Poster Dirusak, Calon Kades Bayangan Mencak-mencak
BATANGKUIS (medanbicara.com) – Rosul Siregar, salah seorang calon Kepala Desa (Kades) Bakaranbatu, Kecamatan Batangkuis, mencak-mencak karena mendapati poster pencalonan dirinya di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) April mendatang di depan Gang Saudara, Dusun II, Desa Bakaranbatu, dirusak orang, Sabtu (19/3) lalu.
Saat itu, sambil marah-marah, Rosul sempat menantang warga desa yang tak senang dengan pencalonan dirinya itu.
“Kalau bermain politik jangan seperti ini. Kalau tak senang, datang ke sini, biar kuladeni,” ungkap calon kades yang disebut-sebut bekerja sebagai tenaga honorer di Kota Medan ini.
Ketika marah-marah itu, Rosul juga sempat mengungkapkan, jika dirinya tidak ada mengeluarkan sedikitpun uang untuk pencalonannya alias gratis.
“Aku nyalon ini, tak sepeserpun uangku keluar ya,” katanya lagi.
Sementara warga yang melihat kejadian itu dan tahu oknum yang merusak poster milik Rosul itu, lebih memilih diam dan enggan mengomentarinya. Keengganan warga itu bukan tanpa alasan. Warga berpendapat, jika mereka memberitahukan kepada Rosul, siapa yang merusak poster miliknya, bukan mustahil akan terjadi keributan.
Karena kenyataannya, yang merusak poster miliknya itu tidak lain dan tidak bukan adalah anak dari salah seorang pendukung calon kades lainnya, Tono Sutejo.
“Biarkan sajalah, yang ngerusak itu kan anak dari pendukung si Tono itu. Padahal, Tono Sutejo dan Rosul ini kan sepaket,” ungkap salah seorang warga.
Berkaca dari peristiwa itu, ungkapan Rosul yang mengatakan jika dia tidak mengeluarkan sedikitpun untuk pencalonannya itu, seolah membenarkan asumsi warga Desa Bakaranbatu selama ini yang menyebutkan jika dia merupakan calon boneka dari Tono Sutejo.
Kabar yang santer menyebutkan, Tono Sutejo lah yang membiayai pencalonan Rosul di Pilkades Bakaranbatu. Baik dari biaya pendaftaran sebesar Rp4,5 juta dan biaya lainnya.
Kabarnya lagi, majunya Rosul Siregar menjadi salah satu calon Kades Bakaranbatu, dikarenakan Tono Sutejo ketakutan bila berhadapan head to head atau satu lawan satu dengan kandidat calon kades lainnya, Susmanto.
Ketakutan Tono Sutejo itu bukan tanpa alasan. Tono Sutejo disebut-sebut takut kalah di Pilkades April mendatang, sejak borok-boroknya saat menjabat sebagai kades periode sebelumnya terkuak ke permukaan.
Mulai dari menandatangani kesepakatan dengan PT New Saripati untuk membohongi warga, ketika terjadi gejolak di masyarakat terkait limbah yang dihasilkan perusahaan tersebut. Kemudian soal penggunaan gelar sarjana bodong, di mana Tono Sutejo selalu mengenakan gelar Sarjana Ekonomi (SE) di belakang namanya.
Padahal sudah jadi rahasia umum di kalangan warga Desa Bakaranbatu, kalau dia tidak pernah mengenyam bangku perkuliahan. Dia mengaku, studi di perguruan tinggi sejak tahun 2001 dan baru menyelesaikan kuliahnya di tahun 2009.
Namun anehnya, ketika ditanya alumni universitas mana, Tono Sutejo berang dan berdalih dia memiliki sertifikat dan ijazah S1. Selanjutnya, Tono Sutejo juga disebut-sebut telah 'menjual' Kartu Tanda Penduduk (KTP) warga untuk 'menyerobot' lahan eks Hak Guna Usaha (HGU) PTPN II demi kepentingan pribadinya.
Diketahui pula, keberadaan Rosul menjadi salah satu calon kades ini pun, konon katanya untuk memecah suara di Pilkades Bakaranbatu yang hanya tinggal sebulan ke depan ini.
Terkait hal itu, Tono Sutejo yang dikonfirmasi wartawan via seluler, Selasa (22/3), terkesan gerah dengan tidak bersedia memberi jawaban. Tono Sutejo yang dicecar pertanyaan, hanya menjawab no comment.
"Apapun itu, saya no comment. Karena selalu naik di berita," katanya. (koko)