CALEG GOLKAR

Siswi SD Diduga 4 Kali Diembat Kakek Berusia 78 Tahun, Warga Marah Sang Kakek Belum Diamankan…

Keluarga korban saat di ruang UPPA Polres Karo. (ita)

KARO (medanbicara.com)-Usia boleh tua tapi soal urusan bawah perut kakek LS (78) masih oke. Warga Desa Kutabuluh, Kecamatan Kutabuluh, Kabupaten Karo, Sumut itu diduga tega mengembat siswa SD yang masih duduk di bangku kelas 2.

Gilanya lagi, bocah malang sebut saja Mekar (10) diperdaya dengan bujuk rayu sehingga berulang kali berhasil diembat sang kakek. Menurut puluhan warga di Mapolres Karo Selasa (26/3/2019) saat mendampingi korban dan orangtuanya membuat laporan resmi ke Polres Karo, terbongkarnya kasus dugaan pencabulan yang dilakukan kakek 78 tahun itu ketika Mekar berselisih paham dengan salah seorang kawan sekolahnya di sekolah.

“Saat itu saya mendengar Mekar dan kawannya beradu mulut dan temannya itu bilang jika Mekar sudah digituin bulang (kakek) LS. Jadi saya lerai agar jangan berantem, karena penasaran, kutanya lagi sama Mekar apakah yang dibilang temannya itu benar. Ternyata Mekar mengaku dan bercerita jika sudah empat kali diajak bulang itu,” ujar salah seorang guru yang juga ikut mendampingi keluarga korban di kantor polisi.

Karena informasi itu sudah tersebar ke seluruh warga desa, akhirnya warga mengarahkan seorang guru untuk mengantar Mekar ke Puskesmas Kutabuluh untuk divisum. Dan dari hasil visum, dokter mengatakan jika Mekar sudah tak perawan lagi karena bibir kemaluannya ada tanda-tanda kemerahan atau lecet.

“Dari situ kami langsung melapor ke Polsek Kutabuluh dan dibawa visum lagi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabanjahe. Selang beberapa minggu, hasil visum itu belum ada. Sehingga hari ini kami pertanyakan ke polisi, tapi nyatanya hasil visum itu bertolak belakang dengan hasil visum dokter Wasra Sinulingga yang bertugas di Puskesmas Kutabuluh. Hasil visum dari RSUD dinyatakan masih normal atau perawan, jadi timbul pertanyaan bagi kami,”ujar warga kepada polisi.

Mereka menduga, jika hasil visum tersebut ada rekayasa atau ada permainan. Karena kejadiannya sekitar bulan Februari, kenapa hasil visumnya lama keluar. Sehingga seluruh warga tidak percaya dengan hasil visum yang dikeluarkan dokter David Leo Ginting, SpOg.

“Kami ingin divisum lagi ke rumah sakit di Medan, namun sebelum Mekar kami bawa ke Medan. Pelaku harus ditindak dulu, karena warga yang memiliki anak perempuan menjadi resah. Jika sewaktu-waktu memakan korban lagi. Kita Mamak-mamak kebanyakan kerja di ladang, jadi kami takut meninggalkan anak kami di rumah. Sementara pelaku masih bebas berkeliaran di kampung. Karena pelaku ada kedai kecil-kecilan yang menjual makanan anak-anak,” ujar warga didampingi Kepala Desa Adven Singarimbun, BPD dan beberapa guru korban.

Di sela-sela warga membuat laporan resmi, wartawan sempat berbincang-bincang dengan korban. Korban mengaku telah digituin terduga pelaku sebanyak empat kali di tempat yang berbeda.
“Pertama di kamar rumah bulang (kakek), kedua di bawah rumah dekat tanaman ropah (ketimun Jepang), ketiga di depan sekolah TK dan terakhir di kedai (warungnya) bulang (kakek),”ujar Mekar sambil menitikkan air mata. (ita)

Mungkin Anda juga menyukai