CALEG GOLKAR

May Day, 5.050 Buruh se-Sumut Turun ke Jalan

POLDASU (medanbicara.com) – Sedikitnya 5.050 buruh dari berbagai elemen di Sumatera Utara (Sumut) akan menggelar aksi turun ke jalan untuk memperingati Hari Buruh Internasional atau yang lebih trend disebut May Day, Senin, 1 Mei mendatang.

Kasubbid Penmas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan menjelaskan, dari keseluruhan aksi buruh itu tersebar di beberapa daerah, antara lain di Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, Labuhanbatu, Tapanuli Utara (Taput) dan Kota Pematangsiantar.

“Dalam rangka memperingati hari buruh internasional (May Day) tahun 2017, rencananya akan melaksanakan dengan bentuk kegiatan pawai, hiburan, lucky draw, bakti sosial, long march, unjuk rasa damai dan pernyataan sikap pekerja/buruh untuk merayakan May Day 2017,” kata Nainggolan.

Elemen serikat buruh yang akan menggelar aksi turun ke jalan di Kota Medan, sebutnya, yakni dari Serikat Pekerja Industri (SPI) pimpinan Amin Basri dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Sumatera Utara (Sumut) pimpinan Willy Agus Utomo.

“Dari PSI sekitar 250 orang dan dari FSPMI sebanyak 600 orang. Mereka akan mengadakan long march dengan tujuan Kantor Gubsu, Bundaran Majestyk dengan tuntutan penghapuskan Outsourching, kenaikan upah, hak normatif buruh,” sebutnya.

Untuk di Deliserdang, sambung mantan Kapolres Nias Selatan (Nisel) ini, diperkirakan akan diikuti sebanyak 1.150 buruh yang berasal dari 20 elemen yang tergabung dalam dua elemen besar buruh. Dari 20 elemen itu, enam di antaranya tergabung dalam Perserikatan Buruh-Buruh Deliserdang (PBB-DS), antara lain FSPMI-KSPI, SBSI, SPI, SBMI, SBSI 1992 dan FC F SP KAHUT KSPSI. 14 elemen lainnya tergabung dalam Aliansi Pekerja Buruh Deliserdang (APB-DS), yakni DPC F SB KIKES SBSI, DPC F SB KAMIPARHO, BPC SBMI Merdeka, SP BERDIKARI, SBSI 1992, DPC SBSI HUKATAN, DPC SBSI SEJATI, PC SPPP SPSI, DPC KEP SPSI, DPC RTMM SPSI, BPC KBI, SBMI MANDIRI, DPC SBSU dan KBI.

“150 buruh lainnya yang berasal dari Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) 1992 pimpinan Ahmad Albar melaksanakan kegiatan bakti sosial berupa donor darah bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Deliserdang bertempat di Dewan Pengurus Cabang (DPC) SBSI 1992, Jalan Perintis Kemerdekaan, Dusun IV, Desa Tanjungmorawa, Deliserdang. Kalau yang massa sebanyak 1.000 orang buruh dari gabungan PBB-DS dan APB-DS itu berpusat di Alun-Alun Kantor Bupati Deliserdang,” bebernya.

Untuk di Kabupaten Labuhanbatu, lanjut Nainggolan, akan diramaikan sekitar 2.000-an buruh yang berasal dari tujuh elemen.

“Di Labuhanbatu dengan kegiatan hiburan rakyat bertempat di Gedung Nasional Rantau Prapat diikuti tujuh elemen SERBUNDO pimpinan Ishak, DPC SBSI pimpinan A Zega, SPPP pimpinan Ismail Tambunan, SPBUN PTP III pimpinan Anto Bangun, BP.SBPI pimpinan Siman, SPM pimpinan Sofyan Ginting dan KBP pimpinan Bahrinel Hasibuan),” jelasnya.

Untuk di Taput, sekitar 700-an buruh akan menggelar unjukrasa di PT SOL dan Kantor Pemkab Taput. Di Taput diikuti elemen serikat buruh SPTI–SPSI Taput yang dipimpin Goklit Hutauruk dan SBSI Taput yang dipimpin Sanggam Lumban Tobing dengan jumlah massa 700 orang dengan tuntutan penambahan kerja dari SPSI, naikkan Upah Minimum Regional (UMR) dan utamakan pekerja lokal.

Sedangkan di Pematangsiantar, Dewan Pengurus Cabang (DPC) SBSI pimpinan Ramlan Sinaga dan DPC FTA SBSI pimpinan Ramlan Hutabarat akan melaksanakan kegiatan pawai keliling kota Pematangsiantar dengan menggunakan kendaraan bermotor dengan jumlah massa sekitar 500-an orang.

Khusus untuk aksi di Kota Medan, Nainggolan juga sempat mengisyaratkan, jika aksi buruh tersebut berpotensi disusupi kepentingan politik pihak-pihak tertentu. Hal ini berkaitan dengan agenda Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2017 mendatang.

“Pelaksanaan Hari Buruh Internasional di wilayah Sumatera Utara, khususnya di Kota Medan dimungkinkan disusupi oleh berbagai kepentingan tim sukses Pilkada kabupaten/kota 2017 oleh partai politik (parpol), calon kepala daerah peserta Pilkada yang memanfaatkan untuk melakukan penolakan terhadap kebijakan pemerintah yang mereka nilai tidak berpihak kepada rakyat,” ungkapnya.

Dalam hal ini, sambungnya, Polda Sumut juga sudah memprediksi bakal ada hal-hal yang tak inginkan bisa terjadi.

“Adapun perkiraan kerawanan yang kemungkinan terjadi di lokasi konsentrasi massa adalah sabotase, penembak gelap, teror bom, unjuk rasa yang dilakukan dengan cara kurang santun, melempar dan memaki petugas,” tuturnya.

Terkait jumlah personel yang diturunkan untuk pengamanan May Day tersebut, Nainggolan mengemukakan, Polda Sumut menurunkan sebanyak 2.885 personel dengan rincian Polda Sumut 657 personel dan satuan tugas wilayah (Satgaswil) sebanyak 2.228 personel. (emzu)

Mungkin Anda juga menyukai