencari sang istri.

"Langsung lari saya ke lokasi, tapi sampai sana (pabrik perakitan mancis) saya liat udah bertumpuk mayat," ujarnya lirih

Tim DVI Polda Sumatera Utara hingga Jumat malam masih mengumpulkan data Ante Mortem untuk proses identifikasi korban tewas saat kebakaran terjadi di pabrik perakitan mancis di Jalan Tengku Amir Hamzah, Desa Samberejo Kabupaten Langkat.

Dari 30 korban kebakaran, sebanyak 23 keluarga yang sudah mencocokkan data Ante Mortem mulai dari ciri korban, seperti bentuk tubuh dan ciri lain agar jenazah mudah diidentifikasi.

"Kita masih mengumpulkan data Ante Mortem dari keluarga korban. Ini masih mengambil sampel untuk pemeriksaan DNA. Karena mengingat kondisi jenazah luka bakar yang cukup serius," kata Kasubdit Kespol AKBP Jauhari Ginting, di RS Bhayangkara Medan.

Ia mengatakan, terhadap keluarga korban diambil sampel DNA untuk dibandingkan dengan sampel DNA yang diambil dari jenazah.

"Sampel DNA bisa diambil dari anaknya atau orangtuanya," jelasnya

Jauhari menyarankan agar keluarga korban yang belum memberikan keterangan diharapkan segera datang ke RS Bhayangkara Medan untuk berikan keterangan berupa ciri-ciri khusus korban maupun untuk ambil sampel DNA dari keluarga yang garis vertikal. (ant)

Mungkin Anda juga menyukai