CALEG GOLKAR

Awas! Ada Lengkong Berformalin, 5 Ton Sudah Disita

etugas Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Sumatera Utara menemukan pabrik rumahan yang memproduksi lengkong mengandung formalin, Sabtu (26/5) kemarin siang. (suf)

LANGKAT (medanbicara.com)-Masyarakat harus hati-hati saat akan membeli lengkong di pasaran saat bulan Ramadan. Sebab, Petugas Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Sumatera Utara menemukan pabrik rumahan yang memproduksi lengkong mengandung formalin, Sabtu (26/5) kemarin siang.

Pabrik rumahan lengkong mengandung formalin ini ditemukan petugas BBPOM di Desa Blangkahan, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Petugas yang tiba di lokasi langsung masuk ke dapur pengolahan dan menemukan barang bukti. Dalam penggerebekan itu, petugas menyita sedikitnya 5 ton lengkong siap dipasarkan positif mengandung formalin. Selain itu, petugas juga menyita puluhan formalin yang disimpan dalam 3 drum ukuran 25 kg.

Kepala BBPOM, Yulius S Tarigan mengakui, kalau temuan lengkong berformalin dan puluhan kilogram formalin ini berawal dari sidak yang dilakukan pihaknya di pasar. Ketika melakukan sidak, pihaknya mendapati lengkong berformalin di pasaran.

"Dari situ kita lansung menelusuri temuan. Mulai dari agen lengkong kita tanya hingga kita dapati pabrik ini," kata Yulius S Tarigan.

Dari hasil pemeriksaan awal, jelasnya, pemilik usaha mengaku baru menambahkan formalin ke dalam adonan lengkong untuk menambah daya tahan makanan takjil tersebut selama bulan Ramadan, sebab membeludaknya pesanan.

"Menurut pengakuan pemilik pabrik, dengan menambahkan formalin daya tahan lengkong bisa bertahan sampai 4 hingga 5 hari ke depan. Namun, jika tidak menggunakan formalin hanya bertahan hingga 2 hari saja," tuturnya.

"Oleh sebab itu, pengusahana ini mengakui kalau banyaknya permintaan lengkong di bulan suci Ramadan, membuat pihaknya menambahkan formalin untuk ketahanan lengkong sebelum dipasarkan," timpal Yulius.

Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Yulius S Tarigan juga mengatakan, jika mengkonsumsi makanan yang mengandung zat formalin sangat berbahaya. Sebab, di dalamnya mengandung zat yang dapat menyebabkan berbagai penyakit deigeneratif

"Jadi saya himbau kepada seluruh masyarakat khusunya pemilik usaha. Janganlah berbuat curang dengan mencampurkan formalin. Sebab zat ini sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh," jelas Yulius.

Menurutnya, penyakit deigeneratif ini mulanya akan menyerang saraf dan selanjutnya dapat menyebabkan penyakit kangker (neo paltik) dan juga dapat menyebabkan gagal ginjal. Penyakit-penyakit ini sangat mematikan dan sangat membutuhkan dana yang cukup besar untuk penyembuhan.

"Jadi, mari sama-sama kita jaga agar kita semua terlindungi. Janganlah pengusaha mengorbankan konsumen yang tidak bersalah untuk mendapat keuntungan," harap dia.

Tumin (45), pemilik pabrik mengakui, baru beberapa hari ini saja mencampur zat formalin ini ke dalam adonan lengkong. Hal ini dilakukan karena melihat permintaan yang cukup banyak.

"Baru 6 hari selama bulan suci Ramadhan ini saja saya campurkan formalin untuk ketahanan lengkong," aku Tunin, sembari tertunduk.

Bahkan dijelaskanya, dirinya sendiri tidak mengetahui kalau zat yang dicampurnya adalah formalin. Karena ada seorang yang mengajari kalau lengkong bisa bertahan lama saat dicampur zat tersebut. Hal itu dilakukan setelah mengikuti saran rekannya dan baru mulai memperaktekkanya.

"Beneran, saya gak tahu kalau zat itu formalin. Dalam satu tong pengolahan, saya hanya mencampurkan zat tersebut tidak sampai setengah gelas," papar dia.

Dirinya juga mengakui, kalau lengkong hasil dari rumah produksinya biasanya dipasarkan di wilayah Medan, Deliserdang, Langkat dan Binjai.

"Biasanya agen yang mengambil kemari. Dan memang selama bulan suci Ramadan, ini permintaan meningkat cukup drastis. Dimana dalam sehari kami biasanya memproduksi hingga 5 ton per hari," bebernya. (suf)

Mungkin Anda juga menyukai