Direktur Pemasaran Bank Sumut Ada Di Rakernas PDIP
MEDAN (medanbicara.com) – Belum lagi selesai masalah ketidakmampuan jajaran Direksi PT Bank Sumut mencapai target laba, sudah muncul masalah baru lagi, yakni tunggakan pajak PT Bank Sumut yang cukup fantastis sebesar Rp1,7 triliun.
Kedua masalah ini belum kelar, muncul lagi persoalan baru di internal bank plat merah itu. Kali ini salah seorang jajaran Direksi PT Bank Sumut berbuat ulah, kedapatan menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP, tanggal 10-12 Desember 2015 lalu, di Jalan Expo Kemayoran Jakarta.
Adalah Direktur Pemasaran PT Bank Sumut, Ester Junita Ginting lah yang menghadiri rapat nasional partai Banteng Moncong Putih itu.
Terkait hal itu, Ester Junita Ginting belum bisa dikonfirmasi. Nomor telepon seluler pribadinya yang selama ini aktif, ternyata tak aktif ketika dikonfirmasi, Kamis (14/1).
Sementara itu, Staf Humas PT Bank Sumut, Romi yang dihubungi awak koran ini, mengaku dia tidak mengetahui persoalan itu.
Kendati begitu, Romi terkesan membela atasannya tersebut.
“Kalau soal itu, saya tidak tahu menahu. Saya tidak dapat informasi mengenai itu. Kami ini kan pegawai, misalkan saja ada saudara kami yang ikut dalam partai dan sedang akan rapat dengan partainya, lantas misalnya saudara saya itu meminta saya untuk menemuinya, itu kan tidak salah. Kalau seandainya Bu Ester datang di acara rapat itu, kita juga belum bisa memastikan kapasitas Bu Ester menghadiri rapat itu. Bisa saja sebagai undangan pribadi. Kalau Bu Ester sekarang lagi di Labuhanbatu Utara (Labura), mungkin karena lagi di luar kota, beliau tidak mengaktifkan handphonenya," kata Romi.
Terpisah, pengamat anggaran dan kebijakan Sumut, Elfenda Ananda menyesalkan sikap yang diambil Direktur Pemasaran PT Bank Sumut, Ester Junita Ginting dengan menghadiri Rakernas PDIP itu.
Secara etika pasti, dari sisi badan usaha daerah, prinsip-prinsip efektif, akuntable, profesional harus dijalankan. Kalau memang dia (Ester Ginting) orang partai, harusnya dia dipastikan dulu ke luar dari partai itu.
"Kalau dia masih orang partai, dikhawatirkan akan mencampuradukkan kepentingan politik dengan kepentingan publik," tegas Elfenda. (koko)