Sensasi Bus Listrik di Medan, Nyaman dan Tidak Berisik

MEDAN (medanbicara.com) – Pada Januari 2024 lalu, Pemerintah Kota Medan meluncurkan bus listrik gratis bagi warganya, moda tranportasi baru yang menawarkan sensasi berbeda. Nyaman dan tidak berisik.Reza Wibowo, MedanTidak hujan pagi ini. Medan 4 November 2024 adalah sesuatu yang biasa. Kesibukan warga berjalan dengan wajar. Namun, hal ini berbeda dengan Reza Syaputra. Pekerja di salah satu tenant di sebuah mal ternama itu merasakan sesuatu yang beda.Dia ingin mencoba sesuatu yang baru — setidaknya baginya — naik bus listrik. Dia memang telah lama mendengar soal angkutan umum itu, tapi belum pernah menjalaninya. Sekian kawannya telah menikmati dan semuanya memuji. Mereka, para kawan Reza, memilih naik bus listrik ketika akhir pekan. Menikmati layanan gratis sambil menikmati suasana kota dengan santai. Reza tidak mau. Dia mau mencoba moda transportasi itu saat hari kerja, penuh suasana suntuk dan terburu. Apakah juga nyaman?Maka, dia tinggalkan sepeda motor di rumahnya. Kendaraan yang biasa mengantarkannya ke tempat kerja itu terparkir tenang di teras. Reza pun berjalan kaki menuju Komplek J-City, Jalan Karya Wisata, Kecamatan Medan Johor.Lokasi halte keberangkatan bus listrik itu memang terbilang tidak jauh dari rumahnya, cukup lima menit berjalan kaki. Dan, sekira pukul 08.30 WIB, Reza sudah di lokasi, bersiap menaiki bus listrik untuk pertama kali.”Bus ini lewat tempat kerjaku, Bang. Selagi gratis ya kan,” kata Reza sambil tersenyum kepada penulis yang duduk di sisinya.Reza mengaku tidak sabar untuk merasakan sensasi menumpangi bus listrik untuk pertama kalinya. Dia penasaran, cerita kawan-kawannya membangkitkan rasanya untuk mencoba.”Sengaja kupilih Senin, Bang, mau ngetes kekmana kalau hari kerja ya kan,” kata warga Jalan Karya Wisata, Medan Johor, itu.Yang jelas, meski belum pernah naik bus listrik, Reza berharap keberadaan bus listrik di Kota Medan bisa terus dipertahankan, bahkan dikembangkan. Dengan harapan, lebih banyak warga Kota Medan yang merasakan manfaat dari layanan bus listrik gratis sehingga mau beralih dari kendaraan pribadi.Menurutnya, adanya bus listrik sangat mengurangi kemacetan di Kota Medan. Pasalnya, sSekarang ini banyak warga yang naik kendaraan pribadi. Jadi, kalau beralih ke kendaraan umum, tentu akan mengurangi kemacetan.”Mungkin, bisa saja aku naik ini kalau mau kerja, Bang,” ucap Reza ketika bus mulai bergerak. Sangat jelas pria berusia dua puluhan itu menilai laju bus dan suara mesinnya. “Jauh lebih murah, Bang, tak harus beli bensin,” tambahnya.Penulis beralih ke Salma, warga Medan Johor yang juga berada dalam bus itu. Salma mengaku rela antre hanya untuk merasakan menumpangi bus listrik gratis tersebut. Dia mengaku malah sudah candu naik bus listrik.Pun penumpang lainnya, Selvia dan Icha. Awalnya, dua mahasiswi ini naik bus listrik hanya akhir pekan, sekadar untuk menikmati perjalan. Tapi, sekarang malah jadi kebiasaan.”Bus listrik ini sangat enak, nyaman dan tak berisik. Kalau naik angkot, Abang, kan tahu, ribut dan berasap,” cetus Selvia.”Program bus listrik yang digagas Bobby Nasution (Wali Kota Medan sebelumnya, Red) ini sangat baik dan bagus, apalagi untuk pekerja dan mahasiswa, sangat membantu dalam beraktivitas,” timpal Icha.Sebagai informasi, pada Januari 2024 lalu, Pemerintah Kota Medan meluncurkan bus listrik gratis bagi warga Kota Medan. Gagasan Wali Kota Medan saat itu, Bobby Nasution, memang mendapat respon sangat luar biasa dari masyarakat.Apalagi, untuk dapat naik bus listrik ini, masyarakat tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun alias gratis. Dan, operasional bus listrik yang merupakan pertama kali di Medan ini menjadi salah satu tahapan mewujudkan angkutan masal modern berbasis jalan raya. Sebelumnya Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan, Iswar Lubis mengatakan bus listrik ini sebagai tahap operasional Bus Rapid Transit (BRT) yang saat ini sedang dalam proses finalisasi DED.Untuk rute jalannya yakni, keberangkatan koridor bus listrik ini dari J-City, Kecamatan Medan Johor. Dari J-City keluar ke Jalan Karya Wisata, masuk ke Jalan AH Nasution, kemudian ke Jalan Jamin Ginting untuk mengakomodir warga yang berkuliah di Universitas Sumatra Utara.Dari Jalan Jamin Ginting, kemudian masuk ke Jalan Pattimura, Jalan Sudirman, dan Jalan Diponegoro. Lintasan di Jalan Diponegoro ini untuk mengakomodir warga di seputaran kantor Gubsu, lurus lagi sampai ke Jalan Pengadilan.Kemudian belok kanan ke Jalan Maulana Lubis untuk mengakomodir warga di perkantoran seputar kantor Wali Kota Medan, lalu ke Balai Kota, Putri Hijau, belok kiri Guru Patimpus, Gatot Subroto, Iskandar Muda, Jamin Ginting, dan kembali ke J-City.”Bus tidak akan berhenti selain di halte-halte yang telah ditentukan. Waktu berhentinya juga sebentar, paling 15 detik, buka pintu, turun-naik, berangkat,” kata Iswar Lubis. Sepanjang rute yang dilalui bus listrik akan dibangun 46 halte. Sebanyak 6 bus disiagakan untuk melayani masyarakat Kota Medan,” tambahnya.Wali Kota Medan saat itu, Bobby Nasution, mengatakan operasional bus listrik gratis ini tidak menggunakan dana APBD, melainkan hasil kolaborasi antara Pemko Medan dengan PT Kalista.Pemko Medan tetap konsisten mengembangkan kendaraan ramah lingkungan. Sejak pemerintah pusat menginstruksikan pemerintah daerah menggunakan kendaraan listrik, Pemko Medan termasuk salah satu yang menjalannya instruksi tersebut.Pada praktiknya bus listrik tidak sekadar untuk trayek khusus Medan saja, tapi ada sebanyak 60 unit bus listrik yang menghubungkan wilayah Medan-Binjai-Deli Serdang (Mebidang).Ada sekian halte yang dibangun seperti BRT bus station 13 Lapangan Merdeka, BRT01 Flamboyan-Amplas, BRT02 Lau Cih-SPBU Pembangunan, BRT03 Amplas-Pinang Baris, BRT04 Medan Labuhan-Amplas, dan BRT05 Pinang Baris-Cemara.Kemudian BRT06 Lapangan Merdeka-Belawan, BRT07 Karya Wisata-Medan Mall, BRT08 Deli Tua-Stasiun KA Bandar Khalifa, BRT09 RS Adam Malik-Citraland Gama City, BRT10 Pancur Batu-Plaza Medan Fair, BRT11 Terminal Lubuk Pakam-Amplas, BRT12 Terminal Ikan Paus-Medan Mall, dan BRT13 Amplas-Pinang Baris (ring road).”Mudah-mudahan 60 bus listrik itu bisa kami beroperasi di Kota Medan sekaligus menggantikan BRT yang existing hari ini berjalan,” ungkap Bobby saat peletakan batu pertama pembangunan halte percontohan BRT Bus Station 13 Lapangan Merdeka di Jalan Balai Kota Medan, Minggu (25/8/2024) lalu.Melansir itdp-indonesia.org, Senin (4/11/2024), sejak 2019 pemerintah Indonesia memang fokus mempercepat adopsi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk transportasi jalan, yang salah satu tujuannya adalah mengurangi tingginya emisi GRK dan polusi udara. Kementerian Perhubungan menetapkan target ambisius untuk mengelektrifikasi 90% dan 100% angkutan umum massal perkotaan berturut-turut pada 2030 dan 2040, serta elektrifikasi seluruh angkutan umum — termasuk angkutan kota — pada 2045.Pemerintah Republik Indonesia pun menyediakan sejumlah insentif untuk menstimulasi penetrasi KBLBB. Insentif yang diberikan menyasar penyediaan KBLBB dari manufaktur (supply) maupun penggunaan KBLBB oleh pengguna kendaraan (demand). Ragam insentif yang diberikan pun bervariasi, baik untuk kendaraan roda 2, roda 4, maupun bus listrik. Salah satu hal yang harus dipastikan adalah menyediakan layanan transportasi publik perkotaan yang baik. Pasalnya, saat ini, rasio jumlah penduduk dan jumlah bus di kota-kota di Indonesia masih jauh tertinggal dibanding kota global lainnya. Dengkan kata lain, elektrifikasi tidak hanya menjadi momentum untuk sekadar mengganti armada bus konvensional dengan bus listrik, namun juga secara gradual menambah armada transportasi publik perkotaan dengan armada nol emisi agar kebutuhan armada transportasi publik di waktu yang akan datang dapat terpenuhi.”Aku duluan ya, Bang,” kata Reza begitu bus berada di Jalan Diponegoro. Mal tempat kerjanya memang berada di jalan itu, tepatnya di samping Masjid Agung Sumatra Utara. “Mantap, Bang. Cepat, nyaman, tak berisik, dan tak berasap!” tambah Reza soal sensasi yang dia rasakan naik bus listrik. (*)

Mungkin Anda juga menyukai