CALEG GOLKAR

Wow! Penggunaan Dana Bos Tidak Transparan, Ratusan Siswa SMA Negeri 1 Tiganderket Rusak Fasilitas Sekolah

Ratusan siswa SMA Negeri 1 Tiga Nderket menggelar aksi demo, di Jalan Pendidikan, Desa Tiga Nderket, Kecamatan Tiga Nderket, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Senin (16/09/2019) sekira pukul 11.00 WIB. (ogo)

KARO (medanbicara.com)-Ratusan siswa SMA Negeri 1 Tiga Nderket menggelar aksi demo, di Jalan Pendidikan, Desa Tiga Nderket, Kecamatan Tiga Nderket, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Senin (16/09/2019) sekira pukul 11.00 WIB.

Mereka menuntut pihak sekolah tranparan tentang dana BOS serta perbaikan-perbaikan fasilitas sekolah yang telah rusak dan mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.

Keterangan yang dihimpun, sejak pagi hari ratusan siswa dari kelas X, XI, dan XII sudah berkumpul di lapangan sekolah. Dengan membawa spanduk dan kertas yang ditulis, para siswa ini meminta kepada Kepala Sekolah, Jasua Surbakti, mengenai kejelasan dana BOS yang diduga adanya penyelewengan dana.

Begitu juga dengan fasilitas-fasilitas milik sekolah yang rusak dan tidak diganti, seperti ruang sekolah yang atapnya jebol, jendela yang pecah, pembatas ruangan sekolah yang menggunakan karton, dan kamar mandi yang rusak dan tak layak.

Seorang siswa, Replita br Ginting (16) mengatakan, selama dua tahun belajar di sekolah tersebut, fasilitas sekolah yang rusak belum diperbaiki.

"Aku udah 2 tahun di sini bang, tapi sejak masuk sampek sekarang, atap jebol, kaca pecah, kamar mandi, masih rusak bang, nggak diperbaiki. Jadi kemana dana BOS-nya? Kami minta kejelasan dan transparan soal dana bos itu, kemana ditujukan," terangnya.

Dia mengaku kalau buku pelajaran di perpustakaan sangat sedikit yang menyusahkan siswa ketika hendak menyelesaikan tugas sekolah.

"Buku kami juga nggak ada di perpustakaan, kalau kami mau cari referensi buku itu nggak ada dan kurang," kesal siswi kelas XI itu.

Dirinya juga mengatakan kalau seluruh siswa pada saat masuk pelajaran baru dimintai uang sebesar Rp500 ribu, dengan alasan untuk membangun jalan gang menuju sekolah yang rusak.

"Di awal kami dikutip uang Rp500 ribu, katanya mau diperbaiki gang jalan ke sekolah karena rusak. Tapi sampek sekarang udah 2 tahun, masih juga belum diperbaiki," tambahnya.

Para siswa pun berharap kepada pihak sekolah, khususnya Kepala Sekolah untuk menjelaskan perihal transparansi dana BOS yang masuk ke sekolah. Dan berharap agar fasilitas di sekolah untuk kepentingan Proses belajar mengajar di sekolah.

Aksi demo siswa ini membuat aktifitas belajar mengajar lumpuh total satu harian dikarenakan siswa tidak mau kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar. Bahkan siswa sempat anarkis, ruangan sekolah dirusak. Bangku serta kaca dirusak oleh siswa yang kesal karena tidak adanya kejelasan dari Kepala Sekolah mengenai kejelasan soal transparansi dana BOS.

"Kami mau kejelasan soal dana BOS, transparansi dana BOS," teriak siswa.

Pihak kepolisian dari Sektor Tiga Nderket dan Koramil 05 Payung bersama Camat Tiganderket Sukur Brahmana yang mengetahui kejadian tersebut langsung turun ke lokasi untuk mengamankan dan mengkondusifkan situasi. Bahkan sempat terjadi kejar-kejaran antara petugas dengan siswa yang hendak merusak fasilitas sekolah.

Alhasil perwakilan siswa pun maju ke depan untuk menyuarakan aspirasinya di hadapan Kepala Sekolah dan sejumlah pengurus Komite Sekolah. Menurut Kepala Sekolah, Jasua Surbakti, kalau dana BOS tidak bisa digunakan untuk keperluan fasilitas sekolah. Mendengar itu, seketika murid serentak berteriak,"Hooooo..."

Saat ditanyai mengenai soal adanya pengutipan uang Rp 500 ribu untuk alasan perbaikan jalan gang menuju sekolah dan pengutipan uang komite Rp 50 ribu, dia berkilah kalau tidak ada kutipan tersebut.

"Nggak ada itu, nggak ada dikutip," kilahnya yang terlihat gugup saat dicecar pertanyaan.

Begitu juga saat ditanyai mengenai alokasi dana BOS untuk keperluan buku para siswa, dirinya mengaku kalau dari dana BOS per siswa mendapat Rp1,4 juta yang digunakan untuk keperluan operasional sekolah. Dan juga untuk alokasi dana BOS untuk pembelian buku sebesar 20 persen.

"Itu ada alokasi dana 20 persen dari Rp500 juta lebih untuk alokasi buku, tapi itu nggak bisa langsung harus bertahap," kilahnya kembali, yang saat ditanyai kemana lagi dana BOS selebihnya, dan mengaku kalau untuk operasional sekolah.

"Kalau sisanya ada di buku, lupa saya kemana lagi, tapi untuk operasional sekolah," ujarnya.

Untuk menjaga keamanan, para guru pun memulangkan siswa lebih cepat, sementara Kepala Sekolah terlihat tengah berkoordinasi dengan pihak komite, Kapolsek Tiganderket, Camat Tiganderket dan beberapa orang guru di ruangan Kantor Kepala Sekolah.(ogo)

Mungkin Anda juga menyukai