CALEG GOLKAR

Ketua FPI Ultimatum Kapolres Deliserdang, Soal Kasus Pembantaian di Batang Kuis

DELISERDANG (medanbicara.com) -Tak dapat jenderal, kudanya pun jadi. Demikian tamsil perjuangan Abdul Muid (42) mencari keadilan. Saat polisi ‘tak juga bertindak’, dia akhirnya berhasil menangkap 1 di antara sekawanan tersangka pelaku pembantaian terhadapnya. Ketua Front Pembela Islam (FPI) Batang Kuis mengaku melihat sinyal tak beres dalam proses pengungkapan kasus sadis ini.
Peristiwa pembantaian terhadap Muid terjadi di kawasan rumahnya, Dusun I Desa Bintang Meriah, Kec Batang Kuis, Deliserdang, Rabu Subuh 23 November 2016. Hari yang sama, saat diadu ke Polres Deli Serdang (DS), kisahnya termuat pada laporan bernomor 788/XI/2016. “Murni karena fitnah,” aku Muid, siang tadi (30/1), soal motif pembantaian terhadapnya. Ia bercerita.
Petaka bermula saat seorang elit pengurus sebuah OKP di kawasan Batang Kuis kehilangan 5 ekor burung kesayangannya. Lima burung itu terdiri dari jenis murai batu, murai ranting, dan beo. Nah, singkat cerita, tanpa secuil bukti Muid lalu dituduh sebagai sang maling. Disyaki akibat perintah sang oknum OKP itu, nasib Muid selanjutnya apes. Ia diklewang oleh sekawanan preman hingga luka di kepalanya dijahit 36 lapis. “Badannya juga dibantai berulang kali dengan balok. Saat dibantai dengan keji, hape dan sejumlah barang milik suami saya pun dirampas,” timpal Ny Melva Lorena (36), istri Muid. Begitulah. Hingga kasus ini berlalu lebih 2 bulan, polisi belum tampak bertindak. Beruntung Rabu (25/1) pekan lalu Muid, yang kader FPI menemukan 1 di antara 5 sosok pengeroyoknya. Dibantu sejumlah kader FPI di Batang Kuis, Ridho alias Batak, sang tersangka, kemudian diamankan dan digelandang ke Polres DS di Lubuk Pakam.
“Dialah orang yang menjemput saya dari rumah sebelum akhirnya dia dan kawan-kawannya membantai saya,” imbuh Muid soal peran Ridho. Hingga kemarin (30/1) dia masih ditahan dan diperiksa polisi. Alih-alih penangkapan Ridho bisa menguak tabir kasus hingga dalang serta 4 tersangka lain turut dibekuk, Muid malah ketiban apes baru. Pagi (30/1) tadi, sekawanan orang mendatangi kediamannya. Motifnya? Ayah 3 anak itu didesak segera mencabut pengaduannya di Polres DS. Peristiwa itu disaksikan ibu kandung Muid, istrinya, serta 3 tetangganya.
Sementara, hasil penelusuran pihak FPI menyebut lakon Ridho dalam kasus ini hanyalah pion. Bukan ‘jenderal’ atau dalang peristiwa. Pun begitu, buntut peristiwa penahanannya dipastikan rentan menjalar ke sosok otak kasus ini. “Masalahnya, dalang kasus ini merasa dirinya untouchable. ‘Tak tersentuh’ (hukum). Siapa dia? Saya sudah tahu. Ya, kita lihat aja. Karena itu, FPI Batang Kuis yang sejak awal mengawal proses kasus pembantaian warga tak bersalah ini mendesak Kapolres Deli Serdang segera menangkap para tersangka yang lain, termasuk dalangnya,” beber Ketua FPI Batang Kuis, Abdul Hadi.
Guna semakin mengawal proses pengungkapan kasus ini, besok (31/1) Abdul Hadi dan massanya berencana mendatangi Mapolres DS. Dan, soal ini belum ada keterangan resmi dari Kapolres Deliserdang AKBP Robert Da Costa. (sal)

Mungkin Anda juga menyukai