CALEG GOLKAR

Empat Bulan Kasus Kematian Ketua PAC PDIP Batangkuis Mengambang

MEDAN (medanbicara.com) – Sudah empat bulan kasus kematian Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kecamatan Batangkuis, Deliserdang, Zaelani (45), namun sampai sekarang siapa pelakunya belum terungkap.

Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol Helfi Assegaf, ketika ditanya mengenai perkembangan penanganan kasus itu, mengaku saat ini polisi masih terus berupaya mengungkap kasus itu. Meski begitu, Helfi, menyebut jika pihaknya masih belum mengantongi identitas pelaku sadis yang menghabisi nyawa Zailani.

“Sampai saat ini, kita masih terus berupaya mengungkap kasus itu. Dan identitas pelaku juga belum kita kantongi,” jawabnya, Kamis (11/2).

Terpisah, anggota DPRD Sumut, Sutrisno Pangaribuan, yang juga merupakan kader PDIP mengungkapkan kekecewaannya terhadap Polda Sumut. Sutrisno, bahkan menyebut jika nyawa manusia itu sudah tidak begitu berarti lagi.

“Mungkin karena nyawa manusia itu sudah tidak begitu berarti lagi, makanya kasusnya nggak kunjung terbongkar,” katanya.

Dia menyatakan, belum terungkapnya kasus tersebut diduga karena melibatkan oknum kepolisian.

“Saya lihat tidak ada lagi kemampuan polisi dalam mengungkap kejadian-kejadian yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang, atau mungkin saja karena kasus ini kita duga melibatkan polisi, makanya tidak diungkap,” lanjutnya lagi.

Dia juga sempat mengandaikan, jika kasus kematian Mirna Salihin di Jakarta terjadi di Sumut, maka bisa dipastikan kasus tersebut juga tidak akan terungkap.

"Untung saja kasus seperti kematian Mirna tidak terjadi di Sumut, jika kasus yang penuh dengan berbagai teka-teki itu terjadi di Sumut, pasti tidak akan terungkap. Lihat saja, kasus yang seperti ini saja belum bisa diungkap, apalagi seperti kasus Mirna," tegasnya.

Untuk itu, Sutrisno, menegaskan dia akan menyurati DPP PDIP agar memberi perhatian khusus terhadap kasus kematian kader PDIP yang terjadi di Batangkuis itu.

Diketahui, Zaelani, Ketua PAC PDIP Batangkuis, yang merupakan warga Gang Seri, Dusun VII, Desa Tanjungsari, Kecamatan Batangkuis, Deliserdang, tewas ysng terjadi pada Rabu, 8 Oktober 2015 lalu.

Sejak awal ditemukannya jasad Zaelani, petugas kepolisian setempat sempat mengatakan, jika Zaelani meninggal karena serangan jantung, meski saat itu hasil otopsi masih belum keluar.
Karena tercatat sebagai kader partai politik dan bukan masyarakat biasa, kematian Zaelani mulai ditelusuri kader PDIP lainnya.

Mulai dari awal penemuan jasad, kejanggalan dengan beberapa bekas luka di tubuh korban, hingga sehari sebelum jasad itu ditemukan. Dari situ dirangkum, Zaelani adalah korban pembunuhan.

Dikaitkan dengan peristiwa sehari sebelum Zaelani ditemukan tewas, diketahui jika korban sempat berurusan dengan personel Polsek Batangkuis.
Saat itu, polisi menemui Zaelani ke rumahnya, karena Zaelani terlibat kasus utang-piutang. Ketika itu, Zaelani sempat berupaya menghindar dan mengatakan, jika ia ingin bertemu dengan orang tuanya.

Permintaan itu disetujui polisi yang menunggu di depan rumahnya. Namun kesempatan itu justru dimanfaatkan Zaelani untuk kabur dari kamar mandi rumahnya. Esoknya, jasad Zaelani ditemukan di tanah garapan, sekira 500 meter dari kediamannya. Kulitnya tampak terkelupas. Diduga disetrum, juga terdapat seperti luka tusuk pada bagian lehernya.

Sebelumnya, penyidik dari Subdit III/Umum, Ditreskrimum Poldasu telah melakukan pra rekonstruksi kematian kader PDIP Batangkuis itu di sekitar rumahnya. Namun hingga menjalani bulan ke lima sejak kematian Zaelani, kasus itu tak lagi terdengar. (emzu)

Mungkin Anda juga menyukai