CALEG GOLKAR

RS M77 Sukses Cangkok Kornea Mata

Pasien Keratopati usai menjalani operasi cangkok kornea di RS M77 Jln Sei Mencirim Medan, Minggu (29/4)/fatimah  

MEDAN (medanbicara.com)-Tim Medis Rumah Sakit M77 yang berada di jalan Sei Mencirim, Medan berhasil melakukan operasi transplntasi atah cangkok kornea mata seorang warga S. Sinuraya, (69), warga jalan Bhayangkara Medan, Sabtu (29/4). Operasi yang berlangsung lebih-kurang 1 jam lebih itu dilakukan oleh dr H. Emir El Newi SpM, di supervisi oleh dr Alie Solahuddin SpM dari palembang.

Wakil Direktur RS M77 Ismail Nasution mengatakan, operasi dilakukan kepada pasien yang menderita keratopati atau kerusakan pada kornea.

“Ini tindakan operasi pada mata yang bertujuan mengganti kornea mata yang sudah rusak atau tidak berfungsi dengan kornea baru. Tindakan keratoplasty atau transplantasi kornea berlangsung lebih kurang 1 jam,” katanya.

Menurutnya, pencangkokan mata merupakan upaya RS M77 untuk mengembangkan cangkok kornea di Sumut.

“RS M77 perdana membuka tabir layanan ini. Kornea mata yang akan dimasukkan ke mata pasien ini berasal dari Amerika. Sebab, di negara tersebut diperbolehkan mengambil kornea dari mata pasien yang sudah meninggal di RS,” ucapnya.

Sambungnya, UU di sana memperbolehkan diambilnya kornea mata bagi pasien yang sudah meninggal.

“Kita harapkan, masyarakat dengan gangguan kornea bisa kita layani. Biaya pengolahan, perawatan dan transportasi kornea membutuhkan sebesar Rp25 juta, ini ditanggung oleh RS,” ungkapnya.

Sementara itu, Supervisi Dr. Alie Solahuddin menyebutkan, sejak 5 tahun belakangan ini layanan cangkok kornea ini mulai redup atau mati suri di Indonesia, sebab tidak ada lagi donor kornea yang diberikan secara gratis. Padahal, sebelumnya setiap bulan dirinya melakukan tindakan cangkok mata sebanyak 3 – 5 orang.

“Dulu Bank Mata Indonesia dapat bantuan dari luar negeri seperti Srilangka, India dan Amerika. Namun, lama-kelamaan, sudah tidak ada lagi, harus ada biaya pengolahan, pengawetan dan transportasi. Biaya inilah yang harus diganti oleh penerima donor kornea,” ujarnya.

Menurutnya, donor mata sulit sekali didapat di Indonesia karena banyak keluarga dari orang yang meninggal tidak mau korneanya diambil.

“Bank Mata sudah sosialisasi ke mana-mana, advokasi ke pemerintah hingga meminta bantuan ke luar negeri, Srilangka, India dan Amerika,” katanya.

Lanjutnya, rusaknya kornea pada mata dikarenakan adanya infeksi dan lainnya.

“Cangkok kornea ini tingkat keberhasilannya tinggi pada orang dewasa, mencapai 80 persen, sedangkan anak-anak sekitar 60 persen karena perawatan anak lebih sulit pasca operasi, sehingga perlu pengawasan ketat dan benar. Anak suka mengucek matanya, ini yang kita takutkan pasca operasi,” pungkasnya. (fatimah/ef)

 

 

Mungkin Anda juga menyukai