CALEG GOLKAR

Permainan Tembak Ikan di Kota Siantar di Tengah Pandemi Covid-19, Ada yang Masih Bertahan, Ada yang Sudah Tutup

Ilustrasi

SIANTAR (medanbicara.com)-Pandemi Virus Sars n-Cov-2 (Covid-19) berdampak luar biasa di berbagai bidang usaha, tak terkecuali pada bisnis mesin game shooting fish.

Sejumlah pengelola usaha permainan shooting fish (tembak ikan), bahkan ada harus menututup bisnis mereka dan bahkan merumahkan para karyawannya.

Selain, lokasi permainan shooting fish (Tembak Ikan), merupakan akitivitas bisnis yang paling banyak membutuhkan kontak fisik. Hal itu, tentu menjadi ancaman dalam penyebaran virus Covid-19.

Hingga saat ini, instansi terkait belum mengizinkan bisnis yang diterpa isu miring, karena sering kali dikaitkan dengan ‘beraroma’ judi terselubung.

“Ada evaluasi dan tahapan-tahapan untuk pembukaan lokasi permainan shooting fish (tembak ikan), serta lain-lain dengan protokol kesehatan ketat, dari ancaman dalam penyebaran virus Covid-19,” kata seorang warga, ditemui di seputaran Komplek Siantar Bisnis Center (SBC), Kelurahan Merdeka, Kecamatan Siantar Timur Kota pematang siantar, Senin (8/2/2021).

Namun meskipun begitu, sejumlah pebisnis mesin game shooting fish, tetap mampu bertahan dengan ide dan expertise (kepiawaian) mereka.

Seperti di seputaran Komplek Ruko Jalan KF Tandean komplek Siantar Bisnis Center (SBC) Kelurahan Merdeka, Kecamatan siantar Timur.

Jalan Sriwijaya Kelurahan Melayu, Kecamatan Siantar Utara dan Jalan TB Simatupang, Kelurahan Kahean Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar, dibolehkan dibuka saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala dalam masa transisi dan masa kebiasaan baru.

Padahal permainan shooting fish (tembak ikan) ini bisnis yang paling banyak melakukan kontak fisik, karena permainannya tidak bisa berjarak.

Sementara di Komplek ruko Prambanan Kelurahan Melayu, Kecamatan Siantar Utara tak mampu bertahan, harus menututup bisnis mesin game shooting fish mereka, dan bahkan merumahkan para karyawannya.

Menurut seorang warga Kecamatan Siantar Utara, Senin (8/2/2021) siang menjelaskan, bisnis permainan shooting fish (tembak ikan) memang tergolong baru di dunia relaksasi (hiburan). Disebutkannya, permainan ini dapat mengundang wisatawan dan bisa dikatakan bisnis menjanjikan pada masa depan.

Namun, sambil menunggu perkembangan pandemi, para pengusaha permainan shooting fish (tembak ikan), harusnya memperhatikan kebersihan dan keamanan agar bisa memberikan pelayanan aman dan nyaman kepada pengunjung.

“Protokol kesehatan yang harus disiapkan antara lain, ada wastafel di luar ruangan, hand sanitizer dan pengukuran suhu tubuh. Di bagian depan menempelkan stiker untuk menunjukkan suhu badan para karyawan/kasir, kalau mereka dalam kondisi sehat,” katanya.

“Selain itu, pengunjung yang akan bermain diwajibkan memakai masker. Karyawan/kasir, penukar coin, juga melakukan hal serupa, menggunakan masker kain, pelindung sekali pakai. Tapi, yang saya amati, sejumlah pengunjung (pemain), maupun karyawan/kasir penukar coin, terkadang malah tidak mengenakan masker kain pelindung sekali pakai,” katanya.

Sementara itu, seorang karyawan (penukar coin), yang ditemui di Jalan Sriwijaya Kelurahan Melayu, mengaku benar-benar tidak tahu harus bagaimana, jika permainan shooting fish (tembak ikan), tempat dia bekerja tidak lagi beroperasi.

“Jika benar-benar dirumahkan, seperti yang di Prambanan, belum ada kepikiran mau berbuat apa,” katanya, Senin (8/2/2021) pagi.

Perempuan muda yang mengaku bukan warga Kota Pematangsiantar tersebut mengatakan, imbauan protokol kesehatan juga diterapkan dan mereka harus menjaga jarak.

“Di mesin area, diterapkan protokol kesehatan. Semua tamu (pemain) pun diminta mengenakan masker lebih dulu, Tapi gimana? Tetap saja ada yang tak pakai masker,” sebutnya sembari tertawa kecil.

Ia juga mengatakan, banyak usaha yang sudah dilakukan agar tetap menerapkan prokes agar toke (bos mesin game shooting fish) mendapat pemasukan.

“Tapi tamu dari luar kota tetap tak singgah,” katanya, tanpa memberi penjelasan lebih rinci.

Untuk diketahui mesin game shooting fish dikatakan identik memiliki hubungan erat dengan relaksasi (hiburan) dan dapat menarik pariwisata dan pastinya saling membutuhkan.

Wisatawan tentunya butuh relaksasi (hiburan) untuk menghilangkan penat. Di sisi lain, pengusaha permainan shooting fish (tembak ikan) membutuhkan pengunjung dan wisatawan (pemain) untuk terus berkembang.

Untuk diketahui, Kota Pematang Siantar salah satu Kota di Provinsi Sumatera Utara, dan kota terbesar kedua di Provinsi setelah Medan.

Kota Pematangsiantar hanya berjarak 128 Km dari Kota Medan dan 50 Km dari Parapat, sering menjadi kota perlintasan bagi wisatawan yang hendak ke Danau Toba.

Sebagai kota penunjang pariwisata di daerah sekitarnya, kota ini memiliki 8 hotel berbintang, 10 hotel melati dan 268 restoran. Di kota ini masih ada terdapat sepeda motor BSA model lama sebagai becak bermesin yang menimbulkan bunyi yang keras.

Namun sayang, sejumlah kegiatan permainan shooting fish (tembak ikan) di Kota Pematangsiantar diterpa isu miring, karena sering kali dikaitkan dengan ‘beraroma’ judi terselubung.

Sementara itu, Kasubag Humas Polres Siantar, Iptu Rusdi Yahya ketika dikonfirmasi mengaku akan segera menindaklanjuti dan berkordinasi dengan GTPP Covid-19 Kota Pematangsiantar.

“Tanks infonya, akan kita koordinasi dengan Gugus Tugas,” jawabnya singkat via WhatsApp, Senin (8/2/2021) sore. (ray)

Mungkin Anda juga menyukai